1. Komunikasi Organisasi
Pandangan-Pandangan
Alternatif
ü Realitas Sosial
Perhatian utama
kita dalam buku ini adalah konsep realitas
social dan bagaimana kita memagami dunia social kita. Kita tidak bermaksud
memecahkan teka-teki mengenai unsure-unsur yang sebenarnya membentuk realitas
atau apakah memang ada hal-hal diluar pikiran kita. Kami yakin orang mengalami
keberadaan objek-objek yang bersifat fisik, namun kami juga yakin bahwa orang
menciptakan pengalaman yang kita miliki bersama orang-orang lain dan
objek-objek.
Apa yang penting
adalah bahwa (1) orang-orang yang berbeda berperilaku dengan cara-cara yang
berbeda terhadap apa yang mereka anggap objek yang layak diamati, dan (2)
perbedaan-perbedaan tersebut adalah berdasarkan pada bagaimana orang-orang
berpikir tentang objek-objek itu.
Dalam buku ini
istilah “objektif” merujuk kepada pandang bahwa objek-objek, perilaku-perilaku,
dan peristiwa-peristiwa eksis di suati dunia “nyata”. Hal-hal itu eksis
terlepas dari independen dari pengamat (perceiver)-nya. Istilah “subjektif” menunjukkan
bahwa realitas ini sendiri adalah suatu konstruksi social.
ü Organisasi / Pengorganisasian
Sebagian orang mempunyai cara pandang baik objektif
ataupun subjektif, pandangan objektif antara lain menyarankan bahwa sebuah
organisasi adalah bersifat fisik dan konkrit dengan struktur dengan batasan yang
konkrit. Sebagian orang menyebut pendekatan ini sebagian pandangan yang
menganggap organisasi sebagai wadah, organisasi eksis sebagai seperti sebuah
keranjang dan semua unsur yang membentuk organisasi tersebut ditempatkan dalam
satu wadah.
“Organisasi” (organization), secara khas dianggap
sebagai kata benda, sementara “Pengorganisasian” (organizing), dianggap sebagai
kata kerja,(Weick,1979).
ü Sifat Manusia
Gagasan-gagasan mengenai bagaimana sifat manusia dan
sifat realitas adalah saling berhubungan. Pendekatan objektif sangat menekankan
lingkungan sebagai suatu factor penentu dalam menjelaskan perilaku manusia.
Manusia dibentuk oleh lingkungan, dan kebrhasilan serta kelangsungan hidup
merekabergantung pada seberapa baik mereka beradaptasi dengan realitas nyata. Suatu
bagian penting proses adaptasi ini adalah mendefinisikan lingkungan secara
layak dan memenuhi persyaratannya.
ü Tindakan Manusia
Kaum objektivis dan kaum subjektivis menggunakan
perspektif yang berbeda dalam memandang tindakan manusia. Berdasarkan pandangan
kaum objektivis, tindakan itu bertujuan, intensional, goal-oriented, dan rasional. Mereka bertindak berdasarkan tujuan,
mempertimbangkan konsekuensi tujuan merka secara hati-hati. Bagi kaum
subjektivis, tindakan muncul dari proses social dalam interaksi manusia.
Fokusnya adalah perilaku yang berkembang (emergent)
yang bergantung pada kontruksi social yang terjadi selama proses interaksi.
Perbedaan antara kedua pandangan mengenai tindakan
manusia ini berpengaruh terhadap konsep-konsep keteramalan (predictability) dan control. Menjadi
objektivis berarti mempercayai bahwa organisasi dapat dikelola dan dikendalikan
oleh keputusan-keputusan rasional yang menstrukturkan aktivitas sesuai dengan
tuntutan lingkungan dan kemampuan individu. Rencana dibuat terlebih dahulu dan
orang harus dapat meramalkan hasilnya.
Kaum objektivis menyarankan bahwa manusia dapat
diramalkan, selama kekuatan-kekuatan pokok keteraturan alamiah (natural order) dapat diuraikan. Tujuan
utamanya adalah berperilaku secara rasional dan menentukan bagaimana
orang-orang beradptasi dengan situasi.
