Powered by Blogger.
RSS

PR Writing: Teknik Penulisan Humas


Teknik Penulisan Humas (Public Relations Writing) adalah keterampilan menulis (writing skill) khas Humas/PR dalam menghasilkan naskah-naskah yang diperlukan untuk kepentingan pencitraan positif dan popularitas perusahaan/organisasi. Tipe-tipe panulisan atau naskah PR dapat dibagi menjadi dua bagian:

1. Berkaitan dengan Media Relations/Press Relations, seperti naskah press release (siaran pers), advertorial, dan press conference (press kit/media kit).

2. Berkaitan dengan media promosi, informasi, dan komunikasi perusahaan/organisasi, seperti naskah untuk dipublikasikan di newsletter, in house magazine/Company Magazines, naskah laporan tahunan (annual report), company profile, leaflet, booklet, brosur, dan sebagainya.

Untuk menghasilkan naskah yang baik (good writing), Humas/PR harus memiliki keterampilan jurnalistik layaknya wartawan, seperti pemahaman tentang nilai berita (news values), bahasa jurnalistik (language of mass communications), kode etik jurnalistik, dan sebagainya.

Untuk kepentingan publikasi yang luas, Humas/PR membutuhkan peran media. Karena itu, diperlukan sebuah hubungan yang baik dengan kalangan pers/media massa (Press/Media Relations). Agar hubungan itu tercipta dengan baik, Humas perlu mengenali dunia pers dengan baik pula, seperti karakteristik wartawan, format media, cara kerja wartawan/media, dan sebagainya.

Siaran Pers
Siaran Pers (Press Release, biasa disebut rilis saja) adalah naskah berita (data atau informasi tentang sebuah kegiatan –pra ataupun pasca) yang disampaikan kepada wartawan atau kantor redaksi media untuk dipublikasikan di media tersebut. Dengan demikian, menulis siaran pers pada dasarnya sama dengan menulis berita seperti dilakukan para wartawan. Oleh karenanya, karakteristik dan struktur penulisan siaran pers sama dengan menulis berita.

Karakteristik siaran pers adalah memiliki “nilai berita” (news values), yakni aktual, faktual, penting, dan menarik. Struktur penulisannya pun sama dengan dengan penulisan berita, yakni terdiri dari head (Judul), dateline (baris tanggal), lead (teras berita), dan news body (tubuh atau isi berita). Berita sendiri artinya adalah laporan peristiwa atau peristiwa yang dilaporkan oleh media massa.

Kiat menulis siaran pers:
1. Tulis dengan gaya penulisan berita.
2. Jangan terlalu panjang – cukup satu lembar.
3. Langsung ke masalahnya dengan segera.
4. Penuhi unsur berita 5W+1H.
5. Berikan lebih dari satu nomor kontak –nomor telpon kantor, kontak pribadi, HP, e-mail, dan fax.
6. Jika memungkinkan, buatlah usulan mengenai orang-orang yang dapat diwawancara.
7. Cek/konfirmasi siaran pers yang sudah dikirimkan melaui fax, surat, atau e-mail.
8. Jika perlu, seratakan ilustrasi foto, tabel, atau grafik atau bahan pendukung lainnya –makalah, naskah pidato, susunan acara, dsb.
9. Tuliskan pada kertas berkop-surat sehingga benar-benar resmi.
10. Tandatangani oleh pejabat paling berwenang, misalnya manajer humas, ketua panitia, dan/atau ketua lembaga/perusahaan.
11. Jika bersifat individu, misalnya artis, pakar, pejabat, ataupun warga biasa, sertakan fotokopi identitas.

Surat Pembaca
Surat Pembaca (letter to the editor) mirip siaran pers, terutama dalam hal teknis penulisan dan pengiriman. Yang membedakan adalah dalam hal isi dan tujuannya. Isi dan tujuan surat pembaca biasanya merupakan tanggapan, sanggahan, klarifikasi, atau penggunaan Hak Jawab dan Hak Koreksi atas informasi yang dinilai salah dan merugikan. Surat pembaca berupa tanggapan, biasanya diawali dengan mengutip berita atau surat pembaca yang sebelumnya sudah dimuat, sehingga pembaca dapat mengetahui latar belakang masalah yang diklarifikasi.

Advertorial (adv)
Advertorial = advertising dan editorial. Gabungan antara promosi dan opini atau pemberitaan tentang hal yang dipromosikan –produk, jasa, perusahaan, organisasi, aktivitas, atau program pemerintah. Bentuk tulisannya bisa berupa berita, feature, atau artikel. Advertorial sering disebut iklan dalam bentuk pemberitaan atau tulisan panjang.
Jenis advertorial a.l. adv produk, adv jasa, adv perusahaan, dan adv pemerintahan. Sifatnya bisa informatif, eksplanatif, interpretatif, persuasif, argumentatif, dan eksploratif.

Brosur
Brosur (Brochure) adalah selebaran cetakan satu halaman kertas yang terlipat dua atau lebih, berisi keterangan, informasi, atau gambaran tentang sebuah perusahaan, instansi, produk, atau jasa, atau bisa juga berisi sebuah ide dan kegiatan.

Jenis selebaran promosi sejenis brosur adalah booklet, yakni buku kecil tanpa jilid/cover berisi informasi dan gambar tentang suatu produk atau jasa. Bisa juga terdiri dari beberapa lembar kertas sehingga menyerupai buku. Penyebarannya sama dengan brosur, yakni dibagi-bagikan langsung kepada publik.

Sarana promosi mirip brosur adalah flyer, pamflet, leaflet, atau poser, yakni lembaran utuh tanpa lipatan/tidak terlipat. Pamflet (ukuran satu halaman kertas print), leaflet (ukuran kertas kecil), dan poster (”surat tempelan”, ukuran kertas besar) disebarkan dengan cara ditempel. Flyer biasanya digantung.

Ada juga yang disebut folder. Bentuknya mirip map, namun berisi banyak informasi dan bagian dalamnya terdapat kantung untuk menyimpan aneka berkas seperti surat, brosur, leaflet, kartu nama, dan sebagainya. Folder dapat berfungsi sebagai tempat penyimpan berkas informasi atau promosi.

Press Conference/Media Kit
Konferensi Pers (Press Conference) – undang media untuk menyampaikan informasi, dilakukan tidak rutin, insidental sesuai acara yang digelar, baik sebelum maupun sesudah kegiatan.

Media Kit adalah bahan tertulis sehingga kalangan pers memiliki data akurat dan lengkap sebagai bahan berita. Bahan tertulis ini bisa berupa siaran pers, susunan acara, makalah, artikel, feature, bosur, proposal, atau informasi lengkap tentang kegiatan –tujuan, jadwal, target, kepanitiaan, daftar pengisi acara, dsb.—dan dimasukkan dalam sebuah map atau amplop besar.

Naskah Pidato
Naskah pidato biasanya dilakukan penulis khusus yang disebut scriptwriter. Namun, ada punya petugas humas yang ditugaskan menulisnya. Naskah pidato terdiri dari bagian pembukaan, isi, dan penutup. Ditulis dengan gaya bahasa tutur (spoken words) atau gaya bahasa percakapan (conversational language) karena naskah itu untuk diucapkan, dibacakan, atau disuarakan.

Newsletter
Newsletter secara harfiyah artinya “laporan berkala” atau “surat berita”. Merupakan media informasi dan komunikasi internal sebuah lembaga, biasanya terdiri dari dua hingga delapan lembar kertas kwarto atau folio, tanpa cover seperti majalah atau buku. Isinya bervariasi mirip majalah, misalnya agenda dan berita kegiatan, artikel, feature, gambar, dsb.

In House Magazine
In House Magazine atau Company Magazines adalah majalah internal sebuah lembaga/perusahaan. Desain atau tampilan dan rubrikasinya seperti majalah umum/komersil, namun isinya tentang informasi seputar “dapur” lembaga. Mengelola In House Magazine, juga Newsletter, sama dengan proses manajemen media massa pada umumnya, yakni melalui proses redaksional dan membutuhkan keterampilan meliput dan menulis berita layaknya wartawan.
Proses redaksional dimaksud adalah tahapan perencanaan (planing) –penentuan visi, misi, logo, moto, rubrikasi, editorial policy, dan style book; pengorganisasian (organizing) –penetapan susunan organisasi redaksi (pemred hingga reporter dan layouter); pelaksanaan (acting) –aktivitas jurnalistik seperti perencanaan liputan (rencana isi), peliputan, penulisan, editing, dan desain grafis, dan pengawasan (controling) –pengawasan dan evaluasi proses dan hasil kerja yang sudah dilaksanakan.*

Referensi: Public Relation Writing: Pendekatan Teoritis dan Ptaktis. Penulis: Dr. Yosal Irianto & A. Yani Surachman, S.Sos. Penerbit Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2006; Press Relation: Kiat Berhubungan dengan Media Massa. Penulis: Drs. Aceng Abdullah. Penerbit Rosdakarya, Bandung, 2000; Jurnalistik Terapan: Panduan Kewartawanan dan Kepenulisan. Penulis: Asep Syamsul M. Romli. Penerbit Baticpress, Bandung, 2004. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Copywriting: Menulis Naskah Iklan (1)


Copywriting adalah penulisan naskah iklan atau promosi sebuah produk (barang atau jasa). Dengan kata lain, copywriting adalah aktivitas membuat dan menghasilkan tulisan (teks/naskah) untuk kepentingan iklan.

Ahli komunikasi dari Amerika Serikat, Frank Jefkins, memaknai copywriting (penulisan naskah iklan) sebagai ”s

eni penulisan pesan penjualan yang paling persuasif dan kuat”.

Pakar lain, Bovee, mendefinisikan copywriting dengan ”tulisan dengan aneka gaya dan pendekatan yang dihasilkan dengan cara kerja keras melalui perencanaan dan kerjasama dengan klien, staf legal, account executive, peneliti, dan direktur seni”.

Dapat dikatakan, copywriting adalah seni atau keterampilan menulis naskah berisi pesan iklan, promosi, untuk menarik minat konsumen pengguna jasa atau barang.

Penulisnya disebut copywriter. Merujuk pada definisi di atas, terutama dari Bovee, copywriter tidak bekerja sendiri. Selain harus menguasai karakteristik produk, ia juga bekerja sama dengan bagian penjualan (marketing).

Elemen Copywriting
Secara teoritis, unsur dasar yang harus dikandung sebuah naskah iklan dikenal dengan ringkasan AIDCA, yaitu:
  • Attention –menarik perhatian.
  • Interest –menciptakan minat.
  • Desire –memunculkan hasrat untuk menggunakan produk.
  • Conviction –memberi keyakinan bahwa produk itulah yang cocok bagi konsumen.
  • Action –menyegerakan aksi, konsumen membeli atau menggunakan produk.


Rumus copywriting antara lain harus menarik perhatian, membangun membangun citra atau image positif tentang produk dan produsen (perusahaan), serta efektif dan efisien atau tepat sasaran.

Kreatif, Mengenali Audiens

Jika sebuah naskah penjualan gagal menarik perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire), keyakinan (conviction), dan tindakan (action) yang diinginkan, maka pesan penjualan itu telah gagal.

Karenanya, seorang copywriter juga harus mempertimbangkan banyak hal ketika melaksanakan tugasnya, seperti ”perkiraan” penafsiran oleh publik (calon konsumen) tentang iklan yang disampaikan kepada mereka.


Target audiens akan menafsirkan iklan secara beragam disebabkan sejumlah faktor, antara lain:
  • Pengetahuan yang terbatas mengenai produk.
  • Latar belakang pendidikan, budaya, agama, paham politik, dll.
  • Tingkat kebutuhan yang berbeda.
  • Tingkat apresiasi terhadap seni yang berbeda.
  • Penggunaan sudut pandang.
  • Waktu, media atau sarana yang digunakan, dan jam tayang iklan.


Copywriter harus berjiwa kreatif agar naskah yang dihasilkannya menarik, jika perlu menghibur, dan efektif menyampaikan pesan kepada publik sehingga publik bukan saja tertarik, berminat membeli, tapi juga yakin bahwa produk yang diiklankan sesuai dengan kebutuhan/keinginan mereka dan tanpa ragu segera membeli atau menggunakannya. Wasalam. BERSAMBUNG

Update: Bersambung disini Copywriting Menulis Naskah Iklan 2

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Copywriting: Menulis Naskah Iklan (2)


Sumber kreativitas copywriter utamanya adalah “fakta” produk dengan berbagai keunggulannya dibandingkan produk lain dan eksplorasi aspek emosional dan citra yang melekat pada produk tersebut.

