Powered by Blogger.
RSS

Persamaan Perspektif Teori Komunikasi Infante dan Littlejohn



Persamaan 1

Dalam buku karangan Infante terdapat teori The Covering Laws Perspective (Perspektif Hukum Tertutup) yang memuat teori “jika X, maka Y”. Pendekatan hukum ini menekankan hubungan sebab dan akibat. Jika sebuah antiseden (X) terkondisi sebagai sebab yang memiliki konsekuensi, hukum memprediksikan akibat yang sama (Y) akan terjadi dalam waktu-waktu seterusnya. Jika generalisasi hukum seperti itu benar dalam sebuah kondisi, maka kondisi tersebut akan benar pada waktu lainnya. Pernyataan ini selalu dibenarkan, bahkan menutupi kemungkinan adanya kesalahan manusia dalam setiap situasi.
Pandangan kemungkinan atau peluang dalam hukum memungkinkan jika kondisi pasti antiseden X, maka konsekuensinya Y. Akan tetapi ditambahkan dengan P (probability) yang mungkin terjadi di dalam kejadian yang dianggap pasti. Para ahli yang mengungkapkan komunikasi kemungkinan menyadari bahwa manusia memiliki pilihan walau terdapat dalam kondisi memiliki hubungan sebab-akibat yang kuat.
Dalam sumber lain, teori “Jika X, maka Y” mirip dengan The Semiotic Tradition yang diungkapkan Robert Craig. Semiotika, atau studi tentang tanda (signs), menjadi tradisi penting dalam pemikiran teori komunikasi. Tanda didefinisikan sebagai stimuli yang merangsang sesuatu lebih dari dirinya. Semiotika sering dibagi menjadi tiga area pembelajaran: semantik, sintaktis, dan pragmatis.
Semantik ditujukan bagaimana tanda berhubungan dengan untuk apa mereka ada. Interpretasi mengenai tanda akan berubah dari situasi ke situasi. Sintaktis hampir selalu menjadi bagian dari sistem tanda yang lebih besar, atau sebuah kelompok tanda yang diorganisasikan dalam bagian-bagian. Umumnya, sintaktis seperti aturan bagaimana orang mengombinasikan tanda-tanda ke dalam sistem pengertian. Pragmatis, adalah bagaimana tanda membuat perbedaan dalam kehidupan orang. Pragmatis juga bisa melihat bagaimana pengertian dan kesalahpahaman terjadi dalam komunikasi. Sangat mudah untuk melihat bagaimana fungsi pragmatis dalam bahasa: Orang bisa berkomunikasi jika mereka berbagi makna
Persamaannya terdapat dalam bagaimana orang menginterpretasikan tanda yang terdapat dalam kehidupan kita sehari-hari. Baik Infante maupun Craig, berpendapat bahwa tanda akan selalu ada dalam kehidupan sehingga orang akan mudah memprediksikan suatu hal setelah mengamati atau mengalami kejadian yang hampir sama sebelumnya.
Infante juga menyebutkan, ada variabel selain antiseden X dan konsekuensi Y, yaitu probability (P) atau kemungkinan. Hal itu berarti bukan hanya hukum kausalitas saja yang berlaku, manusia tetap memiliki pilihan. Craig memasukkannya dalam sintaktis, di mana orang memiliki hak untuk menginterpretasikan tanda-tanda yang mereka temui.
Persamaan 2
Dalam buku karangan Infante terdapat teori The Covering Laws Perspective (Perspektif Hukum Tertutup) yang memuat teori Discovering Certain “Laws” of Communication (Menemukan “Hukum” Pasti Komunikasi”. Teori tersebut menyebutkan beberapa peneliti tertarik dalam menemukan kondisi pasti di mana individual bisa menggunakan pengaruh mereka kepada orang lain. Persuasi seseorang akan menimbulkan dampak bagi orang lain. Sebuah model pengujian digunakan oleh para peneliti untuk menciptakan situasi terkontrol untuk menguji akibat dari kondisi antiseden dalam hasil akhir.
Teori di atas memilki persamaan teori The Rhetorical Tradition yang diungkapkan Robert Craig. Fokus dari retorika adalah bagaimana manusia menggunakan simbol untuk memberi dampak pada semua orang di sekitarnya dan untuk membangun dunia tempat mereka tinggal. Retorika sering diartikan sebagai cara bagaimana berkomunikasi secara efektif, bagaimana kita menjadi seorang pengirim pesan atau pembicara.
Persamaan 3
Selain teori The Covering Laws Perspective, Infante menyebutkan teori The Human Action Perspective (Perspektif Tindakan Manusia). Teori tersebut menyangkal The Covering Laws Perspective. Manusia tidak bisa dipelajari dengan menggunakan model ilmuwan fisika karena manusia secara kualitatif berbeda dengan kejadian alam. Untuk memahami peristiwa komunikasi, kita harus memahami persepsi individu terhadap peristiwa itu, tidak hanya peristiwa itu sendiri. Kita harus melihat pandangan komunikan terhadap pesan  untuk menginterpretasikan hasilnya. Para ahli teori Human Action lebih suka membagi komunikan berdasarkan bagaimana mereka menerima pesan. Kemudian para ahli akan mempelajari bagaimana perubahan tingkah laku komunikan.
Teori Human Action bisa dijelaskan dengan dua tipe motif, motif-sebab dan motif-untuk mencapai sesuatu. Motif-sebab berkaitan dengan kejadian di masa lalu. Motif-untuk mencapai sesuatu berkaitan dengan tujuan yang kita harapkan di masa depan. Para ahli berpendapat manusia lebih berorientasi pada motif yang kedua, untuk mencapai tujuan tertentu.
Perspektif Covering Laws Perspective menekankan pada pengalaman-pengalaman sebelumnya, sedangkan perspektif Human Action menekankan kepentingan pencapaian tujuan di masa depan. Para peneliti teori perilaku manusia tidak menyangkal bahwa pengalaman mempengaruhi tingkah laku tetapi pengaruh akan tujuan yang akan dicapai dirasa lebih kuat. Perspektif perilaku manusia percaya bahwa tingkah laku manusia bisa diperkirakan karena orang membuat pilihan-pilihan tujuan dalam tindakan mereka.
Teori di atas memiliki kesamaan dengan teori The Phenomenological Tradition yang diungkapkan Robert Craig. Tradisi Fenomenologi mengasumsikan orang secara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka dan memahami dunia secara personal berpengalaman di dalamnya. Fenomena merujuk kepada kemunculan objek, peristiwa, atau kondisi dalam persepsi kita. Fenomena melalui pengalaman langsung sebagai cara bagaimana manusia menjadi mengerti dunia mereka. Fenomenologi, kemudian, membuat pengalaman hidup aktual menjadi realitas.
Baik Infante maupun Craig menekankan pada persepsi individu terhadap pesan. Individu tidak hanya bersikap pasif saat berhadapan dengan suatu peristiwa komunikasi, tetapi juga mempersepsi apa yang terjadi di hadapannya. Infante tidak menyangkal pengalaman mempengaruhi tingkah laku. Sependapat dengan Infante, Craig mengatakan pengalaman langsung adalah cara bagaimana manusia menjadi mengerti dunia mereka.
Persamaan 4
Dalam  Human Action Perspective, terdapat teori Personal Construct Theory, or Constructivism (Konstruksi Personal, atau Kontruksivisme). Teori tersebut berisi terkadang seseorang mengeneralisasikan simbol dari suatu perilaku tertentu terhadap simbol yang lain, yang kemudian dikonstruksikan atau dibangun dalam pikiran mereka. Dan memperkirakan bahwa jika hal itu pernah terjadi, maka di lain hari akan terjadi dengan kondisi yang hampir mirip. Hal itu dibuktikan dengan percobaan Panhandler. Seturut dengan perspektif tindakan manusia, perilaku manusia tidak bisa diprediksikan secara mutlak karena pilihan seseorang berpengaruh. Orang bisa berperilaku berbeda sesuai dengan mood dan situasi yang dihadapi.
