Pada saat
masyarakat terbagi kedalam dua kelompok atau partai yang bersaing, yang satu
berusaha mempertahankan konstelasi kelembagaan yang lama dan yang lain berupaya
mendirikan yang baru. Dan jika polarisasi itu terjadi, maka penyelesaian secara
politis gagal. Karena mereka berselisih tentang matrik kelembagaan tempat
mencapai dan menilai perubahan politik, karena tidak ada supraintitusional yang
diakui oleh mereka untuk mengadili perselisihan revolusioner ini menggunakan
bantuan tehnik-tehnik persuasi massa ,
seringkali dengan melibatkan kekuatan. Meskipun revolusi mempunyai peran yang
vital dalam evolusi lembaga-lembaga politik, peran ini bergantung pada apakah
revolusi itu merupakan peristiwa yang sebagian ekstrapolitis dan
ekstraintitusional.
Seperti dalam
revolusi politik, dalam pemilihan paradigmapun tidak ada standar yang lebih
tinggi daripada persetujuan masyarakat yang bersangkutan. Untuk menyingkapkan
bagaimana revolusi sains dipengaruhi, kita tidak hanya harus meneliti dampak
sifat dan dampak logika, tetapi juga tehnik-tehnik argumentasi persuasif dan
efektif didalam kelompok-kelompok yang sangat khusus yang membentuk masyarakat
sains itu.
Sesuatu yang
bahkan lebih fundamental daripada standar-standar dan nilai-nilai, bagaimanapun
juga dipertaruhkan. Sampai disini saya berargumentasi hanya bahwa
paradigma-paradigma adalah esensial bagi sains. Sekarang saya ingin
memperagakan suatu pengertian bahwa paradigma-paradigma itu esensial bagi alam.
Revolusi sebagai perubahan atas dunia
Yang lebih
penting lagi , selama revolusi para ilmuwan melihat hal-hal yang baru dan
berbeda ketika mereka menggunakan instrumen-instrumen yang sangat dikenalnya
untuk menengok tempat-tempat yang pernah dilihatnya. Dalam sains, jika
perubahan persepsi menyertai perubahan paradigma, kita tidak mengharapkan para
ilmuwan secara langsung menyokong perubahan ini, ketika memandang bulan, orang
yang beralih kepada Copernicanisme tidak berkata ,” saya biasanya melihat
planet, tetapi sekarng saya melihat satelit,” ungkapan itu akan menyiratkan
pada sistem Ptolomeus pernah benar. Alih-alih orang yeng beralih ke Astronomi
baru berkata, “ Dulu saya menganggap bulan sebagai planet, tetapi saya keliru.”
Pernyataan itu memang berulang setelah terjadi revolusi sains. Jika hal itu
biasanya menyamarkan perubahan pandangan ilmiah atau transformasi mental yang
lain yang efeknya sama, kita tidak bisa mengharapkan kesaksian langsung tentang
perubahan itu. Akan tetapi, kita harus mencari bukti tak langsung atau bukti
berupa prilaku yang oelh ilmuwan dengan paradigma baru terlihat berbeda dari
yang telah dilihatnya sebelum itu.
Tak Tampaknya revolusi
Sampai disini
saya telah mencoba memperagakan revolusi-revolusi dengan ilustrasi, dan
contoh-contohnya dapat dilipat gandakan sampai tingkat yang memuakkan. Akan
tetapi, jelas bahwa kebanyakan diantarannya, yang dengan sengaja dipilih karena
sudah dikenal, biasanya dipandang bukan sebagai revolusi, melainkan tambahan
kepada pengetahuan sains.
Namun, sebagai
wahana pedagogis untuk melestarikan sains yang normal, buku teks harus ditulis
ulang seluruhnya atau sebagian apabila bahasa, struktur masalah, atau standar
sains yang normal berubah. Singkat kata, buku teks harus ditulis ulang setelah
revolusi sains dan, setelah ditulis ulang, mau tak mau ia akan menyamarkan
bukan hanya peran, melainkan juga adanya revolusi yang menghasilkannya. Kecuali
jika masa hidupnya pribadi mengalami revolusi, kesadaran historis ilmuwan yang berkarya maupun orang awam
pembaca kepustakaan buku teks hanya memperluas akibat revolusi yang paling baru
dalam bidangnya.
Lebih dari aspek
manapun dari sains, bentu pedagogis itu lebih menekankan citra kita tentang
sifat sains dan tentang peran penemuan
dan penciptaan dalam kemajuan.
Pemecahan Revolusi
Buku-buku teks
yang baru saja kita bahas hanya dihasilkan sebagai akibat revolusi sains.
Mereka merupakan dasar tradisi baru sains yang normal. Tak dapat dihindarkan
pada masa-masa revolusi nampaknya keyakinan tangguh dan bandel, dan
kadang-kadang memang menjadi demikian. Akan tetapi, ia juga suatu kelebihan.
Keyakinan yang sama itulah yang memungkinkan adanya sains yang normal atau
sains yang memecah teka-teki. Dan hanya yang melalui sains yang normallah
masyarakat profesional para ilmuwan berhasil, pertama dalam memanfaatkan
lingkup potensial dan petisi paradigma yang lama, dan kemudian dalam
mengisolasi kesukaran melalui studi yang bisa memunculkan paradigma baru.
Ini tidak menyatakan
bahwa paradigma baru pada akhirnya meraih kemenangan melalui estetika mistik.
Sebaliknya, sangat sedikit orang yang meninggalkan tradisi hanya karena
alasan-alasan ini. Seringkali mereka yang berbalik itu disesatkan. Akan tetapi
jika suatu paradigma bagaimanapun harus menang, ia harus memperoleh beberapa
pendukung, yakni orang-orang yang akan mengembangkannya sampai titik ketika
argumen-argumen yang keras kepala itu dapat dibuat dan dilipat gandakan.
Kemajuan melalui revolusi
Mengapa kemajuan
itu merupakan keuntungan yang dicadangkan hampir eksclusif bagi kegiatan yang
kita sebut sains? Jawaban yang paling biasa atas pertanyaan itu adalah telah
ditolak dalam tubuh esai ini. Kita harus menyimpulkannya dengan bertanya apakah
dapat ditemukan pengganti.
Kita harus
belajar menyadari apa yang biasanya kita anggap efek itu sebagai suatu
penyebab. Jika kita dapat melakukannya, frase-frase seperti “ kemajuan sains”
dan “Objektivitas sains” akan menjadi tampak seolah-olah sebagian
dibesar-besarkan. Sebenarnya, satu aspek dari pleonasme itu baru saja
dilukiskan.
Namun, jika
dipandang dari dalam suatu masyarakattersendiri yang mana saja , apakah
masyarakat ilmuwan atau non ilmuwan, hasil dari karya yang kreatif yang
berhasil itu adalah kemajuan.
Paragrap terakhir
menunjukkan arah , yang saya percaya pemecahan yang lebih baik bagi masalah
kemajuan sains harus dicari. Barangkali mereka memberi petunjuk bahwa kemajuan
sains itu tidak benar-benar seperti yang kita anggap. Akan tetapi kesemertaan
mereka menunjukkan bahwa suatu jenis kemajuan akan memberi karakter pada
kegiatan sain selama kegiatan itu bertahan. Dalam sain tidak perlu ada kemajuan
jenis lain. Agar lebih presis, mungkin kita harus melepaskan pikiran, secara
tegas dan tersirat, bahwa perubahab paradigma membawa ilmuwan dan mereka yang
belajar daripadanya semakin mendekati kebenaran.
0 comments:
Post a Comment