Powered by Blogger.
RSS

Perspektif Indonesia


BAB I
PROFIL NEGARA INDONESIA
Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayahnya. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dengan sekitar 13.667 pulaunya.

Nama Negara                       : Republik Indonesia
Luas Wilayah                       : 1.906.240 km2
Kepala Negara                     : Presiden
Kepala Pemerintahan       : Presiden
Pemerintahan                     : Republik
Ibukota                                 : Jakarta
Penduduk                            : 222.000.000 (tahun2006)
Suku Bangsa                                    : Jawa, Sunda, Madura, Batak, Aceh, Ambon, dll.
Agama                                    : Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha
Bahasa                                   : Indonesia (persatuan)
Lagu Kebangsaan               : Indonesia Raya
Mata Uang                            : Rupiah

            Indonesia terentuk lebih dari 13.000 pulau yang tersebar dari sabang (pulau yang berada di uung barat Indonesia) hingga merauke (ujung timur indonesia). Negara ini merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Pulau-pulau tersebut tersebar dari Samudera Hindia dan Pasifik.

            Seluruh pulau Indonedia berada di daerah tropic dan beriklim panas, basah, dan lembab. Di banyak daerah, curah hujan dalam satu tahun terctat lebih dari 2.000 mm. Indonesia juga negara ini memiliki hutan hujan yang besar.

            Indonesia diperintah oleh bangsa Belanda dari abad XXII. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Namun, Belanda tidak mengakui pemerintahan baru ini.  Akhirnya, pada tahun 1949, setelahberlangsungnya 4 tahun perang gerilya Kedaulatan Kemerdekaan Republik Indonesia diakui sepehunya. Sejak itu hingga saat ini Indonesia telah mempunyai 6 presiden dan salah satu masalah utama mereka adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat yang hingga saat ini masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan.

BAB II
PROFIL NEGARA MALAYSIA
            Malaysia adalah sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara, dan dipisahkan oleh laut hamper sejauh 800km menjadi dua bagian, yaitu Semenanjung Malaysia dan Kalimantan Utara.
Nama Negara                       : Malaysia
Luas Wilayah                       : 330.4343 km2
Kepala Negara                     : Presiden
Kepala Pemerintahan       : Perdana Menteri
Pemerintahan                     : Monarki Parlementer
Ibukota                                 : Kuala Lumpur
Penduduk                            : 16.921.300 (tahun2000)
Suku Bangsa                                    : Melayu, China, India, dll.
Agama                                    : Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, Khonghucu
Bahasa                                   : Melayu, Inggris, China
Lagu Kebangsaan               : Negara Ku
Mata Uang                            : Ringgit

Cuaca di Malaysia cukup panas dan basah, hujan turun dengan deras sepanjang tahun. Hutan yang lebat masih melingkupi sebagian besar negara tersebut. Negara bagiannya Sabah dan Serawak di pulau Kailmantan. Johor, Kedah, Kelantan, Pahang, Perak, Perlis, Selangor, Trenggano, Negeri Sembilan dan Malaka. Sebuah lainnya berada di pulau Penang.
Malaysia terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-masing mempunyai kota pelabuhan dan raja. Salah satu dari raja tersebut dipilih menjadi penguasa untuk seluruh Malaysia selama masa lima tahun. Pada abad XIX dan XX Malaysia merupakan koloni jajahan Inggris. Sesudah tahun 1957 Malaysia memperoleh kemerdekaan.
  
BAB III
HUBUNGAN INDONESIA – MALAYSIA
  1. TEMPO DOELOE
·                     Era Soekarno
Konfrontasi dengan “Ganyang Malaysia”. Sejarah mencatat hubungan buruk tersebut bermula dari semangat anti kolonialisme dan imperialisme Presiden RI pertama Ir. Soekarno yang begitu bergelora, ditunjang dengan rasa nasionalisnya yang tinggi, membuat Bung Karno begitu marah ketika mengetahui Malaysia berencana membentuk federasi Malaysia – dengan menarik Sabah, Serawak, Brunei dan Singapura ke dalam persemakmuran Inggris Raya (Commont Wealth) bersama-sama dengan Persekutuan Tanah Malaya – setelah sebelumnya diberi kemerdekaan oleh Inggris tanggal 31 Agustus 1963. Bagi Bung Karno hal itu sama dengan memberi peluang kepada imperialis Inggris untuk berkuasa di Kalimantan Utara, dan berarti bisa membahayakan kemerdekaan Indonesia.
Kemarahan Bung Karno pun semakin memuncak disebabkan tindakan para demonstran anti Indonesia di Kuala Lumpur pada tanggal 18 September 1963 – dua hari setelah pembentukan Federasi Malaysia oleh Inggris tanggal 16 September 1963 – yang merobek-robek gambarnya dan memaksa Perdana Menteri Malaysia pada waktu itu, Tengku Abdul Rahman, untuk menginjak-injak gambar Garuda Pancasila. Rasa nasionalisme Bung Karno terusik, maka lahirlah semangat memerangi Malaysia dengan “Ganyang Malaysia”-nya, yang kemudian menjadi sebuah peperangan, konfrontasi terhadap Malaysia yang berlangsung hingga masa akhir jabatannya. Perselisihan selanjutnya dikarenakan Malaysia diangkat menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. Dengan begitu keluarlah Indonesia dari PBB.