Gaya Bahasa Copywriting
  • Eksploratif –naskah iklan menggali sedalam mungkin keunggulan produk, dengan kata-kata akurat dan tidak terlalu berlebihan, sehingga mampu meyakinkan publik akan keunggulan dan manfaat produk tersebut bagi mereka.
  • Denotatif –kata-kata yang digunakan sedapat mungkin tidak barmakna ganda (ambigue) sehingga pesannya jelas dan tegas.
  • Naratif –menguraikan produk dalam bentuk cerita dengan pilihan kata dan kalimat (gaya bahasa) semenarik mungkin.
  • Imajinatif — pilihan kata mengandung majinasi dan ”membuai” dengan tetap mengedepankan kebenaran fakta produk dan tidak mengandung kebohongan.
  • Argumentatif –mempengaruhi audiens secara jelas dan nyata dengan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
  • Informatif –menginformasikan secara detail tentang produk. Sejumlah data yang mneunjang disampaikan komunikatif dan menghindari News Style, meski hakikatnya memang berisi informasi.
  • Persuasif –membujuk audiens agar segera menggunakan produk yang diperkenalkan atau ditawarkan.


Etika

Penulisan naskah iklan tidak boleh berisi dusta atau membohongi masyarakat, serta tidak melanggar kode etik periklanan dan undang-undang perlindungan konsumen. Menjelek-jelekkan produk lain termasuk pelanggaran kode etik periklanan.

Copywriting bagian dari Iklan

Copywriting adalah bagian tekstual dalam sebuah iklan. Iklan sendiri didefinisikan sebagai ”informasi tentang sebuah produk yang bertujuan mendorong dan membujuk publik agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan iklan sebagai ”pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di media massa seperti koran dan majalah, atau di tempat-tempat umum”.

Copywriter

Copywriter adalah orang kreatif, pandai “bermain kata-kata”, dan menghasilkan sebuah kata, kalimat, dan naskah yang menarik dan menggugah orang lain.

Per definisi, copywriter adalah:
  • Orang yang dipekerjakan untuk menulis iklan atau publisitas (A person employed to write advertising or publicity, princeton.edu).
  • Orang yang bekerja sebagai bagian dari tim kreatif dalam sebuah agensi atau departemen periklanan yang bertanggung jawab utama atas konten tekstual atau verbal sebuah iklan (A copywriter is a person works as part of a creative team in an agencies and advertising departments, who has ultimate responsibility for the advertisement’s verbal or textual content, wikipedia.org).
  • Orang yang menulis naskah iklan –teks yang digunakan untuk iklan (A person who writes advertising copy –the text used in advertisements, wiktionary.org).
  • Orang yang bertanggung jawab atas penulisan naskah iklan dan memadukan konsep kreatif, sering dalam kolaborasi dengan direktur seni dan direktur kreatif (A person responsible for writing advertising copy and generating creative concepts, often in collaboration with an art director or creative director, motto.com).
  • Indivisu yang membantu dalam menyusun gagasan untuk iklan dan komersial dan menulis kata-kata atau naskah untuk mereka (Individual who helps conceive the ideas for ads and commercials and writes the words or copy for them, mcgraw-hill.com).
  • Orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan magis dengan kata-kata. Ia bertanggung jawab atas transformasi gagasan ke dalam kata-kata, menulis tubuh naskah utuk iklan, dsb. (A person who has the ability to create magic with words. The Copywriter is responsible for transforming ideas into words, writing the body copy for advertisements etc., uniqueleads.com).
  • Seorang profesional yang menyusun judul, subjudul, dan tubuh naskah iklan, brosur, katalog, penawaran surat langsung, literatur produk, dsb. (Professional who composes headings, sub-headings, and body copy of advertisements, brochures, catalogs, direct mail offers, product literature, etc., businessdictionary.com).
  • Pencipta kata-kata dan konsep untuk iklan dan komersial (Creator of words and concepts for advertisements and commercials, answer.com).


Karakter Media

Copywriter, selain menguasai produk yang hendak diiklannya, juga harus memahami media atau sarana yang digunakan, seperti radio dan televisi dan media cetak.


Ia harus memahami karakter media radio, seperti Theater of the mind, personal, dan portable dan mobile. Iklan di radio bisa didengarkan sambil melakukan pekerjaan lain. Iklan ditayangkan hanya sekilas dan sekali dengar sehingga kata-kata yang diguakan hendaknya to the point, jelas, dan lugas.


Keunggulan dari televisi dari media lain adalah karakternya yang auditif dan visual, paduan antara suara dan gambar, sehingga karakter iklan televisi antara lain mengutamakan keindahan gambar, sekilas, masif, dan lebih kompleks dari iklan radio. Wasalam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cara Menulis Press Release


Cara Menulis Press Release

Press Release, siaran pers, atau rilis adalah informasi –biasanya berupa naskah berita– yang dibuat oleh Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) suatu organisasi, perusahaan, atau instansi yang disampaikan kepada media massa untuk dipublikasikan dalam media massa tersebut.

Teknik penulisannya sama dengan penulisan naskah nerita. Dengan kata lain, naskah siaran pers sama dengan naskah berita berita –khususnya berita langsung (straight news).

Rilis –sebagaimana berita—berisi fakta atau rekonstruksi peristiwa dengan kandungan elemen berita 5W+1H: What (Apa yang terjadi), Who (Siapa pelaku atau orang yang terlibat dalam kejadian itu), Why (Kenapa hal itu terjadi), When (Kapan kejadiannya), Where (Di mana terjadinya), dan How (Bagaimana proses kejadiannya).

Rilis pun mesti mengandung News Values atau nilai berita (aktual, faktual, penting, dan menarik) sehingga layak muat (fit to print).

Struktur tulisannya terdiri dari judul (head), teras berita (lead), dan isi berita (body).

Prinsip penulisan rilis mengedepankan fakta terpenting (model piramida terbalik, inverted pyramid) serta tidak mencampurkan fakta dan opini.

Teknik Penulisan

Judul berita harus kalimat lengkap, minimal Subjek + Predikat, dan menggunakan kalimat aktif.

Teras sebaiknya mengedepankan subjek/pelaku –who does what; siapa melakukan apa, kapan, di mana, kenapa, dan bagaimana; isi berupa penjelasan unsur why dan how.

Tips

  • Pelajari gaya bahasa media yang menjadi target pengiriman rilis.
  • Tulislah siaran pers dengan gaya media tersebut.
  • Pilih judul yang positif (aktif), bukan pasif.
  • Paragraf pertama (lead) harus jelas dan ringkas.
  • Gunakan bahasa jurnalistik –ringkas dan lugas, kalimat dan paragraf pendek-pendek, hindari anak kalimat.
  • Tulislah fakta & data saja, bukan opini/pandangan.
  • Ketiklah hanya pada satu sisi kertas.
  • Selalu beri tanggal.
  • Selalu cantumkan nama kontak dan nomor telepon bagian akhir naskah.
  • Gunakan kertas surat resmi & cantumkan label “Siaran Pers” di bawah logo/sebelum naskah.
  • Pelajari editorial policy, frekuensi penerbitan, tanggal/tenggat terbit, deadline, daerah sirkulasi, serta jangkauan dan segmen pembaca.
  • Teknis pengiriman rilis bisa melalui mail, faks, pos, bisa ditujukan kepada wartawan yang sudah dikenal, dan jangan lupa kofirmasi via telepon.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Public Speaking


Public Speaking dianggap sebagai sarana komunikasi , dalam saran komunikasi atau sebuah wadah bergulirnya percakapan yang memerlukan umpan balik. Dalam dunia komunikasi terdiri dari komunikator, pesan, dan komunikan. semua ini akan berfungsi melalui channel atau saluran yang disebut media.. Kehadirannya dalam kegiatan komunikasi yang berperan adalah komunikator atau Public Spea ker. Istilah Public Speaking berawal dari ahli retorika, yang mengartikan sama yaitu seni berbicara atau berpidato yang sudah berkembang sejak abad sebelum masehi. Seperti yang diungkapkan Jalaludin Rakhmat dalam buknya  "Retorika Modern" (2000), bahwa kemajuan Negara Barat bukan saja bertumpu pada pengetahuan matematika, fisika atu kimia. Kalau mendalam lagi keingintahuan kita tentang  mengapa mereka memiliki kemampuan luar biasa dalam ilmu-ilmu alam, bukan saja mengenai apa yang mereka pikirkan , tetapi bagaiman kemampuan mereka menyakinnya dengan ucapan yang jelas sehingga khalayaknya paham dan menegti hasil presentasinya

Berabad-abad yang lalu mereka berpijak pada budaya yang mementingkan pendidikan bahasa, yang berakat pada filsafat Yunani dan bertumpu pada retorika. Kemudian , ada anggapan negatif apabila menggunakan kata retorika. Kemudai ada anggapan negatif apabila menggunakan kata retorika , kita sedang berhadapan dengan seni propaganda, menggunakan kata-kat yang indah dan bagus yang disangsikan kebenarannya. Pengertian Retorika , yakni pemekaran bakat-bakat tinggi manusia , yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa sebagai komunikasi dalam media pikiran. Dengan retorika , para pemimpin dapat menaklukan hati dan jiwa atau kemampuan mengotak atik otak, sehingga kepetusannya dapat diterima karyawan atau audiens.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Public Relations Sebagai Pemimpin


Kepemimpinan merupakan proses sosial, berhubungan dengan mempengaruhi kegiatan dan sikap dalam kinerja dari individu ataupun kelompok, yang akhirnya mempu mecapai tujuan yang sesuai dengan tuntutan, kebutuhan, kerugian publik yang ada pada saat itu.

Dasar dan efek kepemimpinan ditentukan (Herimanto,etc :2007)
  1. sifat sifat, sikap dan perilaku yang memimpin atau pipmpinan yang sah
  2. sifat-sifat , harapan-harapan atau sikap perilak dari yang dipimpin
  3. gejala adanya problem dari situasi keadaan tertentu yang menginginkan pada tugas yang tersruktur atau relativ dari tugas yang terstruktur dari perkembangan organisasi, seperti misalnya, fase penyelesaian, fase pembeharuan, dan krisis periode

Keluwesan , flesibel perlu dalam kepemimpinan karena manusia itu berbeda-beda, unik dan harus diperlakuakan secara berbeda pula. Keluwesan merupakan salah satu penopang bagi hubungan dengan orang-orang yang dipimpin. Keluwesan bercirikan adanya keterbukaan, ketulusan, kejujuran dan bebas dari ketegangan serta ketakutan. bila menunjukkan kegairahan untuk tugas, lembaga beremnagat dalam usahanya. Kepemimpinan yang lazim di setiap negara, perlu terbuka, dirangkai oleh norma-norma , harapan, kebutuhan, sejarah, persenyawaan budaya para pegawai dan kondisi ekonomi.

Kepemimpinan merupakan keseluruhan dari sifat-sifat kepribadian orang, antara lain , intelektual yang dimiliki, adanya keberanian untuk menghadapi hal yang baru, kompleks, berani memulai, pengambil keputusan, kemampuan untuk bertahan, vitalitas, kekuatan hidup, keramahan dan seterusnya. Hal tersebut memberikan kemudahan untuk pembaharuan, penting dan diperlukan dalam kepemimpinan.

Demikian pula Public Relations sebagai pemimpin yang mampu menangani segala masalah yang dihadapi oleh organisasi , karena PR mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam organisasi maupun luar organisasi. Dalam menyelesaikan permasalahan inipun berisfat humanis, karena dasar dari pendekatannya lebih menghargai dan memperhatikan pada masalah kemanusiaan.

Dalam kaitan inai, komunikasi dalam PR merupakan titik sentral setiap proses komunikasi. Hubungan kemanusiaan merupakan proses yang menyangkut kepribadian, sikap, dan tingkah laku yang terjadi dalam orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tertentu. Komunikasi tersebut terutama untuk memberi motivasi kerja pada orang-orang yang terlibat , dengan demikian mereka akan muncul rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga organisasi mencapai oroduktivitas yang tinggi.

