Komunikasi
Organisasi
Studi komunikasi organisasi adalah studi
mengenai cara orang memandang objek-objek, juga studi mengenai objek-objek itu
sendiri. Peranan yang dimainkan komunikasi dalam studi organisasi bergantung
pada bagaimana “organisasi” dipahami. Berikut pandangan-pandangan alternatif
mengenai realitas, sifat manusia, dan organisasi. Karena konsep-konsep ini
memandu pemahaman kita mengenai komunikasi organisasi dan bagaimana prakteknya.
Pandangan
Alternatif
Realitas Sosial
Konsep realitas sosial dan bagaimana kita
memahami dunia sosial menjadi perhatian utama dalam bagian ini. Apa yang
penting adalah bahwa (1) orang-orang yang berbeda berperilaku dengan cara-cara
yang berbeda terhadap objek yang layak diamati, dan (2) perbedaan-perbedaan
tersebut berdasarkan pada bagaimana orang-orang berpikir tentang objek-objek
itu.
Bila kita memandang objek dan perilaku
sebagai peristiwa yang dikontruksi oleh manusia, kita juga dapat memandang
perilaku manusia sangat bergantung pada proses-proses sosial untuk
“mempertahankan dunia bersama-sama.”
Pada buku tersebut, istilah “objektif”
merujuk pada pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku, dan
peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia “nyata”. Hal-hal itu eksis terlepas
dan independen dari pengamat (pereceiver)-nya.
Istilah “subjektif “ menunjukkan bahwa realitas itu sendiri adalah suatu
kontruksi sosial.
Organisasi/Pengorganisasian
Istilah “organisasi” mengisyaratkan bahwa
sesuatu yang nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan.
Sebagian orang menyebut pendekatan ini sebagai pandangan yang menganggap
organisasi sebagai wadah (container, view
of organisations). Organisasi seperti sebuah keranjang, dan semua unsur
yang membentuk organisasi tersebut ditempatkan dalam wadah itu.
Sifat Manusia
Gagasan mengenai sifat manusia dan sifat
realitas saling berhubungan. Pendekatan objektif sangat menekankan lingkungan
sebagai suatu faktor penentu dalam menjelaskan perilaku manusia. Manusia
dibentuk oleh lingkungan, dan kelangsungan hidup mereka bergantung pada
seberapa baik mereka beradaptasi dengan realitas nyata.
Karena lingkungan dan organisasi mempunyai
struktur, penting untuk mencocokkan keduanya, sehingga adaptasi maksimal
berlangsung. Kelangsungan hidup suatu organisasi bergantung pada kemampuannya
untuk beradaptasi dan bertransaksi dengan lingkungan. Manusia dilihat sebagai
pemroses informasi yang memberi respons terhadap informasi yang ditemukan dalam
lingkungan. Hubungan antara individu dan konteks orang tersebut ditentukan oleh
pertukaran informasi.
Tindakan Manusia
Berdasarkan pandangan kaum objektivis,
tindakan itu bertujuan, intensional, goal
oriented, dan rasional. Mereka bertindak berdasarkan tujuan,
mempertimbangkan konsekuensi tujuan mereka secara hati-hati. Inti pandangan
ingi dilukiskan secara baik dalam buku-buku teks manajemen. Disamping itu,
tindakan secara ketat dipaksa dan dikendalikan oleh lingkungan. Tindakan
ditentukan oleh lingkungan, dan sang aktor dipaksa untuk berperilaku dengan
cara-cara tertentu. Bagi kaum subjektivis, tindakan muncul dari proses sosial
dalam interaksi manusia. Fokusnya adalah perilaku yang berkembang (emergent) yang bergantung pada
kontruksi sosial yang terjadi selama proses interaksi.
Perbedaan antara kedua pandangan ini
berpengaruh terhadap konsep-konsep keteramalan (predictability) dan kontrol. Menjadi objektivis berarti
mempercayai bahwa organisasi dapat dikelola dan dikendalikan oleh
keputusan-keputusan rasional yang menstrukturkan aktivitas sesuai dengan
tuntutan lingkungan dan kemampuan individu. Rencana dibuat terlebih dahulu dan
orang harus dapat meramalkan hasilnya.
Pengaruh
Pandangan Dunia atas Definisi dan Analisis
Istilah pandangan dunia (world view) merujuk pada asumsi-asumsi seseorang mengenai realitas
dan sifat manusia. Hal ini mempengaruhi seseorang dalam mendefinisikan konsep
organisasi. Seorang objektivis melihat sebuah organisasi sebagai suatu struktur
dan wadah yang menampung orang-orang dalam mencapai tujuan bersama.
Penekanannya terdapat pada struktur, perencanaan, kontrol dan tujuan.
Seorang subjektivis mendefinisikan organisasi
sebagai perilaku pengorganisasian (organizing
behavior). Sehingga, pengetahuan
mengenai organisasi diperoleh dengan melihat perilaku-perilaku khusus tersebut dan apa
maknanya bagi pelaku. Penggunaan pengetahuan ini untuk memahami kehidupan
organisasi dan menerangkannya, tidak untuk mengendalikan kekuatan (struktur,
perencanaan, tujuan).
Implikasi
Bagi Perilaku Organisasi
Struktur Versus Perilaku
Pendekatan objektif terhadap realitas mempromosikan
gagasan bahwa dunia terdiri dari hal-hal yang konkret dan nyata, tidak
mengherankan bahwa pendekatan tersebut menekankan pentingnya struktur dalam
memandu perilaku.
Kaum subjektivis juga mengakui struktur,
namun tekanan mereka adalah pada perilaku manusia. Struktur tidak independen
dari tindakan-tindakan manusia. Manusia menciptakan struktur, memelihara dan
memutuskannya.
Kaum objektivis mengisyaratkan bahwa bila
orang memahami struktur, orang memahami organisasi. Ilmu manajemen mempunyai
pandangan bahwa struktur yang benar dilaksanakan dengan suatu cara yang layak.
Pandangan subjektif menyarankan bahwa
perilaku dan tindakan spesifik merupakan kekuatan dominan dalam organisasi.
Tidak ada struktur hingga individu-individu bekerja sama untuk menciptakannya.
Bahkan struktur merupakan kontruksi unik yang tidak akan berlangsung kecuali
ditopang melalui interaksi lebih jauh. Melalui sarana simbolik, orang-orang
mengembangkan realitas bersama namun ganda. Berdasarkan perspektif ini,
manajemen menekankan penemuan mengenai bagaimana realitas ganda tersebut, apa
yang diketahui bersama, apa pengaruh penemuan tersebut atas pembuatan keputusan
dalam organisasi.
Keteramalan dan Kontrol
Pendekatan objektif mengisyaratkan manusia
adalah produk kekuatan luar yang mengkondisikan mereka untuk merespons dengan
cara-cara yang dapat diprediksi dan konsisten.
Pendekatan subjektif mengisyaratkan bahwa
keteraturan diciptakan oleh para peserta organisasi. Kaum subjektif tidak
menyangkal keteraturan, namun sekedar berpendapat bahwa keteraturan tidak akan
ada, hingga hal itu dikontruksi oleh anggota-anggota organisasi.
Kaum objektivis dan kaum subjektivis berbeda
dalam seberapa jauh keteraturan dan kontrol dapat dipaksakan atas perilaku
organisasi dan sifat-sifat keteraturan dan kontrol yang dimiliki organisasi.
Peranan Lingkungan
Pendekatan objektif menegaskan bahwa
lingkungan merupakan kekuatan pendorong di belakang perilaku organisasi.
Organisasi dikondisikan oleh lingkungan dan kelangsungan hidup organisasi bergantung
pada kemampuannya menafsirkan lingkungan dan beradaptasi dengannya.
Kesederhanaan dan Kerumitan
Kaum objektivis mengawali dengan suatu
“dunia” nyata yang diasumsikan rumit dan berusaha mereduksinya menjadi
bagian-bagian yang dapat dipahami melalui penelaahan hubungan kausal. Kaum
subjektivis tertarik pada gagasan yang rumit mengenai “pembentukan dunia” dan
pengaruh yang ditimbulkan proses tersebut atas organisasi. Organisasi yang
dibuat dapat dipahami dengan menemukan bagaimana kehidupan organisasi diciptakan
oleh para anggotanya.
Sifat Komunikasi Organisasi
Komunikasi dan keberhasilan organisasi sangat
berhubungan. Memperbaiki komunikasi organisasi berarti memperbaiki organisasi.
Memperbaiki organisasi dapat diartikan sebagai “memperbaiki hal-hal untuk
mencapai tujuan manajemen”. Orang mempelajari komunikasi organisasi untuk
menjadi manajer yang lebih baik.
Definisi
Komunikasi
Terdapat dua bentuk kegiatan yang terjadi ketika orang
berkomunikasi:
1.
Penciptaan pesan atau
penciptaan penampilan (display)
2.
Penafsiran pesan atau
penafsiran penampilan
Penampilan Pesan
Penampilan pesan harus merepresentasikan atau
mewakili atau melambangkan sesuatu yang mengundang perhatian. Misalnya cara
berpakaian.
Penafsiran Pesan
Pesan yang penting dalam berkomunikasi adalah
pesan yang berasal dari proses penafsiran. Bagaimana orang lain menafsirkan apa
yang kita lakukan atau katakan dan apa yang mempengaruhi perasaan dan
tindakannya.
Informasi
sebagai Penampil Pesan
Informasi adalah istilah yang merujuk pada penampilan
pesan dan sering digunakan untuk merujuk kepada nilai keuntungan dan kerugian,
evaluasi kinerja, dan pendapat pribadi yang dinyatakan dalam surat dan memo,
laporan teknis dan data.
Kesalahkaprahan
Mengenai Pemindahan Makna
Kesalahkaprahan utama dalam berkomunikasi
adalah asumsi-asumsi bahwa (1) makna terdapat dalam informasi atau pesan, dan
(2) makna dapat dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Penerima harus
memahami informasi tersebut. Pesan mungkin disampaikan dalam bentuk verbal
(bahasa) atau bentuk nonverbal (nonbahasa) dan sarana lisan, tertulis atau
gambar.
Penyampaian pesan verbal maupun nonverbal
berfungsi penting bagi suatu sistem organisasi.
Unit
Komunikasi
Dalam sistem komunikasi, keadaan itu adalah hubungan antara orang-orang. Dalam suatu sistem
komunikasi organisasi, keadaan tersebut adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan
(posisi-posisi). Unit mendasar komunikasi organisasi adalah seseorang dalam
suatu jabatan.
Definisi
Fungsional Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi didefinisikan sebagai
penyampaian dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan
bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Interaksi di antara semua faktor
tersebut, kita sebut sistem komunikasi
organisasi.
Definisi
Interpretatif Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi, dipandang dari suatu perspektif
interpretative (subjektif) adalah peranan “orang-orang” dan “proses” dalam
menciptakan makna pada transaksi verbal dan nonverbal yang sedang terjadi.
0 comments:
Post a Comment