Pengaruh Pandangan Dunia
Atas Definisi dan Analisis
Pandangan dunia seseorang mempunyai pengaruh atas
bagaimana seseorang mendefinisikan konsep organisasi. Seorang objektivis,
seperti telah kami tunjukan, melihat sebuah organisasi sebagai suatu struktur
yang nyata. Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan
objek-objek; orang-orang dalam organisasi yang berusaha mencapai tujuan
bersama. Kaum objektivis menekankan struktur, perencanaan, control, dan tujuan,
dan menempatkan factor-faktor utama ini dalam suatu skema adaptasi organisasi.
Kaum objektivis mencari “bentuk terbaik” organisasi, berdasrkan kondisi-kondisi
lingkungan. Kaum objektivis memperlakukan organisasi terutama sebagai sebuah
unit. Artinya, mempelajari organisasi adalah menpelajari organisasi keseluruhan.
Kaum subjektivis
mendefinisikan organisasi sebagai perilaku pengorganisasian (organizing
behavior). Berdasarkan definisi ini, pengetahuan mengenai organisasi harus
diperoleh dengan melihat perilaku-perilaku khusus tesebut dan apa makna
perilaku-perilaku itu bagi mereka yang melakukannya. Struktur penting hanya
sejauh struktur tersebut diciptakan dan diciptakan ulang oleh para peserta
organisasi. Meskipun pengetahuan yang dihasilkan oleh kaum subjektivis dapat
digunakan dengan berbagai cara, penggunaannya yang utama adalah memahami
kehidupan organisasi sebagaimana dipahami dan diwujudkan oleh para peserta
organisasi.
Implikasi Bagi Perilaku
Organisasi
ü Struktur Versus Perilaku
Karena pendekatan
objektif terhadap realitas mempromosikan gagasan bahwa dunia terdiri dari
hal-hal yang konkret dan nyata, tidak mengherankan bahwa pendekantan tersebut
menekankan pentingnya struktur dalam memandu perilaku. Meskipun mereka yang
menganut pendekatan structural berpendapat bahwa struktur itu sendiri tidak
memadai, mereka lebih menyukai gagasan bahwa struktur, terutama struktur
formal, menggambarkan organisasi.
Kaum sujektivis
juga mengakui struktur, namun tekanan mereka adalah pada perilaku manusia. Kaum
objektivis mengisyaratkan bahwa bila orang memahami struktur, orang memahami
organisasi. Pandangan subjektivis menyarankan bahwa perilaku dan tindakan
spesifik merupakan kekuatan dominant dalam organisasi.
ü Keteramalan dan Kontrol
Pendekatan objektif
mengisyaratkan bahwa manusia adalah produk kekuatan luar yang mengkondisikan
mereka untuk merespons dengan cara-cara yang dapat diramalkan dan tetap.
Pandangan ini juga menyarankan bahwa ada keteraturan yang sistematik dalam perilaku
manusia. Kecenderungan tersebut adalah keinginan untuk menemukan
kekuatan-kekuatan yang bekerja sehingga perilaku organisasi dapat diramalkan
dan dikontrol. Studi objektif berfokus pada penemuan hubungan-hubungan kausal
(sebab dan akibat). Pendekatan subjektif mengisyaratkan bahwa keteraturan
diciptakan oleh para peserta organinasi.
ü Peranan Ligkungan
Pendekatn objektif
menegaskan bahwa lingkungan merupakan kekuatan pendorong di belakang perilaku
organisasi. Organisasi dikondisikan oleh lingkungan, dan kelangsungan hidup
bergantung pada kemampuannya menafsirkan lingkungan yang nyata dan beradaptasi dengannya. Kaum subjektivis memandang
pentingnya lingkungan dengan cara berbeda. Suatu bagiab pentingnya perilaku
organisasi adalah bagaimana para peserta menciptakan lingkungan dan bagaimana
penciptaan tersebut mempengaruhi perilaku mereka (Weick, 1979).
ü Kesederhanaan dan Kerumitan
Kaum subjektivis
berpendapat bahwa kaum objektivis mengabaikan pentingnya proses kreatif manusia
dan menganggap proses tersebut sebagai niscaya dan tak perlu dipersoalkan lagi.
Mereka berpendapat behwa proses konstruksi dan rekonstruksi realitas adalah
rumit dan dapat berubah. Kaum objektivis, begitu kata mereka, cenderung
mereduksi perilaku manusia menjadi sederhana dan mendaser.