Dalam berkomunikasi, sikap yang baik dan etis kepada sesama teman dan terhadapa setiap orang akan meninkatkan dan memperlancar kerjasama. Disamping itu mereka akan bisa saling menerima dan saling percaya - mempercayai. Keterbukaan orang-orang di dalam organisasi sangat penting dan budaya disiplin menjadi unsur yang tidak kalah penting dalam organisasi. Komunikasi timbal balik memiliki peranan yang sangat penting di dalam pergaulan manusia pada khususnya dan didalam organisasi pada umumnya, sedangkan komunikasi interpersonal akan sangat menentukan kberhasilan komunikasi timbal balik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Definisi Public Relation


Definisi public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).
Pengertian public relation adalah: Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria, 2002, p.7).
Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap perusahaan” (2002, p.145). Sedangkan Marston mengatakan “public relation adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999, p.1). Scholz (1999,p.2) mengatakan bahwa “public relation adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.
Pengertian public relation secara umum dan khusus sebagai berikut:
1. Pengertian Umum
Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Crystallizing
Public Opinion menyebutkan bahwa public relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001).
2. Pengertian Khusus
Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002). Dalam buku dasar-dasar public relation (Wilcox dan Cameron,2006,p.5) juga mengatakan bahwa “public relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests”. yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Fungsi dan Tugas Public Relations


Fungsi Utama Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antaralembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengrtian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptaka iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi (Nova , 2011) .

Aktivitas Public Relations adalah menyelenggaraka komunikasi timbal balik (twi ways traffic comunications) antara lembaga dengan publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungann bagi tercapainya suatu tujuan tertentu , kebijakan , kegiatan produksi , demi kemajuan lembagau atau citra positif lembaga bersangkutan. Kegiatan Public relations sangat erat kaitannya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.

Dalam hal ini , tugas public relations berkaitan dengan kode etik Asosiasi Public Relations Internasional yang menegaskan , bahwa setiap public relations tidak dibenarkan untuk mengangkat suatu konflik yang terjadi atau hal yang sengaja dipaparkan kepada publik tanpa seizin dari bersangkutan atau yang berkepentingan. Sebaliknya , pihak public relations tidak dibenarkan dengan sengaja menutupi masalah atau kirisi yang sedang terjadi di lembaga yang bersangkutan dengan cara mengelabui publik.

Jika menghadapi situasi yang genting (crucial) seperti timbul masalah , konflik, pertikaian hingga terjadi situasi krisis, maka seorang public relations wajib untuk menjelaskan secara jujur dan terbuka . Hal tersebut dikarenakan di satu pihak public relations juga mempunya tanggung jawab sosial. Dalam menjalankan perannya , harus berdasarkan kejjuran dan etika yang dipegang teguh.

Hal senada juga diungkapkan dalam penelitian yang diadakan oleh International Public Realations Associations (IPRA) pada 1981 yang mengemukakan, bahwa umumnya fungsi public relations masa kini meliputi 15 pokok berikut ;
  1. memberikan konseling yang didasari pemahaman masalah perilaku manusia
  2. membuat analisi "trend" masa depan dan ramalan akan akibat - akibatnya bagi institusi
  3. melakukan riset pendapat , sikap dan harapan masyarakatnterhadap institusi dan memberi saran tindakan - tindakan yang diperlukan 
  4. menciptakan dan membina komunikasi dua arah berlandaskan kebenaran informasi yang utuh
  5. mencegah konflik dan salah pengertian
  6. meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial 
  7. melakukan penyerasian kepantingan institusi terhadap kepentingan umum
  8. meningkatkan iktikad baik institusi terhadap anggota , pemasok dan konsumen
  9. memperbaiki hubngan indritrisional
  10. menarik tenaga kerja yang baik agar menjadi anggota dan mengurangi keinginan anggota untuk ke luar dari institusi
  11. memasyarakatkan produk atau layanan
  12. mengusahakan perolehan laba yang maksimal
  13. menciptakan jati diri institusi
  14. memupuk minat mengenai masalah- masalah nasional maupun internasional
  15. meningkatkan pengertian menganai demokrasi


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Marketing Public Relations


“Marketing Public Relations works because it adds value to pruduct through its uniqe ability to lend credibility to product message”. Philip Kotler

Memasuki era globalisasi, persaingan di berbagai bidang semakin nyata saja. Keberhasilan kinerja Public Relations sebagai item penting organisasi/perusahaan yang bertugas menicptakan dan mempertahankan nilai/image positif organisasi, semakin tinggi. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan berusaha memarketkan aktivitas public relations dengan maksimal dan efektif.

Dalam bukunya The Marketer’s Guide to Public Relations, Thomas L Harris mengatakan,

Marketing Public Relations is the process of planning and evaluating programs, that encourage purchase and customer through credible communicayion of information on impression that identify companies and their products with the needs concerns of customers

Secara umum dapat diartikan, Marketing Public Relations adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian sprogram-program yang dapat merangsang pembelian dan keuapasan konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keingian dan kepentingan bagi para konsumennya.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Marketing Public Relations merupakan perpaduan pelaksanaan program dan strategi pemasaran (marketing strategy implementation) dengan tkivitas program kerja public relations (work program of Public relations). Dalam pelaksanaannya terdapat tiga strategi penting, yakni
  1. Pull strategy, public relations memiliki dan harus mengembangkan kekuatan untuk menarik perhatian publik.
  2. Push strategy, public relations memiliki kekuatan untuk mendorong berhasilnya pemasaran.
  3. Pass strategy, public relations memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan menciptakan opini publik yang menguntungkan

Jelas, marketing dalam Marketing Public Relations tidaklah dalam pengertian sempit.Tetapi berkaitan dengan aspek-aspek perluasan pengaruh, informative, peusasif, dan edukatif, baik segi perluasan pemasaran ( makes a marketing) atas suatu produk atau jasa, maupun yang berkaitan dengan perluasan suatu pengaruh tertentu (makes an influence) dari suatu kekuatan lembaga atay terkait dengan citra dan identitas suatu perusahaan.

Peranan Marketing Public Relations

Dilihat dari segi pemasaran, Marketing Public Relations berperan sebagai salah satu cara mencapai tujuan pemasaran, yaitu :
  1. Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya.
  2. Menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar tersebut.
  3. Menentukan harga produk yang rasional dan kompetitif
  4. Menentukan dan memilih target konsumen (target audience)
  5. Merencanakan dan melaksanakan kampanye pomosi produk ( pre-project selling) yang akn diluncurkan serta mampu bersaing di marketplace dan cukup menarik (eyes catching) baik segi kemasan, maupun kualitas produk yang ditawarkan terhadap konsumennya
  6. Komitmen terhadap pelayanan purna jual dan kepuasan pelanggan akan terpenuhi, yang mengacu kepada “Marketing is the idea of satisfying the needs of customers by means of the product and the whole cluster of things associated with creating, delivering and finally concumming it”.

Sementara itu dilihat dari segi komunikasi, Marketing Public Relations berperan untuk :
  1. Menumbuhkembangkan citra positif perusahaan (corporate image) terhadap publik eksternal atau masyarakat luas, demi tercapainya saling pengertian bagi kedua belah pihak.
  2. Membina hubungan positif antar karyawan (employee relations) dan antara karyawan dengan pimpinan atau sebaliknya, sehingga akan tumbuh corporate culture yang mengacu kepada disiplin dan motivasi kerja serta profesionalisme tinggi serta memiliki sense of belonging terhadap perusahaan dengan baik.

Untuk merealisasi tujuan dan peranannya dengan baik, Marketing Public Relations diwujudkan dengan berbagai program komunikasi seperti yang pernah dibahas sebelumnya. Mulai dari komunikasi lisan tulisan, komunikasi cetak (majalah, press release, brosus), sampai komunikasi elektronik melalui radio, internet maupun televisi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Launching dan Bedah buku “Strategi Public Relations” karya Silih Agung Wasesa


Launching dan Bedah buku “Strategi Public Relations” karya Silih Agung Wasesa pada hari Kamis, 27 Mei 2010 telah sukses diselenggarakan dengan sekitar lebih dari 100 peserta hadir dalam acara tersebut. Launching Buku strategi Public Relations yang dibuat oleh Silih Agung Wasesa  secara simbolis diberikan kepada Dr. Sunarto selaku ketua Program magister Ilmu Komunikasi program pascasarjana Universitas Diponegoro.


Acara Launching dan Diskusi ini dikemas amat menarik. Silih Agung Wasesa dan Magister Ilmu Komunikasi Program Pascsarjana Undip memberikan banyak hadiah kepada peserta. Hadiah berupa buku “Strategi  Public Relations” diberikan kepada 1 peserta yang berulang tahun pada hari itu dan 3 lainnya diberikan kepada peserta yang duduk di kursi yang sudah ditempel stiker “Anda mendapatkan gratis buku Strategi Public Relations.”


Antusias peserta tidak berhenti pada acara launching saja,, diskusi yang dipimpin oleh Radityo Prabowo bersama 3 pembicara lainnya berlangsung amat interaktif. Materi pertaman disampaikanoleh Bapak Agus Widiyanto yang memaparkan Strategi PR a la Silih Agung Wasesa, sebuah Intisari Dari Proses N3 , yaitu Niteni (Mengamati, memperhatikan), Niroake (Menirukan) dan Nambahi (menambahkan, melengkapi. Beliau mengungkapkan bahwa pemanfaatan ilmu PR bisa mengubah wajah ”penjahat” menjadi ”sosok yang teraniaya dan patut mendapat simpati”.

Dilanjutkan dengan pembicara kedua yaitua Djoko Setiabudi selaku dosen Komunikasi Strategi Magister Ilmu Komunikasi program Pascasarjana Undip yang memaparkan materi mengenail Krisis Global, Web 2.0 dan Kebutuhan Komunikasi serta Perspektif Pencitraan PR, bukan Sebatas Reputasi.

Setelah kedua pembicara mengemukakan pendapatnya mengenai Public Relations dari sudut pandang yang berbeda, saatnya penulis buku “Strategi Public Relations” yang berbicara mengenai dunia Public Relations dalam prakteknya. Beliau menjelaskan bagaimana strategi PR yang dikemas amat kreatif oleh PR officer untuk menarik target audience dalam perusahaan mereka.

Diskusi ini ditutup dengan berbagai pertanyaan dari para peserta yang beragam, dan semua dikelola dengan baik oleh para pembicara.

Materi :
1. Strategi PR a la Silih Agung Wasesa - Sebuah Intisari Dari Proses N3 (Agus AWO)
2. Tak Sekedar Citra dan  PR, Namun Komunikasi Strategis (Djoko Setyabudi)
3. The Street Public Relation (Silih Agung Wasesa)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Peran Public Ralation Masih Terabaikan


Semarang – Selama ini posisi public relation (PR) atau hubungan masyarakat (humas)di perusahaan masih banyak yang mengabaikan. Industri, instansi dan sektor lainnya belum bisa membuka mata mengenai pentingnya tugas ini. Hal tersebut disampaikan Silih Agung Wasesa dalam bedah bukunya yang berjudul “Strategi Public Relation” di Gedung Pascasarjana Undip, baru-baru ini. Dia mengatakan, sebenarnya ilmu hubungan masyarakat memiliki fungsi yang strategis, terutama dalam program pencitraan objek, baik perseorangan, lembaga, atau perusahaan yang bergerak di berbagai bidang.

“PR memang bukan sosok yang bisa berdiri sendiri, mereka harus dapat berkolaborasi dengan pihak lain. Sehingga dari kerjasama tersebut hal sederhana dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa,” tuturnya yang juga Managing Partner Asia PR.

Silih melanjutkan, maka dari itu di era keterbukaan informasi seperti sekarang dan dimana masyarakat mulai bersikap kritis, peran humas harus mampu menjawab tantangan tersebut. Misalnya saja dapat dilihat dari yang terjadi belakanngan ini, saat kasus Prita-RS Omni mengemuka dan membuat takut rumah sakit lainnya. Dengan demikian pihak RS tidak lagi memperlakukan pasien seperti ‘robot’, namun mulai membangun hubungan kedekatan dengan pasien secara lebih baik.

“Kini kecenderungan kesadaran pentingnya peran hubungan masyarakat itu juga sudah mulai terjadi di berbagai perusahaan di bidang lain. Meskipun di sejumlah bidang seperti manufaktur dan pertambangan masih tetap kurang,” imbuhnya.

Dalam diskusi sekaligus launching buku tersebut juga dihadiri pembicara lainnya yaitu Djoko Setiabudi, pengajar Magister Ilmu Komunikasi Undip dan Agus Widyanto, Asisten Direksi Suara Merdeka.

Agus mengatakan, ilmu hubungan masyarakat dalam pemahaman kondisi lapangan dan pengalaman praktis sebenarnya mereka sudah memakai strategi public relation untuk menutupi kebobrokan dan tindak kejahatan.