·         Era Soeharto
Perlu diperhatikan bahwa konfrontasi terhadap Malaysia berakhir ketika Jenderal Soeharto berkuasa, dan selanjutnya hubungan baik dengan Malaysia terus dibina oleh persahabatan yang manis antara Soeharto sebagai Presiden RI dengan Mahathir Mohammad sebagai Perdana Menteri Malaysia pada waktu itu. Tercatat pembentukan ASEAN (South East Asian Nation) atau organisasi bangsa-bangsa di Asia Tenggara diprakarsai oleh kedua pemimpin ini.
Soeharto melihat amat penting jika konfrontasi dihilangkan agar Indonesia dapat berhasil dalam negosiasi bantuan finansial dengan negara-negara barat, ungkap Elson. Setelah disepakati perjanjian 11 Agustus 1966 dalam rangka normalisasi hubungan antara Indonesia-Malaysia yang secara resmi pulih pada 31 Agustus 1976.

  1. MASA KINI
Terjadi hubungan yang fluktuatif antara Indonesia – Malaysia, kadang harmonis, kadang terjadi ketegangan di antara keduanya. Hubungan yang harmonis dapat tercipta karena keduanya termasuk dalam kawasan Melayu. Sedangkan hal-hal yang membuat ketegangan adalah terjadi pengklaiman atas kebudayaan Indonesia dan masalah perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia, serta memorandum mengenai ketanakerjaan. Selain itu menurut staf Fisipol UGM, Ari Dwipaya, terjadinya ketegangan antara RI-Malaysia sebagai akibat dari pertarungan memperebutkan Sumber Daya Ekonomi terkait dengan pariwisata. Dalam politik pencitraan, upaya membangun imej Malaysia disebut Truly Asia. Komunikasi yang tidak berlangsung dengan baik juga merupakan faktor terjadinya perselisihan.  Berbagai perselisihan terjadi di antara kedua negara ini, seperti : perselisihan dibidang kebudayaan dan wilayah. Contoh :
  
Ada puluhan budaya yg telah diklaim oleh negara sebelah. Dan berikut ini daftarnya :
1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
5. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
8. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
10. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
15. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
16. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
18. Kain Ulos oleh Malaysia
19. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
20. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
21. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia

BAB V
SOLUSI
UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN
Deterrence
Indonesia perlu mengembangkan konsep deterrence atau penangkalan. Dengan adanya deterrence, ini diharapakan dapat memberikan dampak psikologis terhadap negara-negara yang akan melakukan serangan militer ke Indonesia atau melakukan tindakan-tindakan lainnya sehingga mereka akan mengetahui efeknya jika mereka berani macam-macam terhadap wilayah Indonesia dan jika terjadi serangan balasan (retaliation). Salah satu langkah untuk mewujudkan deterrence tersebut yaitu dengan melakukan modernisasi atau pembangunan kekuatan militer Indonesia.

Preventive Diplomacy
Tidak semua persoalan antara Indonesia dengan Malaysia dapat diselesaikan dengan jalan
militer untuk mencapai suatu penyelesaian. Kebanyakan untuk menyelesaikan masalahnya, Indonesia dengan Malaysia meakukan hubungan diplomasi untuk membicarakan dan melakukan lobi-lobi menyangkut permasalahan yang dihadapi kedua negara. Seperti yang dilakukan Indonesia untuk meminta pengertian dari Malaysia agar engundurkan masa amnesti bagi para TKI ilegal.
                                                            
Cooperative Security
Kerja sama keamanan (cooperative security)memang perlu dilakukan oleh Indonesia,
mengingat banyaknya masalah-masalah yang terjadi di kawasan-kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. Setidaknya dengan dilakukannya kerja sama kemanan dapat meredam konflik yang terjadi. Seperti yang dilakukan di Selat Malaka, cooperative security dilakukan dengan patroli bersama di perairan tersebut dengan begitu Indonesia, Malaysia, Singapura tidak terlibat dalam peperangan namun
penjagaan wilayah yang diklaim masing-masing negara. Cooperative security dapat meminimalisir terjadinya ekskalasi konflik dan meningkatkan kerja sama antar negara di bidang pertahanan dan keamanan.

·                     Tidak  cukup hanya mengandalkan hubungan formal, namun perlu memperkuat dan memperluas hubungan interpersonal antarmasyarakat kedua negar tidak cukup hanya mengandalkan hubungan formal, namun perlu memperkuat dan memperluas hubungan interpersonal antarmasyarakat kedua negara.
·                     Rasanya hubungan formal tidak mampu menyelesaikan tembok-tembok perbedaan. Karena itu, hubungan tak formal, termasuk interpersonal dan kekeluargaan diyakini menjadi salah satu cara ampuh untuk menyelesaikan persoalan kedua negara.
·                    Masyarakat diharapkan tidak gampang terpancing dengan isu menyesatkan dan memanas-manasi satu pihak. Jagalah hati seperti yang presiden sampaikan hububungan Indonesia-Malaysia penuh tantangan.
·                     Mengoptimalnya pelaksanaan program-program yang telah direkomendasikan Eminent Person Group (EGP). EPG merupakan wadah yang didirikan kedua negara sejak tahun 2008, untuk merumuskan rekomendasi-rekomendasi kebijakan guna mempererat kerjasama Indonesia dan Malaysia.
·                     Menjalin kerjasama seperti, di bidang pendidikan yakni melakukan pertukaran pelajar, kerja sama di bidang pertanian membahas ketahanan pangan, di bidang keamanan melakukan pertukaran intelijen dalam waktu dekat dan lain-lain.
                                                                      

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment