BAB 1
PENDAHULUAN
Manusia memiliki fitrah untuk menjadi
makhluk sosial atau yang lebih dikenal dengan Zoon Politiconhidup secara
bersama-sama dan bermasyarakat saling membutuhkan satu sama lain, selain
difitrahkan menjadi makhluk sosial, manusia juga difitrahkan oleh Allah SWT
sebagai makhluk yang beragama atau Homo Religion.
Sebagai makhluk yang memiliki fitrah
untuk beragama ada beberapa manusia yang memiliki kekurangan pengetahuan
tentang beragama dan tata cara peribadatannya, sehingga manusia membutuhkan
sosok pengajar dalam kehidupannya tentang agama dan tata cara beribadahnya,
guru yang pertama kali mengajarkan pada manusia adalah orang tuanya jika tidak
mempunyai orang tua maka guru yang pertama kali mengajarkan ialah lingkungan
disekitarnya.
Sehingga jika seseorangyang memiliki
lingkungan baik dan kondusifbelajar agama maka dia akan menjadi sesosok manusia
yang tahu dan dimungkinkan memahmi agamanya tersebut, namun jika seseorang
tersebut lahir dan berkembang pada kelurga dan lingkungan yang tidak baik dan
kondusif dalam beragama maka dia akan menjadi sesososk yang awam akan agamanya
sendiri, dia menjadi manusia yang memiliki agama namun tidak mengerti dan
memahami tentang agama.
Dalam posisi inilah seorang da’i sangat
berperan dalam memberikan pengetahuan terhadap ummat, baik menggunakan metode
belajar dikelas maupun metode menyeru diatas mimbar podium, namun proses
mengajar ummat dengan metode menyeru diatas mimbar podium memiliki ilmu dan
karakteristik khusus yang lebih dikenal dengan ilmu retorika.
Ilmu retorika mempelajari metode tata
cara menyampaikan pesan dengan baik dan benar serta menarik minat ummat, didalamnya
terdapat metode menutup pidato yang akan dibahas dan dikaji dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Retorika
Retorika ialahSuatu
kemampuan untuk berbicara dan berpidato didepan secara jelas, padatserta
mengesankan pada tepat yang tepat dan waktu yang sesuai dengan cara yang
efektif., dalam retorika juga membahas tentang pidato, Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pidato berarti pengungkapan pikiran dalam bentuk
kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Karena sasarannya lebih
luas, penyampaian pidato lebih sulit daripada percakapan sehari-hari antar
kawan. Pidato
memerlukan perhatian khusus dalam persiapan, penyusunan serta yang paling
penting dalam penyampaiannya. Untuk itu kita memerlukan retorika.[1]
B.Persiapan pidato
• Persiapan
awal
1. Menyiapkan
ringkasan materi.Ringkasan materiini diperlukan agar point-point
pentingyangingindisampaikantidaklupa.Misalnyadalamkegiatanpidato
sambutanketuapanitiadalamsebuahinstitusipendidikan.Point-pointnya,
ucapan
penghormatan kepada pimpinan, ucapan terimakasih kepada hadirin yang
telah hadir,
ucapan terimakasih kepada segenap panitia. Baru masuk kepada inti
kenapa acara
dilakukan.
2.
Memperhatikan penampilan. Dalam komunikasi publik, penampilan adalah kesan
pertama.Penampilan,walaubisajadisederhana,yangpentingterlihatrapi,
rambuttertata
dengan baik,tidak banyak batuk-batuk,tenang,tidakcelingukan
sana-sini.
3. Memastikan
peralatan (audio visual)berfungsidengan baik.Jika dalam sebuah
acarayangbesar(dihadiribanyakpeserta),tidakadanyaperalatanyang
mendukung,bisa
jadi berakibat fatal.Tidak menutup kemungkinan,komunikasi
publik (pidato)
kita akan berantakan karena otomatis peserta tidak tahu (dengar)
apa yang kita
bicarakan.Bisajadi,pembicarangomongsendiri,khalayakjuga
sibuk
membicarakan hallain(tidak mendengarkan)karenamemangtidak ada
yang bisa
didengarkan.
• Persiapan
mental
1. Datang ke
pertemuanlebih awal.Sebelum acara sebaiknya menguasaikeadaan
terlebih
dahulu. Berbicara pada orang-orang (panitia) yang ada, tentang siapa-saja
audienceyang
nantibakalmengikutiacara.Menanyakan harapan-harapan apa
yangingindidapatkandalamacaratersebutsehinggapembicaranantipunya
gambaran
kebutuhan audience.
2. Mengendorkan
otot-otot untuk menghindari ketegangan dan rasa grogi. Kadang,
kita memang
telah menyiapkan sebelumnya dari segi materi dan penampilan kita.
Tapi,kadangkalakitabisakagetketikaacaranyadipersiapkandengancukup
matang dan
mewah. Kepanitiaannya juga terlihat profesional. Nah, kita bisa jadi
mindersendiridanmerasaapayangtelahdipersiapkansebelumnyaternyata
belumlah
cukup.Dalam dunia psikologi,sebelumtampil ke publik,kita perlu
memposisikanotakkitapadakondisialpha(kondisigelombangotakdalam
keadaan
rileks). Caranya bisa menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya pelan
pelan,membungkukkanbadanuntukbeberapasaat,batuksekali,atau
C.Tehnik Penutup Pidato
Menutup pidato
memiliki tujuan untukmemfokuskan pikiran dan perasaan khalayak pada gagasan
utama atau kesimpulan. Penutup pidato juga harus dipersiapkan sebelumnya dan
sebaiknya dihafal.
Beberapa cara menutup pidato :
1. Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan
materi pidato yang diberikan sejak awal hingga sebelum penutup
2. Menyatakan kembali gagasan utama
dengan kalimat yang berbeda, sehingga pendengar tidak merasa jenuh dan
diulang-ulang terus
3. Mendorong khalayak untuk bertindak (appeal for action),
seorang ahli retorika juga harus mampu memberikan semangat dan motivasi kepada
pendengarnya untuk mau melakukan apa yangdisampaikan oleh ahli pidato tersebut.
4. Mengakhiri dengan klimaks, maksudklimaks disini ialah
mengakhiri pidato dengan tempo yang tinggi, saat suasana pendengar benar-benar
terfokus dan tertarik kepada ahli pidato dan materi yang diberikan
5. Mengatakan kutipan peribahasa, sajak pengambilan
peribahasa atau sajak yang sesuai dengan materi disampaikan ialah salah satu
bentuk improvisasi untuk menyampaikan materi yang menarik didengar
6. Menceritakan contoh sebagai
ilustrasi tema pembicaraan, sangat penting dalam penyampaian pidato serta
penutupan diberikan ilustrasi cerita yang sesuai dengan materi disampaikan,
sehingga pendengar tidak merasa jenuh karena dari awal hingga akhir
mendengarkan pidato hanya materi saja yang disampaikan.
7. Menerangkan maksud pribadi pembicara
yang sebenarnya, menjelaskan kepada pendengar dasar motivasi menyampaikan
materi yang diberikan saat pidato tersebut kepada para pendengar.
8. Menghargai khalayak, sepandai apapun seorang ahli pidato
kalau tidak memiliki sikap dan sifat yang santun dan menghargai pendengar
kepandaian tersebut hanya percuma, karena subtansi pidato dan retorika ialah
berbicara terhadap pendengar atau audiens.
9. Membuat pernyataan yang humoris, selingan humor pada saat
materi dan menutup memberikan kesan segar dan tidak jenuh pada saat pidato
maupun saat penutupan, namun tidak diperbolehkan memakai humor yang berlebihan,
yang memiliki kemungkinan menyinggung pendengar.[3]
BAB III
PENUTUP
Manusia
memiliki fitrah untuk menjadi makhluk sosial atau yang lebih dikenal dengan Zoon
Politiconhidup secara bersama-sama dan bermasyarakat saling membutuhkan
satu sama lain, selain difitrahkan menjadi makhluk sosial, manusia juga
difitrahkan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang beragama atau Homo Religion,
dalam setiap aktifitas kehidupan manusia tidak terlepas dengang berkomunikasi
dengan orang lain, sehingga sangat potensional bagi seprang ahli pidato untuk
dapat menyampaikan gagasan dan materi dengan harapan mengajak kepada pendengar.
Retorika ialahSuatu
kemampuan untuk berbicara dan berpidato didepan secara jelas, padatserta
mengesankan pada tepat yang tepat dan waktu yang sesuai dengan cara yang
efektif., dalam retorika juga membahas tentang pidato, sebelum berpidato
seorang ahli pidato harus melakukan persiapan yang matang menyangkut, materi
yang akan disampaikan, fisik, kesehatan, mental, dan penampilan serta pembawaan
saat diatas panggung, dalam setiap pidato selalu terdapat pengakhiran, dalam
menutup pidato seseorang membutuhkan tehnik tertentu yang harus dikuasai,
diantaranya Menyimpulkan
atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan materi pidato, Menyatakan
kembali gagasan utama dengan kalimat yang berbeda, Mendorong khalayak untuk bertindak (appeal
for action), dan lain-lain.
Penulis
menyadari dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah terdapat banyak
kesalahan dan kekhilafan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk penulis guna mengingatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang
ada dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah. Terakhir tidak lupa penulis
mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT serta terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan makalah
DAFTAR PUSTAKA
W.J.S Poerwadrminta, Kamus
Umum Bahasa Indonesia, Jakarta,Balai Pustaka, 1985.
Sudaryono Achmad, Teknik Public
Speaking, http://penakayu.blogspot.com, diakses tanggal 27 Januari 2009
Media-Itsar, Retorika
dan Orasi,
http:/ media-itsar.blogspot.com, diakses tanggal27 Januari 2009
[1]W.J.S
0 comments:
Post a Comment