“Bahkan tindak kejahatan pun dapat dibungkus menjadi sosok yang teraniaya dan patut mendapat simpati, semua itu bisa dilakukan dengan keahlian dan penguasaan ilmu hubungan masyarakat,” kata Agus.(K3, J14-90)

Suara Merdeka, Senin 31 Mei 2010 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BEDAH BUKU “Political Branding and Public Relations” Reputasi Meningkat, Budget Menurun Menghemat Biaya kampanya Hingga 75% Lebih


(26/10) Bertempat di Ruang Audio Visual Gd. Thomas Aquinas Universitas Atma Jaya Yogyakarta, PR.COMM sebagai salah satu kelompok profesi Public Relations di Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)  UAJY, bekerjasama dengan Asia Public Relations Firm (AsiaPR) serta Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi (HMPS Kom) UAJY menyelenggarakan diskusi Bedah Buku “Political Branding and Public Relations” karya Silih Agung Wasesa dengan mengangkat tema “Menuju Politik yang Sehat, Hemat dan Bermartabat”.
Tiga narasumber yang hadir yaitu Silih Agung Wasesa, S.Psi., M.Si., penulis buku Political Branding and Public Relations sekaligus Managing Partner AsiaPR, Chang Wendryanto, SH., selaku anggota DPRD Kota Yogyakarta dari fraksi PDI Perjuangan serta Ike Devi Sulistyaningtyas, S. Sos., M. Si dosen Ilmu Komunikasi UAJY. Diskusi yang berlangsung selama 2,5 jam dari pukul 09.30 hingga 12.00 dihadiri  oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi  UAJY, mahasiswa Ilmu Komunikasi  Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga serta PERHUMAS MUDA Yogyakarta.

Dalam diskusi tersebut, Silih Agung Wasesa menjelaskan bahwa Politisi perlu sadar bahwa strategi utama dalam kampanye politik tidak harus dilakukan dengan aktivitas above the line, melalui iklan politik. Saat ini masyarakat sudah mampu memilih calon pemimpinnya secara cerdas sehingga pendekatan branding sudah harus dilakukan oleh politisi kita. Politisi ibarat simbol dari sebuah brand politik, itulah mengapa pengelolaan citra politik juga dilakukan sama seperti pengelolaan citra sebuah brand dan pencitraan bukan sekedar merebut simpati publik namun lebih kepada bagaimana mengkomunikasikan ide dan oemikiran melalui tools yang tepat. Sehingga dengan adanya political branding bisa menghemat modal politik yang harus dikeluarkan oleh calon dalam kampanye politik, bahkan lebih dari 75% dana kampanye.

Menurut politisi,Chang Wendryanto mengemukakan bahwa sebagai politisi pencitraan sangatlah penting. Visi dan misi partai merupakan sebuah pencitraan, jika suatu teori itu bisa diterapkan akan sangat bagus untuk strategi kampanye. Dalam menghidupi politik ada 3 hal yaitu Buru, Bui dan Bunuh. Buru, jika dalam suatu pemerintahan ada pergantian kepemimpinan atau kepengurusan maka akan diburu oleh banyak politisi yang ingin menggantikan posisi tersebut. Bui, jika dalam melaksanakan program kerja atau kinerjanya ada yang kurang beres seperti korupsi maka akan masuk bui (penjara)karena untuk menggantikan dana kampanye yang sudah keluar terkebih dahulu. Bunuh, jika tidak kuat dengan kehidupan politik tersebut maka akan terbunuh secara perlahan ataupun tiba-tiba bunuh diri. Kebenaran merupakan hal yang utama, jika kita mau melakukan suatu yang baik maka pasti dapat mencapai tujuan. Selama kita dapat berhubungan baik dengan masyarakat maka kontribusi yang sudah kita berikan kepada mereka tidak akan dilupakan.

Sedangkan dari pihak akademisi, Ike Devi Sulistyaningtyas, S. Sos., M. Si., menjelaskan bahwa kampanye politik idealnya merupakan daily campaign, ruang komunikasi jangka panjang dengan publik tidak berlangsung hanya sebentar atau pun sesaat kampanye itu dilupakan.

Urgensi fungsi riset dari kampanye politik antara lain memperoleh simptom, mendiskripsikan situasi dan  fenomena, menjelaskan mengapa sesuatu terjadi serta memprediksi kemungkinan yang akan terjadi. Dalam diskusi ini, Ibu Ike juga menjelaskan bahwa dalam kampanye politik ada 3 macam riset yaitu 1) Riset Formatif, dapat dilakukan sebelum kampanye 2) Riset Summative, dapat dilakukan setelah kampanye untuk melihat hasil  3) Riset Proses, dapat dilakukan selama proses kampanye berjalan. Upaya dalam menempuh riset ini antara lain upaya mandiri dengan menempatkan struktur departemen litbang, menggunakan lembaga riset independen, serta bekerjasama dengan Perguruan Tinggi. “Minat memilih dengan keputusan memilih merupakan hal yang berbeda oleh karena itu riset ini penting itu dilakukan agar kampanye itu berjalan efektif”, tambah Ibu Ike Devi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Contoh Tugas Pidato Penulisan Naskah Public Relations


Contoh Tugas Pidato Penulisan Naskah Public Relations

Guys .. ini ada contoh Pidato materi penulisan naskah public Relations .. aku dapat Tugas ini waktu materi kuliah Penulisan Naskah Public Relations di Semester 5 ini .. Semoga bermanfaat  , indah nya berbagi ..^-^



Penulisan Naskah Publik Relations
Pidato
Judul               : Bank BTN menangkan Juara Umum dalam Annual Report Award 2010


BTN Menangkan Juara Umum dalam Annual Report Tahun 2010
Yang kami hormati Kementrian BUMN
Yang kami hormati Kepala Bapepam LK
Yang kami hormati Gubernur BI
Yang kami hormati Kepala Ditjen pajak
Yang kami hormati perwakilan dari Bursa Efek Indonesia
Serta komite nasional kebijakan Governance yang telah bekerja keras untuk menyelenggarakan acara ini dan segenap para hadirin yang berbahagia

Assalamualaikum Wr.Wb
Salam sejahtera bagi kita semua pertama kami berterimakasih atas do’a sertta dukungan nya untuk Bank BTN memenangkan sebagai juara umum dalam Annual Report Tahun ini. Tanpa adanya dukungan dari pihak-pihak yang percaya pada kami Bank BTN,tidak mungkin saya disini mewakili Bank BTN menerima penghargaan. Dan tentunya hal ini tidak lepas dari kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Ucap syukur dan terimakasih tidak berhenti kami ucapkan atas hal ini dan para hadirin saya ucapkan terimakasih atas kehadiran kalian dalam acara Annual Report Award
Bapak Menteri dan segenap jajaran serta hadirin sekalian yang dimuliakan Tuhan Yang maha Esa
Seperti yang kita ketahui bahwa Annual Report Award ini diadakan adalah tidak bukan sebagai tolak ukur daripada penerapan good governance yang baik di Indonesia. Lembaga Bank BTN selaku pemenang dan menjadi juara umum pada tahun ini sangat berterimakasih atas kepercayaan yang telah di berikan kepada kami. Sekali lagi kami sangat bangga atas perolehan kami saat ini.
Bapak Menteri dan segenap jajaran serta hadirin sekalian yang dimuliakan Tuhan Yang maha Esa
Kriteria menang merupakan kinerja yang bagus, hal inilah yang menjadi fondasi utama Bank BTN. Yang selalu menjaga agar kinerja para pegawai selalu dalam kondisi yang baik sehingga pada level produktif di setiap pegawai dan memperoleh kesejahteraan dan itulah yang berusaha kami pertahankan. Pertumbukan ekonomi di Indonesia saat ini bisa dikatan stabil apalagi dalam dunia perbanka di Indonesia. Menurut rubrik ekonomi yang di muat Kompas salah satu surat kabar tertanggal 10 September 2010 bahwa grafik peningkatan ekonomi di Indonesia saat ini begitu menunjukkan angka yang signifikan. Seperti yang kita semua tahu bahwa, peserta Annual Report Award (ARA) berjumlah 191 perusahaan terkemuka baik BUMN , BUMD , maupun swasta (prvate). Dengan kriteria kemenangan laba tumbuh 86,7%, asset tumbuh 17% , kredit tumbuh 26,5%, dana pihak ke tiga tumbuh 18,23%, NPL Gross 3,26%, CAR 16,74 %, REO 16,67%. Seperti yang telah dijelaskan oleh para juri dalam penilaian Annual Reporrt Award tahun ini.
Para hadirin sekalian yang dimuliakan
Dengan kemangan yang Bank BTN raih pada malam ini tidak lantas membuat kami menjadi takabur dan semena-mena. Kami Bank BTN berkomitmen bahwa akan memberikan layanan unggul juga pada tahun 2011 mendatang. Antara lain melalui peningkatan produk dan fitur yang bertujuan meningkatkan coorporate value dan shareholder. Hal ini juga sebagai jawaban bahwa pasca IPO Bank BTN tetap konsisten dalam pemenuhan kebutuhan rumah rakyat, yang menjadi core business. Sehingga kami selalu mengharapkan kepercayaan dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
Demikian yang dapat saya sampaikan mewakili Bank BTN . dengan mengucap Bismilahi rohmanirohim semoga menuju Bank BTN yang semakin solid.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Aska. S. Suman, Coorporate Secretary Bank BTN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kiat Mengatasi Hambatan Menulis


Langkah awal untuk menuju terampil menulis adalah mengatasi ”hambatan menulis”, yakni kondisi yang menyebabkan seseorang tidak (bisa) menulis. Dalam bahasa Inggris, hambatan menulis disebut Writer”s Block, Obstacle to Writing, dan Writing Anxiety.

”Malas” dan ”tidak menguasai topik” biasanya berada di urutan teratas daftar hambatan menulis. Tidak sempat (kendala waktu), bingung memulai, takut jelek, dan ”suka tidak fokus” adalah hambatan menulis lainnya.

Hambatan ”malas” dapat diatasi dengan memotivasi diri atau ”dipaksa”. Motivasi diri bisa dengan mengingat dan “menikmati” risiko menulis, seperti ”populeritas”, ada ”berkah” honor tulisan atau royalti, sehat (karena menulis itu menyehatkan jiwa-raga), “self branding” atau “self promotion” (meningkatkan citra diri), sharing (berbagi) wawasan atau ilmu (sedekah ilmu), dan niat terbaik… dakwah via tulisan (da’wah bil qolam/bil kitabah).

Hambatan lain adalah ”tidak punya ide”. Itu persepsi yang salah karena ide ada di mana-mana. Jika tidak tahu harus menulis apa, solusinya antara lain dengan ”Iqra’”, membaca, yakni dengan menermati peristiwa aktual, mengkritisinya, menanggapinya, dan tuliskan opini kita tentang peristiwa atau isu tersebut.

Soal waktu, semua orang memiliki waktu 24 jam per hari. Jadi, masalahnya hanya soal ”manajemen waktu”, yakni meluangkannya untuk menulis. Orang yang termotivasi untuk menulis akan meluangkan waktu untuk menulis, sesempit apa pun waktu yang teralokasikan itu.

Tidak menguasai topik adalah hambatan berikutnya. Kiranya, itu bukan lagi hambatan karena ada begitu banyak literatur, buku-buku, bahkan ”data online” di internet tinggal sekali klik.

Susah memulai adalah hambatan lainnya. Salah satu teknik mengatasinya adalah simpan tema secara tertulis (tidak disimpan dalam ingatan), lalu menuliskan judul sementara, membuat outline atau garis besar tulisan, dan melakukan ”nulis bebas” (Free Writing).

Free Writing adalah menyusun naskah awal atau naskah kasar (composing rough/first draft). Tekniknya, menuliskan saja apa yang ada di pikiran, yang ingin disampaikan, dan mengabaikan dulu akurasi ejaan, kata, kalimat, dan data. Yang penting, tuliskan! Setelah itu, tulis ulang, revisi, dan edit –perbaiki kata, ejaan, kalimat, dan sistematika tulisan berdasarkan outline yang sudah disusun sebelumnya.

“Bingung dari mana mulainya” juga termasuk hambatan menulis. Banyak penulis pemula mengalaminya. Salah satu solusinya, awali tulisan itu dengan menuliskan kata yang menjadi tema atau objek kajian. Misalnya, tema tentang “Bandung Kota Agamis” bisa diawali dengan “Bandung adalah kota….” atau ”Kota Agamis adalah….”.