Teori di atas mirip dengan teori Craig, yaitu The Sociopsychological Tradition. Sosiopsikologi digunakan untuk membantu kita memahami situasi di mana personalitas merasa penting, penilaian menjadi bias dengan adanya kepercayaan dan perasaan, dan orang memiliki pengaruh jelas satu sama lain. Sosiopsikologi fokus terhadap tingkah laku sosial individu, variabel psikologi, akibat individual, persepsi, dan pemikiran.
Sosiopsikologi dibagi menjadi tiga cabang: 1) tingkah laku; 2) kognitif; 3) dan biologi. Tingkah laku terkonsentrasi pada bagaimana orang bertingkah laku sebenarnya. Teori kognitif, fokus terhadap bagaimana individu mendapat, menyimpan, dan memproses informasi. Biologi menjadi menarik karena menyangkut fungsi dan struktur otak, sistem syaraf, dan faktor genetika yang menjelaskan tingkah laku manusia.
Persamaan kedua teori tersebut yaitu penilaian kita bisa saja menjadi bias terhadap suatu hal, tergantung oleh pengamatan yang kemudian terkonstruksi dalam pikiran kita. Sehingga ketika kita menemukan hal yang mirip dengan hal sebelumnya, kita hampir pasti menilai hasil akhirnya akan sama atau kata lainnya mengeneralisasikan. Selain itu, Infante dan Craig sependapat bahwa orang bisa berperilaku berbeda sesuai dengan mood dan situasi yang dihadapi. Namun Craig menambahkan perilaku seseorang juga mungkin dipengaruhi oleh kondisi biologis orang tersebut.
Persamaan 5
Ada satu teori lagi dalam Human Action Perspective yang dinamakan Coordinated Management of Meaning (CMM)—Manajemen Pengertian yang Terkoordinasi. Terdapat lima proposisi yang berdasarkan CMM:
1) Manusia akan menciptakan sistem pengertian;
2) Manusia mengorganisasikan pengertian secara hirarki atau berurutan;
3) Manusia mengorganisasikan pengertian secara temporal.
4) Tingkah laku individual tidak bisa diinterpretasikan kecuali dalam sistem yang lebih besar;
5) Individual’s system of meaning are to some extent idiosyncratic.
CMM menganalisis apa yang terjadi dalam percakapan. Terdapat tiga bagian dasar teori CMM: konteks komunikasi, aturan penginterpretasian, dan aturan berperilaku saat orang lain berbicara pada kita. CMM membantu para peneliti mengerti hasil dengan memahami bagaimana dua orang berinteraksi.
Infante memberi contoh bagaimana orang Jepang dan orang Amerika bernegosiasi dalam hal bisnis. Ternyata beberapa sikap satu sama lain diartikan berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada perbedaan budaya bicara dan simbol yang dipakai negara mereka, serta gaya mereka berbicara. Dalam negosiasi tersebut tidak terdapat persamaan makna, justru kesalahpahaman yang terjadi.
Teori Coordinated Management of Meaning (CMM)—Manajemen Pengertian yang Terkoordinasi mirip dengan The Sociocultural Traditon yang diungkapkan Craig. Pendekatan sosiokultural dalam teori komunikasi ditujukan sebagai pemahaman, pengertian, pemaknaan, norma, aturan yang bekerja dalam komunikasi secara interaktif. Sosiokultural fokus kepada pola interaksi antara orang-orang, daripada pada karakter individual atau model mental.  Banyak teori sosiokulural juga fokus kepada bagaimana identitas ditingkatkan melalui interaksi di dalam kelompok sosial dan kebudayaan.
Sosiologi dibagi menjadi interaksionisme simbolis konstruksionisme, dan sosiolinguistik. Interaksionisme simbolis menekankan pentingnya komunikasi sebagai cara mengeksplorasi hubungan sosial. Konstruksi sosial merupakan sebuah investigasi tentang bagaimana pengetahuan manusia dibangun melalui interaksi sosial. Sedangkan sosiolinguistik adalah studi tentang bahasa dan budaya.
