Konsepsi psikologi
tentang manusia, dapat dijabarkan menjadi empat yaitu :
a. Homo
Volens, melukiskan manusia sebagai makhluk
yang digerakkan oleh keinginan-keinginan yang terpendam. Dengan teori
“Psikoanalisis” , dengan tokoh : Freud. Jung, Adler, Abraham, Horney, Blon.
b. Homo
Mechanicus, memandang manusia sebai makhluk yang
digerakkan oleh lingkungan. Dengan teori “Behaviorisme” , tokoh-tokohnya :
Hull, Miller&Dollard, Rotter, Skinner, Bandura.
c. Homo Sapiens,
melihat manusia sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah
stimuli yang diterimanya. Dengan teori “Kognitif” , tokoh-tokohnya : Lewin,
Heider, Festingar, Plaget, Kohiberg.
d. Homo Ludens,
menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya. Dengan teori : “Humanisme” , tokoh-tokohnya
: Rogers, Combs&Snygg, Maslowl, May Satir, Peris.
Konsepsi Manusia dalam
Psikoanalisis
Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil
interaksi tiga sub-sistem dalam kepribadian manusia Id, Ego, dan Superego. Id
adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia,
dan id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan
rasional dan realistic, dan ego adalah yang mampu menundukkan hasrat hewaninya
dan hidup sebagai wujud yang rasional (pada pribadi normal). Superego adalah polisi kepribadian,
dapat disebut juga hati nurani yang merupakan internalisasi dari norma-norma
social dan kultural masyarakatnya. Dan superego maupun id ada dalam alam bawah
sadar manusia, sedangkan ego ada di tengah.
Konsepsi Manusia dalam
Behaviorisme
Behaviorisme amat banyak menentukan perkembangan
psikologi terutama dalam berbagai eksperimen. Sejak Thorndike dan Watson sampai
dengan sekarang, kaum behavioris berpendirian bahwa organisme dilahirkan tanpa
sifat-sifat social dan psikologis perilaku individu adalah dari hasil
pengamatan, dan perilakunya digerakkan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk
memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan.
Bandura
menambahkan konsep belajar social, yaitu:
1. Social
learning “ seoarang anak berbicara yang kurang jelas dan oleh orangtuanya
dibantu diperjelas, misalnya mengucapkan kata “mamah” lama kelamaan menjadi
mama.”
2. Imitation
“meniru bunyi-bunyi yang sering didengar dalam kesehariannya.”
3. Performance
“anak akan selalu mengingat apa yang dia lakukan jika orang lain menghargai apa
yang anak itu lakukan.”
Konsepsi Manusia dalam
Psikologi Kognitif
Saat
behaviorisme dserang habis-habisan, muncullah paradigma baru, manusia tidak
lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya. Menurut
Lewin, perilaku manusia dapat dilihat dalam konteksnya.Dan Lewin membaginya
menjadi tiga konsep :
1. Medan
(field) “perilaku manusia tidaklah hanya stimuli, tapi produk berbagai gaya
yang mempengaruhinya secara spontan.”
2. Ruang
hayat (life space) “semua factor yang mempengaruhi individu, baik yang
disadarinya dan kesadaran.”
3. Perilaku(behaviour)
“hasil interaksi antara inividu dengan lingkunganya.”
Konsepsi Manusia dalam
Psikologi Humanistik
Psikologi
Humanistik kebanyakan dianggap sebagai revolusi ketiga setelah
adanyapsikoanalisis dan behaviorisme. Carl Rogers menyimpulkan pandangan
humanism sebagai berikut:
1. Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman
yang bersifat pribadi
2. Manusia berperilaku untuk mempertahankan,
meningkatkan, dan mengaktualisasi diri
3. Individu berreaksi di situasi sesuai dengan
persepsi tentang dirinya
4. Jika
ada suatu ancaman diri padanya dia akan diikuti dengan pertahanan dirinya
5. Batiniah
seoarang individu cenderung pada kesehatan dan keutuhan diri
Faktor-faktor Personal
yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Psikologi soial akhir-akhir ini dapat dipahami
dengan dua pendekatan yaitu, yang pertama lewat factor-faktor social, yang
kedua melalui factor yang timbuldari individu. Perspaektif yang berpusat pada
persona mempertanyakan factor-faktor internal pada perilaku manusia. Secara
garis besar dapat dibagi menjadi factor biologis dan factor sosiopsikologis.