Tulisan tentang keislaman lebih mudah lagi, yaitu awali dengan ta’rif (definisi), kutipan ayat Quran atau hadits, dilanjutkan dengan ”penafsiran” atau komentar penulis tentang definisi atau ayat/hadits tadi.

Hambatan lain, ”takut tulisan jelek”. Tidak ada tulisan jelek selama ide dan isi tulisannya orisinil hasil pemikiran penulis. Tulisan jelek hanyalah hasil plagiarisme (plagiat, mencontek karya tulis orang lain).

Jika menulis untuk dimuat di media massa, jangan khawatir, di media massa selalu ada editor yang bertugas menyeleksi dan memperbaiki (mengedit) naskah sebelum dimuat. Jadi, urusan bagus-tidaknya sebuah tulisan sebenarnya bukan urusan penulis, tapi itu urusan editor yang tugas utamanya menyeleksi dan memperbagus tulisan. Wallahu a’lam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Feature di Media Massa I


MATA KULIAH DASAR-DASAR 
PENULISAN NASKAH PUBLIC RELATIONS
Feature di Media Massa I

Feature adalah tulisan yang memiliki sifat “menjelaskan” peristiwa/masalah yang sering kita temukan di dalam media massa (Koran/majalah). Feature bukan “memberitakan segera sebuah peristiwa/masalah yang baru terjadi” sebagaimana halnya berita. Oleh karena itu pendekatan masalah melalui feature sangat berbeda dengan pendekatan melalui berita. Jika berita mengutamakan “kecepatan” dalam mengabarkan sesuatu, feature menyampaikan uraiannya tanpa harus terburu-buru walau ia tak boleh bertutur dalam tempo yang lamban.

Segi itu antara lain yang membedakan news dengan feature (di samping segi-segi lainnya, seperti kedalaman fakta dan warna dalam penulisan). Ia juga melahirkan perbedaan yang tegas antara pendekatan news lead dengan pendekatan feature lead. News lead lebih mengutamakan kecepatan dalam melaporkan secara jelas fakta yang paling penting ataupun fakta paling menarik untuk diketahui khalayak. Feature lead mengutamakan uraian yang aktraktif dalam membujuk pembaca untuk memberikan perhatian.

Banyak segi yang membedakan feature dengan news, walau dalam banyak hal ada persamaan antara satu dengan yang lain. Memahami segi-segi yang membedakan feature dengan berita ini masih menjadi kendala bagi banyak wartawan yang sangat terbiasa dengan penulisan hard news.

Sebagaimana fungsi media massa, feature disajikan kepada khalayak untuk tiga tujuan: memberikan informasi; menghibur; dan mendidik. Ketiga fungsi itu kadang-kadang hadir secara bersama-sama dalam satu feature, tapi seringkali pula salah satu di antaranya tidak terpenuhi.

Pada mulangnya feature dikategorikan sebagai tulisan yang lebih mengutamakan hiburan bagai pembaca. Tapi dalam perkembangannya kemudian dikenal feature yang berbicara untuk hal-hal yang serius )tapi tetap tersaji dalam uraian yang mudah dimengerti khalayak luas dengan bahasa yang ringan). Feature dengan tema serius seperti itu umumnya berupa artikel ilmiah popular dan news feature.

Kalian akan menemukan banyak pendapat tentang batasan yang dibuat jurnalistik untuk tulisan yang namanaya feature. Ada yang menyebut feature sebagai sebuah tulisan yang menyuguhkan fakta dan ide yang berkaitan dengan fakta itu secara jeli, menyorot hal-hal yang dipandang punya arti penting, tapi tidak tampak oleh masyarakat banyak. Pendapat lain menempatkan feature sebagai sebuah tulisan yang mencoba menolong pembaca meliaht atau menyadari hal-hal yang oleh awam tidak dilihat. Dengan kata lain, dari seorang penulis feature dituntut adanya kepekaan menangkap hal-hal yang berada di belakang suatu kenyataan.

Feature juga disebut sebagai tulisan ringan yang ditulis dengan mempertimbangkan kejelasan dan kelancaran uraian tentang sesuatu yang factual dan mencoba menelusuri jawaban why dan how lebih dari sekedar yang dilakukan berita (baik hard news maupun soft news). Tidak jarang pula ia menceritakan/melukiskan sesuatu yang berada di belakang berita. Dalam mencari bahan untuk ditulis jadi feature kita tidak selalu berputar-putar di sekitar sumber konvensional, tetapi juga memanfaatkan sumber inkonvensional.

Membaca defenisi tidak selamanya mengantarkan kita pada pengertian yang jelas tentang feature. Kantor berita Antara misalnya, menyebut feature sebagai karangan khas (hanya itu dan tidak jelas, khas dalam hal apa, atau kenapa ia disebut khas). Di kaalngan wartawan Indonesia sendiri terdapat kesimpangsiuran pemahaman tentang ini. Ada yang sekadar menyebutkan bahwa feature adalah tulisan ringan yang menghibur, berisikan unsur human interest. Dalam kenyataannya, feature bukan sekadar itu. Ada feature yang samasekali tak berisikan human interest (misalnya, news feature tentang persaingan antara dua produsen minyak goreng). Karena itu --- agar lebih jelas – nerikut ini feature diperkenalkan dengan membicarakan sifat-sifat yang ada pada jeanis tulisan ini, sebagai berikut.

Karakteristik Feature
1. Faktual – Feature adalah tulisan yang dibuat berdasarkan fakta. Yang ia ceritakan adalah kenyataan. Ia bukan karya fiktif yang berangkat dari rekaan penulisnya. Tema-tema feature adalah kenyataan yang ada di dalam masyarakat.
2. Menerangkan masalah, bukan melaporkan dengan segera – Feature bukan memberitakan (mengabarkan) kejadian/masalah kelada khalayak, tapi menerangkan kejadian/masalah itu dengan mengungkapkan jawaban unsure why dan how secara lebih rinci. Dalam menerangkan masalah – terutama untuk jenis yang disebut sebagai news feature – ia lebih mengutamakan pemaparan background masalah untuk mengantar orang pada pemahaman tentang suatu persoalan. Boleh jadi pula, ia mengajak pembaca masuk pada uraian yang mencoba melihat prospek.

3. Tidak memaksakan opini – Pada mulanya feature sama halnya dengan berita, tidak boleh dimasuki oleh opini penulis. Tapi dalam perkembangannya, walau masuknya opini penulis tetap harus dicegah, subyektifitas dan interpretasi penulis tak mungkin dibendung. Dalam mengungkapkan interpretasi tersebut, seorang penulis tidaklah pada tempatnya megnhadirkan penafsiran semata-mata. Penafsiran itu harus disertai dengan fakta yang mendukung penafsiran tersebut. Artinya, suatu interpretasi yang ditawarkan kepada pembaca harus didukung argumen yang jelas. Argumen tersebut boleh saja bersifat teoritik, tapi akan lebih berarti jika di dalam argumen itu diperlihatkan fakta yang memberikan dukungan secara kuat terhadap gagasan yang diajukan.
4. Penulisan tidak dikekang pola piramida terbalik – Dalam penulisan berita, jurnalistik mengenal pola penulisan top heavy (berat di atas). Feature tidak demikian halnya. Karena feature tidak dibebani tugas “mengabarkan” maka ia tidak perlu ditulis dengan mendahulukan fakta paling penting atau fakta paling menarik seperti penulisan berita. Oleh karena itu pula, struktur artikel pyramid terbalik, tidaklah bentuk mutlak yang harus dipakai pada feature. Feature dapat ditulis dengan struktur yang lebih bebas, asalkan alur cerita, pengelompokan masalah, dan bahasa yang mengantarkan masalah itu dibuat dengan jernih.

5. Tidak selalu harus menjawab 5W + 1H dengan lengkap – Perbedaan lain antara berita dengan feature adalah dalam hal memberikan porsi untuk jawaban 5W + 1H (what, who, when, where, why, dan how). Berita yang baik harus lengkap menjawab keenam unsure pokok itu, walau dengan “fakta kulit” (tidak mendalam). Ferature untuk jenis-jenis tertentu dapat mengabaikan jawaban salah satgu dari enam unsure itu (misalnya: feature yang megnajarkan cara memelihara anggrek, tidak perlu menjawab unsure who, karena who itu adalah siapa saja yang ingin atau sudah memelihara anggrek).

6. Kebanyakan lebih tahan waktu – Untuk sebagian, feature lebih “tahan waktu”. Jika ia ditulis hari ini tapi tidak dapat disiarkan besok, lusa atau tiga hari kemudian, mingu yang akan dating pun tema yang disajikan feature itu belum akan tergolong basi. Tidak semua jenis feature yang memiliki ketahanan waktu seperti itu. News feature misalnya, adalah jenis yang harus tersiar segera, dei saat aktualnya berita yang dijadikan tema news feature itu.

7. Feature lead ditulis atraktif – Feature lead, sebagaimana tadi dikemukakan, lebih megnandalkan uraian yang atraktif untuk merebut perhatian pembaca. Pola penulisan feature lead tidak setegas pola penulisan news lead yang selalu berisikan inti cerita – berupa fakta paling penting atau fakta paling menarik – dan mendahulukan unsur what ataupun who (untuk hard news; dan mengutamakan unsur who, when, where, why ataupun how (untuk soft news). Bagaimana sebetulnya uraianyang atraktif? Itu sangat tergantung pada kemahiran penulis. Begitu banyak pilihan yang dapat dibuat asalakan pilihan itu dianggap kuat untuk mrebut perhatian pembaca atau membangkitkan minat orang untuk membaca. Walau begitu, ada beberapa jenis feature lead yang kerap dipergunakan wartawan dan dipandang cukup efektif dalam me bujuk khalayak untuk membaca sebagai berikut.

a. News summary lead
News summary lead berisikan rangkuman inti masalah yang akan diceritakan. Contohnya sebagai berikut:

….Kelanjutan restrukturisasi perbankan belum jelas, demikian pula dengan hutang-hutang perusahaan besar. Pasar modal yang masih lesu, dibarengi oleh nilai US$ yang masih bertahan di atas Rp. 7.000. Dalam pada itu sebagian besar sector riil tetap teertidur. Para investor hingga kini masih menunggu kelanjutan pemulihan ekonomi Indonesia yang belum kunjung jelas arahnya……

(Puncak-puncak persoalan dirangkum jadi satu untuk menunjukkan potret keadaan yang lebih menyeluruh).

b. Picture lead
Picture lead menyodorkan deskripsi kepada pembaca. Deskripsi tersebut dihadirkan dalam pikiran pembaca dengan harapan si pembaca membayangkan dirinya berada dalam suasana yang dideskripsikan itu, dan merasa ngeri.

…Sunaryo bergntung erat-erat di tepi jendela dan tangan kanannya memeluk anaknya, Reni (4 tahun). Api sudah mulai menjilat kamarnya di lantai tiga. Ketika menunggu tangga pemadam kebakaran yang akan menolongnya dia lihat di bawah pagar besi yang ujungnya runcing-runcing siap menyambutynya jika pegangannya terlepas.

(Yang digambarkan selalu berupa situasi yang menegangkan, dan itulah yang diharapkan membangkitkan minat orang untuk membaca).

c. Descriptive lead
Sama dengan picture lead, descriptive lead juga menyajikan deskripsi kepada pembaca. Tapi deskripsi yang disajikan tidak untuk membuat pembaca merasakan “takanan keadaan” yang digambarkan. Deskripsi itu hanya sekadar untuk mengantar imajinasi pembaca dalam membayangkan obyek (manusia, benda, alam, suasana) yang diceritakan.

Dia termasuk orang pendiam. Pembawaannya tenang, dan senyumnya pun tergolong “mahal”. Tetapi pemuda berusia 25 tahun yang dikenal sebagai pekerja teliti dan kini menjadi manajer keuangan ini, bias akrab jika diajak berbicara.

(Obyek yang diceritakan itu “dipotret/dilukiskan” dengan kata-kata sehingga mudah dibayangkan atau dikenali pembaca).

d. Analogy Lead
Analogy lead menampilkan dua --- watak, suasana, dan sebagainya --- yang analog, atau setidak-tidaknya mirip.

…..Enam tahun yang lalu dia memulai usahanya, berdagang alat-alat elektronik di tempat itu dengan modal seadanya. Setelah semuanya musnah dalam kerusahan Mei tahun lalu, kini dia awali lagi usahanya itu dari nol.