2. Sifat Komunikasi
Organisasi
Definisi Komunikasi
ü Pertunjukan-Pesan
Agar pertunjukan menjadi suatu
bentuk perilaku komunikasi, ia harus merrprentasikan atau mewakili atau
melambangkan sesuatu lainnya. Ketika anda menciptakan suatu pertunjukan-pesan,
anda terlibat dalam suatu aspek komunikasi-mengandung perhatian atas sesuatu. Ada suatu aksioma
komunikasi yang berbunyi “Seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi (A person
cannot not communicate)” (Smith & Williamson, 1977, hlm. 61). Secara teknis, itu berarti bahwa seseorang
tidak dapat menghindari untuk menunjukan pesan.
ü Penafsiran Pesan
Menafsirkan (to interpret)
berarti menguraikan atau memahami sesuatu dengan suatu cara tertentu.
Satu-satunya pesan yang penting dalam berkomuniksi adalah peasn yang berasal
dari proses penafsiran (Redding & Sanborn, 1964).
Informasi Sebagai Pertunjukan-Pesan
Informasi adalah suatu istilah untuk
merujuk kepada apa yang kita sebut pertunjukan pesan dan sering digunakan untuk
merujuk kepada nilai keuntungan dan kerugian, evaluasi kerja, dan pendapat
pribadi yang dinyatakan dalam surat
dan memo, laporan teknis, dan data.
Kesalahkaprahan Mengenai Pemindahan Makna
Kesalahkaprahan-kesalahkaprahan
utama dalam berkomunikasi adalah asumsi-asumsi bahwa (1) makna terdapat dalam
informasi atau pesan, dan (2) makna dapat dipindahkan dari seseorang kepada
orang lain. Dalam kenyataannya, informasi dan pertunjukan hanya dapat disajikan
atau disampaikan kepada orang; penerima harus memahami informasi atau
pertunjukan tersebut. Jadi, orang tidak dapat menunjukan. Makna terdapat pada
orang, bukan pada kata-kata. Dengarkan apa yang orang maksudkan, bukan apa yang
ia katakan.
Unit Komunikasi
Suatu sistem didefinisikan oleh Pool (1973) sebagai “setiap entitas
berkelanjutan yang mampu berada dalam dua keadaan atau lebih” (hlm. 3). Dalam suatu sistem komunikasi, keadaan itu adalah hubungan antara
orang-orang. Dalam suatu sistem organisasi keadaan tersebut adalah hubungan
antara orang-orang dalam
jabatan-jabatan(posisi-posis). Unit mendasar komunikasi organisasi adalah
seseorang dalam suatu jabatan.
Definisi Fungsional Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan
sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari
unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Gambar di bawah ini melukiskan konsep
suatu sistem komunikasi organisasi. Garis yang putus-putus melukiskan gagasan
bahwa hubungan-hubungan ditentukan secara alami; hubunganhubungan itu juga
menunjukkan bahwa struktur suatu organisasi bersifat luwes dan mungkin berubah
sebagai respons terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan yang internal dan eksternal.
Komunikasi organisasi terjadi kapan pun, setidak-tidaknya satu orang yang
menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukkan.
Karena fokusnya adalah komunikasi di antara anggota-anggota suatu organisasi.
Analisi komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang
terjadi secara simultan.
Definisi
Interpretif Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi, dipandang dari perspektif
interpretif (subjektif) adalah proses penciptaan makna atas interaksi dalam organisasi,
dimana komunikasi adalah organisasi itu sendiri (perilaku pengorganisasian).
Organisasi dipahami sebagai orang-orang yang berinteraksi dan memberi makna
kepada interaksi tersebut. Sehingga komunikasi sebagai pembentuk organisasi.
Komunikasi berpusat pada simbol-simbol dalam interaksi organisasi. Menekankan
pada bagaimana perilaku atau tindak komunikasi yang berlangsung dan ditampilkan
dalam organisasi (baik verbal, non verbal) mencipta makna dan budaya dalam
organisasi.
Peringatan Seorang Subjektivis
Berdasarkan
perspektif ini, komunikasi organisasi “akan berpusat pada symbol-simbol yang
memungkinkan kehidupan organisasi”. Dalam beberapa rancangan komunikasi
diteorisasikan untuk memberikan pandangan atas perilaku organisasi yang penting
(misalnya adaptasi). Bagi kaum subjektivis, komunikasi adalah perilaku yang
penting. Untuk melukiskan lebih jauh peranan komunikasi dalam pengambilan
keputusan. Dalam pengambilan keputusan, maka komunikasi dipandang sebagai
landasan keputusan.
0 comments:
Post a Comment