Infante dan Craig sependapat mengenai pola interaksi yang dipengaruhi kondisi sosial dan budaya. Infante menekankan apa yang terjadi saat percakapan, yang terpenting adalah konteks komunikasi, aturan penginterpretasian, dan aturan berperilaku saat orang lain berbicara pada kita. Craig juga berpendapat hampir sama, bagaimana identitas ditingkatkan melalui interaksi di dalam kelompok sosial dan kebudayaan. Dari percakapan orang Jepang dan orang Amerika, jelas mereka lebih mengedepankan identitas kebangsaan dan kebudayaan mereka daripada karakter pribadi.
Persamaan 6
Perspektif terakhir yang ditawarkan Infante adalah System Perspective (Perspektif Sistem). Teori sistem adalah sesuatu yang berbeda dengan perspektif hukum tertutup dan tindakan manusia. Teori sistem tidak mempelajari bagian “cara untuk mengetahui”. Sumbangan sistem teori adalah perangkat konsep yang membantu kita untuk memahami  komunikasi sebagai sebuah proses yang terintegrasi (utuh), bukan sebagai peristiwa yang tertutup.
Sebuah sistem adalah perangkat unit yang interdependent yang bekerja sama untuk beradaptasi dalam perubahan lingkungan. Sebuah organisasi adalah salah satu sistem yang digunakan sebagai contoh  dalam sistem diskusi komunikasi. Setiap sistem diibaratkan seperti kue, jika kita mengubah bagian komposisi, maka semua sistem akan terkena dampaknya.
Perspektif sistem komunikasi sangat kompleks, mencerminkan kompleksnya komunikasi alami. Sistem terbuka dibentuk oleh tantangan besar dalam pertukaran dan interaksi dengan lingkungan mereka. Sebuah perubahan di lingkungan akan menyebabkan perubahan juga dalam interaksi komunikasi.
Infante memberikan contoh penelitian perspektif sistem dalam sebuah keluarga. Kepala keluarga dikondisikan untuk menjadi pengangguran selama enam bulan. Para peneliti tertarik dengan bagaimana keluarga berkomunikasi, bagaiaman si ayah membagikan perasaan pribadinya, dan bagaimana self-esteem mereka berubah. Selama masa pengangguran si ayah, komunikasi dalam keluarga meningkat. Sedangkan self-esteem si ayah menurun. Si ayah merasakan bahwa area konflik terasa lebih banyak.
Perspektif sistem memiliki kesamaan dengan The Cybernetics Tradition. Cybernetics adalah sistem kompleks yang mana elemen-elemen yang saling berinteraksi saling mempengaruhi. Cybernetics merujuk kepada variasi kerja fisika, biologi, sosial, proses tingkah laku. Komunikasi dimengerti sebagai sistem bagian, atau variabel, yang mempengaruhi satu sama lain, membentuk dan mengontrol semua karakter sistem.
Sistem adalah  perangkat dalam menginteraksikan komponen-komponen yang bersama-sama bekerja sama lebih dari jumlah semua bagian. Sebagai ranah pembelajaran, cybernetics adalah cabang sistem teori yang fokus kepada umpan balik dan proses kontrol.
Craig memberi contoh yang hampir sama dengan Infante. Craig memberi contoh sistem dalam sebuah keluarga. Ketika penghasilan dalam keluaga meningkat, kesehatan keluarga terjamin. Kesehatan yang terjamin akan menurunkan kemungkinan keluarga untuk sakit, di mana presensi sekolah dan kerja semakin sering. Hal itu meningkatkan kesuksesan dalam sekolah dan kerja. Namun presensi tersebut menurunkan kesempatan untuk menonton televisi. Di sisi lain, jarangnya menonton televisi juga meningkakan kesuksesan sekolah dan pekerjaan.
Cybernetics menekankan bahwa kita tidak bisa mengamati dari luar sistem. Kita harus masuk ke dalam sistem  untuk dapat memahaminya, karena kita terikat dengan sistem tersebut. Seturut dengan teori ini, kapanpun kita mengobservasi sebuah sistem, kita memberi dampak dan terkena dampak pada dan oleh sistem.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

Unknown said...

lebih bagus lagi klo dicantumkan literaturnya :)

Post a Comment