(Kemiripan “modal seadanya” enam tahun yang lalu, dengan keadaan hari ini “dari nol”).

Tetapi keadaan yang mirip itu tidak selalu harus dilihat dalam dimensi waktu, Analogi juga dapat diperlihatkan dalam cara lain, seperti contoh berikut ini.

…..Semua pemain kesebelasan X merayakan kemenangan itu dengan pesta semalam suntuk di hotel. Di kota Y kemenangan tersebut disambut para suporternya dengan berpawai keliling kota hingga pukul satu dinihari.

e. Contrast lead
Contrast lead adalah kebalikan dari analogy lead. Ia menampilkan dua hal (boleh jadi siaft, keadaan, nasib, profil manusia, dan sebagainya) yang bertentangan.

….Mereka yang anam dan nomornya tercantum di daftar peserta yang lulus, tertawa, melonjak kegirangan, dan memberikan ucapan selamat satu sama lain. Sebagian besar lainnya, para remaja yang kemarin pagi tahu bahwa dirinya tidak lulus UMPTN meninggalkan tempat-tempat penumuman dengan wajah dingin. Beberapa diantaranya menitikkan air mata.

(Keadaan yang kontras diperlihatkan untuk memikat perhatian pembaca).

f. Lead kutipan
Ada beberapa feature lead yang dibuat dengan menyajikan kutipan. Tapi harus diingat bahwa kutipan yangdijadikan lead itu tidaklah kalimat sembarangan. Kutipan ersebut harus mengandung kekuatan )daya tarik).

1. Kutipan dari tokoh cerita.
Kutipan yang diambil untuk menjadi lead berasal dari ucapan tokoh yang ada dalam feature yang ditulis. Tapi biasanya tidak banyak keterangan tokoh cerita itu yang layak dan cukup kuat untuk diangkat menjadi lead. Pad umumnya, ucapan yang memiliki “kekuatan” itu adalah ucapan yang mengundang kontroversi, demikian pula dengan ucapan yang mencerminkan emosi sang tokoh ketika berbicara, dan ucapan yang mencerminkan kepribadian si tokoh.

….”Kalau kwik gagal, semua WNI keturunan dipersalahkan, akan dimaki”, kata Sofjan Wanandi yang menyatakan Menko Ekuin Kwik Kian Gie harus didukung oleh semua WNI keturunan.
(Mengundang kontroversi)

“Teten Masduki itu manusia atau binatang”, kata Andi M. Ghalib menanggapi laporan Indonesia Corruption Watch yang menyebut dirinya terlibat KKN.
(Menunjukkan emosi si pembaca)

“Saya dikasih Rudy”, kata Lim Swie King beberapa saat setelah dia keluar sebagai juara tunggal putera turnamen All England tahun ini, semalam.
(Mencerminkan kepribadian Swie King, low profile. Dia mengalahkan Rudy Hartono dalam partai final tunggal putera turnamen bulutangkis AllEngland dan kemenangan itu dia nyatakan sebagai pemberian Rudy kepada dirinya).

2. Kutipan dan pribahasa
Peribahasa memiliki daya tarik, baik kalau ia dikutip sebagaimana aslinya maupun jika ia “dipelesetkan”.

…Air dari cucuran atas jatuhnya ke pelimbahan juga. Bing Slamet adalah tokoh panggung serba bias semasa hidupnya. Anak-anaknya, Uci, Adi dan Iyut, kini mengikuti jejak orang tuanya itu. 
(Peribahasa dikutip secara utuh)

Setinggi-tinggi burung terbang, kembalinya ke katimin juga.

(Peribahasa yang asli berbunyi: “Setinggi-tinggi bangau terbang, kembalinya ke kubangan juga”. Feature lead pada contoh ini dipergunakan sebagai pembuka cerita tentang Katimin, seorang petani tambak di pantai utara Jawa Timur yang hidup “berkawan” dengan ribuan burung, dengan memelihara lingkungan tambak miliknya itu sebagai habitat uanggas tersebut. Karena usahanya ini, Katimin dinominasikan sebagai penerima Kalpataru, 1984). 

3. Kutipan dari ungkapan tokoh terkenal (filosof, pujnagga, penyair, negarawan, rasul).
Isteri adalah gundik di masa muda, sahabat pada usia setengah baya, dan perawat di hari tua, begitu kata Francis Bacon. Dapatkah pengalaman Eny Kusrini membenarkan pendapat itu?) 
(Ungkapan Francis Bacon tentang bagaimana pada umumnya pria – suami – memnadang perempuan --- isteri --- dijadikan pembuka cerita tentang Eny Kusrini, penyanyi keroncong yang beberapa kali menikah).

g. Lead menggoda
Lead menggoda biasanya berupa uraian yang tidak jelas maknanya (membingungkan, mengundang tanda Tanya, memancing rasa ingin tahu. Itulah yang menjadi daya tarik lead tersebut. Tetapi harap berhati-hati, rasa ingin tahu pembaca tidak boleh terlalu lama dipermainkan. Artinya, pada paragraph kedua (di bawah lead) harus segera ada penjelasan, apa yang dimaksud oleh pragraf pertama yang maknanya menimbulkan tanda Tanya tersebut. Jika jawaban untuk tanda Tanya itu terlalu lama diulur, pembaca bias kehilangan selera untuk membaca. 

Hidungnya ada seratus. Dia memiliki 300 kaki, 80 genderang, 25 seruling dan 25 terompet.

(Lead untuk cerita tentang sebuah regu dreum band yang beranggotakan 100 orang).

Rupanya seperti getuk, tapi membuatnya tidak ditumbuk, jika didekati baunya menusuk.

(Lead ini adalah paragraph pertama feature yang bercerita tentang crumbrubber, getah latek yang dibekukan, bahan pembuat karet. Getah latek yang dibekukan itu mirip getuk tapi baunya “minta ampun”. Daya tarik lead ini diperkuat pula oleh efek bunyi “uk” yang berulang tiga kali di dalam kalimat).

h. Lead kalimat pendek
Lead dari jenis ini ditulis betul-betul berupa satu kalimat pendek. Kalimat itu hendaknya menyatakan sesuatu dengan menonjolkan kata sifat. Kata sifat yang ditonjolkan secara tanggung itulah yang diharapkan mengundang orang untuk membaca paragraph selanjutnya.

Serba merah
Gordin di pintu dan jendela rumahnya merah. Di dinding ruang tamu tergantung sebuah lukisan abstrak cukup besar yang didominasi warna merah tua. VW Golf yang siang itu diparkir di depan garasi juga mengambil warna yang sama. “Merah bagi saya berarti semangat dan keberanian”, kata penyanyi dangdut yang namanya tengah melambung.

(Pada contoh ini, yang disebut lead hanyalah kata-kata “serba merah”. Uraian berikutnya adalah paragraph kedua yang menjelaskan maksud pernyataan kalimat pendek yang menjadi pembuka cerita tersebut).

i. Lead menuding
Lead menuding adalah lead yang isi pernyataannya seperti menuduh pembaca. “Tuduhan” itulah yang diharapkan merangsang minat orang untuk membaca.

Anda pikir anda sehat? Belum tentu. Setiap saat jika berada di jalan anda megnhirup udara beracun yang pada suatu saat bias jadi pembunuh.

(Lead ini adalah pembuka feature yang akan bercerita tentang parahnya polusi udara, terutama oleh asap kendaraan bermotor yang membahayakan kesehatan).


Update: Lanjutannya Feature di Media Massa II

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Feature di Media Massa II



MATA KULIAH DASAR-DASAR 
PENULISAN NASKAH PUBLIC RELATIONS
Feature di Media Massa II

Seperti disebutkan sebelumnya, ada seribu satu pilihan untuk uraian atraktif yang dibuat sebagai pembuka feature. Contoh-contoh yang diperlihatkan ini adalah sebagian dari model paragraph pembuka feature yang pernah dan juga kerap digunakan orang. Di luar itu terbuka berbagai kemungkinan lain yang juga menarik dan itu sangat tergantung pada ketrampilan penulis dalam menemukan pendekatan yang menawan perhatian pembaca.

Dalam menulis lead ada beberapa pantangan yang perlu diperhatikan. Ada beberapa jenis lead yang sebaiknya tidak dipakai karena ia sama sekali tidak menarik buat pembaca ( ia dikategorikan tidak menarik, lewat suatu survey yang pernah dilakukan di Amerika Serikat). Lead bernada pertanyaan, bernada filosofis, dan lead yang terasa sombong, tidak disukai oleh pembaca pada umumnya.

a. Lead pertanyaan
Feature ditulis dengan tujuan bercerita kepada pembaca. Oleh karena itu jangan sodorkan pertanyaan kepada khalayak di awal tulisan. Pertanyaan tidak akan mengundang orang untuk membaca karena pertanyaan selalu mengharapkan orang untuk menjawab. Contoh:

….Pernahkah anda membayangkan indahnya alam Parapat dengan hamparan air danau Toba yang jernih dan bersih?

(Bagi orang yang pernah mengunjungi Parapat dan melihat danau Toba, daya tarik lead ini tidak ada sama sekali. Diantara pembaca yang belum pernah mengunjungi Parapat dan melihat danau Toba, ada beberapa banyakkah yang sedang dalam keinginan yang kuat untuk datang ke sana sehingga tertarik membaca lead ini?)

Walau begitu, ada pengecualian. Lead bernada pertanyaan dapat saja dibuat, asalkan pertanyaan itu tengah ditunggu oleh khalayak luas. Contohnya seperti berikut ini.

….Dapatkah Zidane dan kawan-kawan menaklukkan “pasukan samba” Brasil dan mempersembahkan piala Dunia bagi rakyat Perancis malam ini?.

(Lead seperti diatas dapat dipilih untuk news feature yang mencoba melihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, atau prospek untuk pertandingan final sepakbola Piala Dunia 1998 – Brasil vs Perancis – yang dimuat dalam suratkabar, pada hari sebelum berlangsungnya pertandingan. Pertanyaan “siapakah yang akan menang” tengah hidup dalam pikiran khalayak luas, dan jawaban tentang itu yakni pertandingan tersebut, sedang mereka tunggu. Pada saat seperti itu lead pertanyaan dapat memiliki kekuatan dalam merebut perhatian pembaca. Di luar keadaan yang seperti itu hampir tak ada lead pertanynaan yang dapat disebut atraktif bagi pembaca).

b. Lead bernada filosofis
Jangan awali tulisan dengan uraian yang semua pernyataannya dapat disambut pembaca dengan anggukan artinya, masalah yang diuraikan itu adalah masalah yang sudah sangat diketahui orang, atau masalah yang memang seharusnya demikian adanya. Lead dengan nada seperti itu juga tidak lagi menarik buat khalayak. Contohnya seperti berikut ini.

….Indonesia adalah negeri kepulauan yang kaya akan kesenian dan tradisi daerah yang senantiasa menarik bagi para pelancong asing.

(Telah terlalu banyak orang yang tahu tentang ini, dan sudah terlalu sering pernyataan seperti itu diulang. Oleh karena, sebagai lead, pernyataan tersebut jadi tumpul).

….Generasi muda adalah pemilik masa depan, generasi yang akan menentukan bagaimana corak dan kehidupan bangsa ini kelak kemudian hari.

(Sejak Adam dan Hawa turun ke dunia, generasi mudalah yang menjadi pemilik masa depan. Itu memang demikian adanya. Jadi, ia tak menarik lagi untuk pembuka cerita).

c. Lead pongah/sombong
Hindarilah kesan sombong pada paragraph pertama, karena ia dapat membuat pembaca patah selera, bahkan antipati, seperti contoh berikut ini.
…..Minggu lalu wartawan anda menyempatkan diri tinggal lima hari di Karawang, menyaksikan penduduk yang kekurangan pangan.

(“Menyempatkan diri” menyaksikan orang kelaparan, adalah kata-kata yang tidak simpatik dan dapat membuat orang tidak suka)

Memilih lead adalah sebagian kecil dari persoalan menulis, tetapi ia merupakan pekerjaan pertama dalam membuat tulisan yang akan menentukan bagaimana uraian selanjutnya berjalan. Di situ kreatifitas sangat diperlukan, dan salah satu yang dapat menolong penulis untuk pekerjaan itu adalah pengalaman membaca yang cukup banyak. Lead bagaikan etalase untuk toko. Jika etalase itu tidak ditata dengan menawan, daya tariknya dalam mengundang orang yang lalu lalang untuk masuk akan sangat rendah. Sebaliknya, kalau etalase itu dibuat atraktif, ada kemungkinan orang yang sebetulnya belum punya minat untuk berbelanja terundang untuk melihat, dan – boleh jadi – dia berbelanja.