a. Factor
Biologis
Begitu besarnya pengaruh warisan biologis ini samoai muncul aliran
baru, bahwa semua yang ada dan mempengaruhi kehidupannya adalah dar struktur
biologisnya. Menurut Wilson, perilaku social dibimbing oleh aturan-aturan yang
telah deprogram secara genetis dalam jiwa manusia “epigenetic rules”. Namun
seorang individu tidaklah hanya seorang makhluk biologis tapi juga makhluk yang
dapat disebut sebagai makhlukm sosiopsikologis.
b. Faktor
Sosiopsikolgis
Karena manusia merupakan makhluk
social, dan dari proses social dia dapat memperoleh beberapa karakteristik yang
dapat mempengaruhi perilakunya. Dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif.
Yang pertama komponen afektif, yang terdiri dari
motif sosiogenis, sikap, dan emosi.
Motif Sosiogenis
Sering disebut juga dengan motif
sekunder , dan berbagai klasifikasi motif sosiaogenis dijelaskan oleh berbagai tokoh
yaitu:
W.I ThomasDAN Florian Znaniecki:
1. keinginan meperoleh pengalaman baru
2. keinginan untuk mendapat respons
3. keinginan mendapat pengakuan
4. keinginan akan rasa aman
David McClelland:
1. Kebutuhan
berprestasi
2. Kebutuhan
kasih sayang
3. Kebutuhan
berkuasa
Abraham Maslaow:
1. Kebutuhan
rasa aman ]
2. Kebutuahn
keterikatan dengan cinta
3. Kebutuhan
penghargaan
4. Kebutuhan
pemenuhan diri
Melvin H.Marx:
1. Kebutuhan
organism:
-
Motif ingin tahu
-
Motif kompetensi
-
Motif prestasi
2. Motif-motif
social:
-
motif kasih saying
-
motif kekuasaan
-
motif kebebasan
Sikap
Sikap adalh konsep yang paling penting dalm
psikologi social dan yang piling banyak didefinisikan. Dan dari berbagai
pengertian sikap dapat disimpulkan beberapa hal, pertama, sikap adalah kecenderungan
bertindak, berpikir, dan merasa dalam menghadapi obyek. Sikap bukanlah perilaku
tapi tetapi merupakan kecenderungan nutuk nerperilaku dengan cara tertentu.
Kedua, siakap punya daya pendorong atau motivasi. Ketiga, sikap relative lebih
menetap. Keempat, sikap mengandung nilai evaluative. Kelima, sikap timbul dari
pengalaman.
Emosi
Emosi berbeda-beda dalam hal intensitasdan lamanya.
Ada emosi ringan, berat, desintregatif. Emosi yang ringan meningkatkan
perhatian kita pada situasi yang dihadapi dengan perasaan tegang sedikit tapi
masih bisa dikendalikan. Dari segi lamanya, ada emodi yang berlangsung singkat
dan ada yang berlangsung lama. Mood
adalah emosi yang berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari.
Kepercayaan
Kepercayaan adalah komponen kognitif dari factor
sosiopsikologis dan tidak ada hubungannya dengan hal-hal gaib. Jadi,
kepercayaan dapat bersifat rasional atau irrasional.
Kebiasaan
Kebiasaan adala h aspek perilaku manusia yang
menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan.
Kemauan
Menurut Richard Dewey
dan W.J. Humber, kemauan adalah: 1)hasil keinginan untuk mencapai tujuan
tertentu, 2)bertujuan, 3)dipengruhi oleh kecerdasan dan
energiyang diperlukan untuk mencapai tujuan, 4)pengeluaran energy untuk mencapai tujuan.
Faktor-faktor
Situasional yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Edward
G. Sampson meringkas seluruh factor situasional menjadi sebagai berikut:
1) Aspek-aspek
obyektif dari lingkungan
a. Factor
ekologis : - faktor geografis
- faktor iklimdan meteorogis
b.
Faktor desain
c.
Faktor temporal
d.
Faktor suasana perilaku
e.
Faktor teknologis
f.
Faktor social
2)
Lingkungan psikososial
-
iklim organisasi dan kelompok
- ethos dan iklim institusional
3) Stimuli
yang mendorong dan memperteguh perilaku
- oranglain
- situasi pendorong perilaku
0 comments:
Post a Comment