Bahasa Feature mirip bahasa cerita pendek – Feature sangat mengutamakan kejelasan dan kelancaran bahasa. Bahasa yang dipergunakan hendaklah bahasa popular. Ia harus dibuat dengan rasa bahasa yang baik, pendekatan yang efektif, pemakaian istilah yang tepat, dan dengan mempertimbangklan irama kalimat. Ia tidak perlu dibuat terlalu berbunga-bunga, karena keindahan bahasa jurnalistik banyak ditentukan oleh tempo kalimat dan kekuatan pilihan kata. Bahasa feature mirip dengan bahasa cerita pendek.

Angle feature tunggal – Dalam memaparkan masalah, feature selalu memilih satu sudut pandang. Makin sempit masalahnya, makin baik. Dalam perumpamaan dikatakan, berbicaralah tentang piring porselen, jangan berbicara tentang barang pecah belah. Feature melihat salah satu segi untuk suatu masalah. Segi yang lain untuk masalah yang sama selayaknya dibicarakan dalam feature yang lain pula.

Panjang tulisan -- 500 – 750 kata.
Sejak majalah berita memberikan pelayanan pemberitaan kepada masyarakat, penulisan interpretative (baiuk dalam bentuk indepth report maupun dalam bentuk feature) menjadi jenis artikel yang tidak asing lagi bagi pembaca. Itu terutama ditandai oleh terbitnya majalah TIME pada tahun 1923 yang menonjolkan corak penulisan yang interpretative tersebut.

Hanya saja, majalah berita banyak memberikan perhatian (diisi dengan) news feature. Pada majalah-majalah khusus – misalnya majalah remaja, kesehatan, olahraga, teknologi, maupun majalah wanita – feature hadir dalam variasi yang lebih banyak. Suratkabar, selain menyajikan news feature, juga memberikan perhatian pada berbagai kenis feature yang lain.

Berdasarkan sifat isinya, feature dapat digolongkan menjadi beberapa kenis, sebagia berikut:

1. Bright – Adalah tulisan pendek (bukan berita) dengan unsure human interest yang menonjol dari suatu kejadian.masalah. Ia dapat ditulis sangat pendek: antara 100 s/d 200 kata. Isi rubrik “Indonesiana” di majalah TEMPO, adalah contoh Bright. Contoh berikut ini juga bright (perhatikan lead yang dipakai dan bahasa yang dipergunakan).

…Malu bertanya, sesat di jalan, malas belajar, ilmu tak dapat, begitu kata pepatah lama. Tapi, hari yang penuh dengan kekerasan di Jakarta, mengajarkan kepada Nikin, rajin menjarah, barang tak dapat.
Ketika kerusuhan yang disertai penjarahan, pengrusakan dan pembakaran pecah di Glodok, Jakarta, Jumat (15/5) lalu, Nikin aktif ambil bagian. Pemulung berusia 24 tahun yang sehari-harinay berkeliling dengan gerobaknya ini, kebetulan berada di sekitar Glodok Plaza pada hari bersejarah itu.
Seperti dikejutkan air bah yang dating tiba-tiba, Nikin, terkesima menyaksiukan ratusan orang mendobrak dan masauk pusat pertokoan itu, Sejenak dia hanya jadi penonton. Dia melihat orang-orang “berbelanja”, bebas memilih barang, dan mendapatkannya tanpa harus membayar sepeserpun.
Nalurinya segera tergerak untuk ikut “memulung” barang-barang mewah yang bebas dibawa tanpa risiko berurusan dengan polisi. Secepat kilat dia berlari masuk. Hah, sebuah pesawaty televisi, entah ukuran berapa inch digondolnya. Secepat kilat pula dia kembali ke gerobaknya dan menaruh barang itu di dalamnya.
Tapi aksinya belum berakhir. Satu kesempatan lagi masih ada, mungkin itu yang terlintas di dalam pikirannya. Segera dia ambil keputusan, masuk lagi, dan juga sukses seperti yang tadi dia lakukan. Kali ini dia mendapat sebuah CPU komputer, tanpa monitor dan tanpa keyboard. Nikin mungkin tidak mengerti barang apa yang dia ambil. Namun untuk apa itu dipikirkan. Ditaruhnya CPU itu di dalam gerobaknya dengan cepat, di samping televisi tadi, dan secepat itu pula dia masuk lagi buat “memulung” jarahan berikutnya.
Tetapi kali ini perjuangan nya lebih berat. Manusia begitu banyak, lari berbondong-bondong, bertabrakan satu dengan yang lain. “Stock barang” tinggal sedikit, tapi Nikin mencoba untuk berjuang. Api mulai berkobar dan kepanikan mulai terasa. Di saat dia berpacu dengan kecepatan si jago merah dia sambar sebuah kotak karton. Ukurannya kecil saja, dan ringan pula, sehingga tidak membuat dia kesulitan berlari menyelamatkan diri. Dia lolos, dan tiba kembali di tempat dia memarkir gerobaknya tadi. Tapi sang gerobak bersama pesawat televisi serta benda aneh yang tidak dia ketahui tadi (CPU komputer), tidak ada lagi di sana karena sudah dijarah penjarah yang lain. Nikin mungkin merasa dengkulnya lemas waktu itu. 
Dia lihat semua orang dalam keramaian itu dan dia sidik berbagai penjuru. Hasilnya nihil. Ketika dia tiba di tempat yang lebih aman, di dekat seorang pria berdasi yang dengan wajah tak percaya menyaksikan drama yang tengah berlangsung itu, Nikin membuka kotak karton yang dibawanya. Isinya aneh. Dia tidak mengerti apa yang dia peroleh.
Dengan sebuah keberanian dia dekati lelaki berdasi tadi, dan bertanya, “Oom, ini apa sih?”, datar tanpa ekspresi, pria itu menjawab, “Hh, kamu dapat mouse pad”.
Di dalam kotak itu hanya tertinggal tiga mouse pad, dan Nikin tetap tak tahu apa dan untuk apa lembaran karet di kotak itu, karena sesal sedang megnusik perasaannya. 
Dia mempersalahkan dirinya sendiri, kenapa televisi dan benda asing itu tadi dia tinggalkan. Kecewakah dia? Mungkin. Boleh jadi juga Nikin sedih kehilangan “kawan seperjuangannya”, gerobak kayu yang satu setengah tahun menemaninya memulung barang buangan di Jakarta Kota.


2. Profile -- Profile atau sketsa pribadi adalah ceritra tentang seorang tokoh, baik menyangkut karirnya, pandangan, riwwayat hidup pendek, dan sebagainya. 
Contoh untuk itu mudah ditemukan di berbagai media cetak. Isi rubrik “Pokok dan Tokoh” majalah TEMPO, MAUPUN ISI RUBRIK “Nama dan Peristiwa di KOMPAS adalah sketsa pribadi atau profile yang dimaksud itu.

3. Pengalaman pribadi – Feature pengalaman pribadi adalah cerita yang isinya pengalaman yang dirasakan sendiri oleh penulis. Pengalaman yang layak untuk dijadikan feature seperti ini hendaknya pengalaman yang tidak bersifat “biasa-biasa” saja., walaupun tidak perlu pula merupakan pengalaman yang sungguh luar biasa.

4. Feature yang memperkenalkan sesuatu – Feature yang memperkenalkan sesuatu adalah artikel pendek yang ditulis untuk tujuan memperkenalkan sesuatu (bukan manusia) kepada pembaca, misalnya institusi baru, atau produk baru (kamera, pesawat tempur, software komputer dan sebagainya). Bagi orang-orang yang bekerja sebagai Public Relations jenis tulisan ini banyak gunanya. Apalagi jika harus menulis advertorial yang hendak mempromosikan sesuatu. Yang perlu diperhatikan dalam menulis ialah, feature tersebut harus kuat dalam deskripsi yang menunjukkan apa dan bagaimana sesuatu yang diperkenalkan itu, termasuk misalnya keunggulan-keunggulannya.

5. Feature yang mengajarkan sesuatu – Featrure seperti ini adalah tulisan yang memaparkan hal-hal berupa persiapan, peralatan, dan tindakan yang harus dilakukan untuk mengerjakan (termasuk membuat sesuatu. Misalnya bagaimana memberikan pertolongan pertama bagi penderita eltor (muntah berak), bagaimana melayani anak-anak yang sangat cerewet bertanya karena rasa ingin tahunya terlalu tinggi dan sebagainya.

6. Artikel ilmiah popular – Feature jenis ini adalah tulisan yang menceritakan suatu masalah dengan mengambil referensi dari sumber-sumber ilmiah: buku, hasil penelitian, dan bahkan dari bidang pengetahuan social dapat dipilih untuk tulisan ilmiah popular. Gerhana matahari, kelainan pada musim, tentang komputer daqpt ditulis secara popular dengan menggunakan sumbr-sumber ilmiah sebagai sandaran. Tawuran pelajar mislnya, dapat diterangkan dengan menggunakan referensi psikologi dan bahkan kriminologi.

7. Feature sejarah – Feature jenis ini adalah kisah pendek yang mengungkapkan kembali peristiwa bersejarah yang “jauh” dari ingatan pembaca pada suatu saat, tapi tanpa disertai analisis histories. Ia betul-betul hanya berupa pengungkapan kembali catatan-catatan sejarah, tanpa interpretasi dan pendapat penulisnya. Tema-tema seperti proklamasi kemerdekaan, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Konferensi Meja Bundar, bagimana awal mulanya RRI berdiri, bagaimana TVRI dipersiapkan, pengunduran diri Bung Hatta sebagai Wakil Presiden 1956, peristiwa pada 30 September 1965 malam dan sebagainnya, dapat diangkat menajadi feature sejarah.

8. News feature -- Seperti dikemukakan pada bagian terdahulu, news feature berjalan mengiringi news yang actual pada suatu waktu. Hard news melaporkan kejadian yang muncul dan berkembang dalam mayarakat pada suatu saat. News feature mencoba membuka background masalahnya agar pembaca mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang how dan why kejadian ataupun masalah itu. Dengan kata lain, news feature menyodorkan fakta yang membuat orang megnerti duduk perkara suatu berita. Perhatikan contoh berikut ini:

….Pada awal Januari 1984 terjadi kudeta di Nigeria yang dilancarkan oleh Mayor Jenderal Mohammed Buhari, menggulingkan presiden Shebu Shagari. Sudahlah pasti peristiwa itu dilaporkan oleh hard news dengan segera. Pada hari-hari selanjutnya, hard news yang menceritakan perkembangan mutakhir sesudah kudeta itu beberapa kali muncul berturut-turut. Tetapi hard news hanya bercerita sekadarnya, dengan fakta dangkal seputar peristiwa kudeta itu. Media massa merasa perlu memberikan penjelasan kepada pembacanya tentang sesuatu “di balik” kudeta itu, yakni ikhwal perkembangan demokrasi di negara-negara Afrika, serta bagaimana pembangunan yang katanya untuk mengisi kemerdekaan berlangsung di sana. 
Semuanya itu “diterangkan” oleh news feature berikut ini, yang muncul dalam media massa dengan dicetuskan oleh kudeta di Nigeria terebut. Peristiwa kudeta itu sendiri, atau berita hard news tentang kudeta terebut menjadi peg (pasak yang menguatkan aktualitas masalah atau bias juga disebut sebagai cantolan) bagi news feature tersebut. Inilah yang dimaksud dengan news feature “berjalan mengiringi” news yang actual pada suatu waktu dan memberikan penjelasan kepada khalayak dengan menjawab why dan how secara lebih rinci. Perhatikan contoh berikut ini.

…..Pabrik roti semi otomatis di Dar es Salam, Tanzania, kerap kali ketiadaan terigu sehingga harus berhenti berproduksi. Ini hanyalah satu diantara banyak soal yang dapat menjadi lambing kehancauran ekonomi negeri-negeri Arika, benua Negro yang mengukir riwayat politik dan demokrasinya dengan warna serba hitam.
Tokoh yang lebih bersikap demokratis Shebu Shagari, 58 dari Nigeria, tergusur dari kursi kepresidenannya oleh kudeta militer “pembuka tahun 1984” yang dilancarkan Mayor Jenderal Mohammed Buhari, 41. Dengan alasan menyelamatkan Nigeria dari kehancuaran total, Buhari menambah jumlah negeri Afrika yang kini berada dalam genggaman rezim militer menjadi 17. Di sampingnya masih ada 17 negara lagi yang pemerintahannya dikendalikan partai tunggal. Sekarang Cuma tujuh dari 41 negara Afrika yang memberikan hak hidup bagi partai oposisi.
Mungkin karena itu orang megnatakan, cita-cita demokrasi Afrika terpenjara dalam berbagai peristiwa rebut-merebut kekuasaan di beberapa negara yang terjadi susul-menyusul. Dalam seperempat abad belakangan ini. Lebih dari 70 kepala pemerintahan di 29 negeri Afrika terjungkir dari kursinya, terbunuh ataupun terusir dalam kudeta.
Negeri-negeri yang megnhadapi kesulitan ini memperoleh kemerdekaannya sepanjang 1950-an dan 1960-an setelah dijajah bangsa-bangsa Eropa Barat. Tap[I beberapa dasawarsa sesudah ramainya teriakan “Uhuru” – pekik kemerdekaan dalam bahasa Swahili – para pemimpin di benua hitam itu menyaksikan kenyataan bahwa retorika anti kolnialisme sama sekali tidak memecahkan kesulitan hidup rakyat mereka, secar pol;it is maupun ekonomis. “Pada mulanya, kami optimis”, kata bekas Presiden Senegal, Leopold Senghor, 77, kepada wartawan TIME belum lama ini. “Sekarang”, katanya lagi, “kami sering jadi pesimistis”. Senghor yang memimpin Senegal sejak 1960 sampai 1980, pernah masuk nominasi untuk memenangkan Hadiah Nobel. Dialah salah seorang dari tiga pemimpin Afrika – dua lainnya adalah bekas Presiden Kamerun Ahmaduo Ahidjo, dan tokoh militer Nigeria, Jenderal Olusegun Obasanjo – yang melepaskan kedudukkannya secara sukarela.
Penduduk di sebelah selatan gurun Sahara itu ini bertambah dengan cepat – angka pertumbuhan 2,9% oer tahun, tertinggi di dunia – membarengi kesulitan ekonomi yang melilit mereka. Dalam tahun tahun 1960, secara keseluruhan penduduk negeri ini hanya 210 juta jiwa, sekarang tercatat 393 juta jiwa. Untuk membawa mereka keluar dari kesulitan ekonomi, tampaknya belum ada pilihan lain, kecuali bantuan luar negeri. Tapi bantuan ini pun merisaukan. Setiap tahun bantuan itu diperkirakan mencapai US$100 miliar. Rakyat Afrika terpaksa meminta penjadwalan kembali hutang-hutang itu dengan alas an negara nyaris bangkrut.
Namun penyakit yang diidap Afrika bukan hanya masalah ekonomi, soal pengunsi dan kelayuakan hidup ratusan juta rakyat. Para pengamat menyebut, birokrasi yang tidak efisien dan korup turut memperbesar beban yang dipikul. Tahun lalu, Predien Zaire, Mobutu Sese Seko, dituduh bekas menteri luar negerinya menggelapkan uang negara US$1 miliar. Menurut perkiraan, malah Mobutu memiliki kekayaan hampir US$4 miliar, yang sebagian besar ditanamnya di bank Swiss.
Dalam soal penggunaan dana secara tak wajar ini, Mobutu tidak sendirian. Jean-Badel Bokassa, di Afrika Tengah, 1976, menobatkan dirinya menjadi kaisar dengan upacara akbar yang menelas biaya US$29 juta. Duya juta dolar habis untuk mahkota emasnya yang bertaburkan intan berlian. Hampir dua tahun sesudah itu, Bokassa terpelanting pula dari singgasananya. Shagari di Nigeria adalah pegnhambur dana yang lain, yang membangun ibukota, Abuja dengan biaya yang direncanakan mencapai US$16 miliar, ketika ribuan rakyatnya hidup di slum, di bawah batas kelayakan.
Pada awal kemerdekaan dulu, banyak pemimpin Afrika terpukau oleh system sosialis. Tetapi system sosialis Marxis oleh para pengamat Barat dilihat sebagai model yangtak banyak membawa sukses. Ghana, negeri yang kaya akan sumber alam dibawah Jerry Rawling, 36, kini menghadapi kenyataan eknomi yang kian sulit. Begitu juga dengan Julius Nyerere, dari Tanzania – salah seorang pemimpin Afrika yang memulai pembangunan dari sector ekonomi – pada akhirnya pun megnhadapi situasi butuk dengan merosotnya ekspor hasil perkebunan 40% dibadingkan dengan tahun 1970.
Adakah jalan buat Afrika? Leopold Senghor, kini melihat kerjasama Afrika, Asia dan negeri Pasifik sebagai suatu pilihan untuk memecahkan kesulitan ekonomi. Namun politik demokrasi senantiasa rawan, dan menurut negarawan Afrika terpandang ini, kudeta yang terjadi silih berganti tidaklah bias diabaikan. “Kami”, kata Senghor, “terlalu penurut, membiarkan diri kami di bawah pengaruh Amerika Serikat, Soviet, bahkan Inggeris serta Perancis” …...

Dengan mamahami feature lewat karakter tulisan ini, kita dapat mengatakan feature – sama dengan berita – selalu memberikan perhatian pada fakta yang sifatnya penting bagi publik (mengandung kepentingan umum) ataupun fakta yang bersifat menarik bagi khalayak. Hanya saja wartawan atau penulis feature, dalam menyiapkan bahan diharapkan berperan mirip dengan researcher.

Langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum menulis feature, sebagaimana sudah diuraikan di muka, adalah mengumpulkan dokumentasi yang dapat membantu penulis dalam memperoleh fakta, Studi dokumentasi juga dipergunakan sebagai bekal untuk langkah berikutnya, yakni wawancara (menentukan butir-butir yang harus dicari jawabannya dalam wawancara). 
Pada saat wawancara dilakukan, observasi juga harus dilaksanakan. Hasil dari ketiga kegiatan inilah – studi dokumentasi, wawancara, observasi – yang ditulis menjadi feature.
Banyak orang yang berpikir bahwa bahan yang dikumpulkan hanyalah sebanyak yang ditulis dalam feature itu sendiri. Pandangan keliru. Seorang penulis memerlukan bahan yang jauh lebih banyak dari yang sekadar yang harus dia tulis.
Pelajari semua bahan itu dengan seksama dan tentukan kerangka masalahnya. Buatlah outline, agar organisasi fakta dan penggambaran masalah menjadi lebih jelas. Rumuskan kerangka masalah itu secara sederhana dalam selembar kertas, dan tulislah masalah terebut sesuai dengan struktur yang ada dalam outline itu.
Tidak seharusnya semua bahan yang didapat itu dituangkan dalam tulisan. Ada bagian-bagian yang harus diambil, dan banyak bagian yang perlu disisihkan. Seleksi ini sangat ditentukan oleh angle yang dipilih untuk feature yang disiapkan itu.

Pikirkan rumusan paragraph pertama (lead atau intro) yang efektif dalam merebut perhatian pembaca seperti yang sudah diuraikan di muka. Hindari “lead trlarang”.Paragraf kedua harus dimulai dengan uraian yang “tersabung” secara baik dengan paragraph pertama (lead) dan paragraph demi paragraph haruslah tersambung erat dengan paragraph sebelum dan sesudahnya.
Jangan lupa, hindari uraian yang terulang.
Kata-kata yang tidak bermakna,misalnya “membawa kesan tersendiri”, “dan lain-lain” serta kata yang mirip dengan itu tidak ada gunanya diutlis. Pakailah bahasa secara cermat dan jelas, sesuai dengan kaidah bahasa jurnalistik.Jangan terlalu banyak berpikir tentang gaya, tapi utamakan isi.Kalau isi sudah baik, pada langkah kedua, boleh dipikirkan style penulisan.
Bagaimanapun kekuatan feature tidak semata-mata pada gaya penulisan.Gaya (style) hanyalah salah satu dari unsure penguat feature tersebut.Kekuatan feature ditentukan oleh beberapa factor:
1. Kelengkapan fakta yang dapat menjelaskan persoalan.
2. Jedlasnya jalinan atau hubungan satu fakta dengan fakta yang lain, yang tersaji baik dari kalimat ke kalimat, dari paragraph ke paragraph, yang memungkinkan pembaca menemukan jalan pemikiran yang jelas.
3. Kejelasan dan ketepatan bahasa yang dipakai.
4. Menariknya gaya (style) penyajian/penulisan yang dipilih.

“Warna” memang penting dalam feature. Perbandingan yang tepat, anekdot, deskripsi yang jelas adalah hal-hal yang dapat dipakai sebagai “penyedap” uraian. Buatlah variasi – selang-seling – antara paraphrase dengan kutipan, dan antara kutipan langsung dengan kutipan tidak langsung. Perhatikan irama tulisan yang ditimbulkan pemakaian kata, dan yang ditimbulkan oleh panjang pendeknya kalimat. Pengungkapan fakta harus akurat.
Tugas penulis feature adalah membeberkan fakta dengan harapan, pembaca dapat menarik intrpreasi dari situ. Jangan menulis feature dengan memaksakan opini. Jika ingin menonjolkan opini anda tidak perlu menulis feature, tetapi tulislah opinion article. Hindari subyektivitas yang berlebihan yang tidak didukung oleh fakta.
Feature dapat diakhiri dengan menyodorkan semacam kesimpulan kepada pembaca. Tapi ia juga dapat ditutup tanpa memberikan kesimpulan sama sekali, dan biarkan pembaca selesai hanya dengan mengetahui fakta, serta bebaskan mereka dalam memberikan interpretainya masing-masing.
Feature yang kaya dan bagus dalam kelengkapan fakta tapi terasaji dalam urutan yang tidak runtut, akan membingungkan pembaca, atau sulit dimengerti. Feature yang bagus dalam kelengkapan fakta, tersaji dalam urutan yang runtut, jelas, dan tepat untuk bahasa yang dipakai, bias terasa kering jika miskin dalam style. Tapi feature yang hanya “bermodalkan” style dan kurang akan dukungan fakta, adalah sebuah kesia-siaan.
Untuk menjadi penulis feature yang baik diperlukan upaya yang serius. Pada diri seorang penulis feature dituntut bebrapa syarat:
1. Memiliki imajinasi kuat dalam membaca masalah ataupun peristiwa yang memungkinkan dia menemukan kisah yang “kena” di hati publik.
2. Punya keteraturan dalam berpikir
3. Punya kemampuan untuk research.
4. Memiliki ketrampilan (cerdik) dalam menentukan pola tulisan atau struktur, sehingga laporan itu jelas dan memikat.
5. Pandai berbahasa baik dan benar, serta kreatif menggunakan kata dan menyusun kalimat.
6. Memiliki kemampuan observasi yang tajam
7. Punya pengetahuan umum yang luas
8. Ia memerlukan dukungan perpustakaan dan dokumentasi yang baik (lengkap).
9. I penulis feature, sebagaimana seharusnya jurnalis, haruslah jujur. Dia tidak boleh mengatakan sesuatu lebih atau kurang dari kenyataan yang sebenarnya.

Ada anjuran yang mengatakan, jika Anda ingin jadi penulis yang baik, membacalah terus, menulislah terus dan berpikirlah terus.

Catatan:
Uraian pada bagian ini ini seluruhnya bernafaskan jurnalistik. Contoh-contoh yang disajikan adalah contoh yang diangkat dari pemberitaan media massa yang tidak berasal dari press release. Sengaja uraian ini dibuat demikian agar pengenalan kalian akan jurnalisme menjadi lebih baik, dalam kalau itu tercapai akan memudahkan jalan kalian dan orang-orang public relations dalam menyiapkan bahan siaran pers. Dengan memahami konsepsi serta teknik penulisan jurnalistik, akan lebih mduah bagi orang hubungan masyarakat/ public relations melayani pers dengan informasi yang perlu disampaikan dan pada saat yang sama memanfaatkan jasa media massa untuk kepentinganh public relations yang menjadi urusannya.
Setelah mengenal dan menguasai cara jurnalis, orang hubungan masyarakat/public relations tinggal menentukan, apa yang hendak ditulis dalam bentuk apa ia disajikan dan media mana yang akan dipilih. Kunci keberhasilan untuk pekerjaan ini antara lain adalah, pahami fungsi anda dengan baik, jalankan peran secara bersungguh-sungguh, serta berpikir dan bekerjalah dengan kreatif.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS