Setiap hari kita melakukan komunikasi.
Bahkan sebagian besar kegiatan dalam kehidupan kita adalah untuk berkomunikasi.
Apapun yang Anda sampaikan--entah itu cerita lucu, kisah sedih, atau paparan
teori Fisika yang rumit,--yang paling terutama pesan Anda itu harus bisa
dimengerti oleh orang lain. Kalau pesan itu tidak bisa dimengerti maka
kegiatan itu tidak bisa disebut sebagai komunikasi. Secara sederhana,
komunikasi dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan mengirimkan pesan yang
dapat dipahami kepada orang lain.
Di dalam komunikasi lisan, ada dua cara
dasar di dalam berkomunikasi, yaitu: komunikasi verbal dan komunikasi
non-verbal. Di dalam komunikasi verbal, kita menyampaikan pesan menggunakan
kata-kata(bahasa). Sedangkan di dalam komunikasi non-verbal, kita mengirimkan
pesan menggunakan tanda-tanda, simbol, sikap tubuh (gesture), ekspresi wajah, nada bicara dan tekanan kalimat.
Bagaimana sih cara kerja komunikasi? Faktor apa yang menunjang
keberhasilan dalam berkomunikasi? Proses komunikasi sedikitnya melibatkan empat
komponen, yaitu:
1. Komunikator, Sumber Komunikasi atau Pengirim Pesan,
yakni seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi yang mengambil
inisiatif mengirimkan pesan.
2. Pesan, berupa lambang atau tanda, seperti kata-kata
(dalam bentuk tertulis atau lisan) gesture
dll.
3. Media atau Saluran Komunikasi, yakni sesuatu yang
dipakai sebagai alat pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat,
suratkabar, email, SMS, TV atau gelombang udara
4. Komunikan atau Penerima
Pesan, yakni seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sasaran
penerima pesan.
Di samping keempat elemen tersebut, masih
ada tiga elemen atau faktor lain yang juga penting dalam proses komunikasi,
yakni:
5. Dampak/Akibat/Hasil yang terjadi pada pihak
penerima/komunikan.
6. Umpan balik (feedback), yakni reaksi atau tanggapan balik dari pihak
penerima/komunikan atas pesan yang diterimanya.
7. Gangguan (noise) yakni faktor-faktor eksternal maupun internal
(psikologis) yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses
komunikasi.
Secara sederhana, proses komunikasi dapat
digambarkan sebagai berikut:Pertama-tama, proses komunikasi selalu ditimbulkan
oleh inisiatif seseorang yang ingin menyampaikan sebuah pesan kepada orang lain
atau sekelompok orang. Orang yang memprakarsai komuniasi ini disebut sebagai
Komunikator. Jika Anda berbicara kepada teman Anda, isi perkataan Anda itulah
yang disebut dengan pesan (message)
Anda. Ketika Anda mengirimkan SMS, Anda juga sedang mengirimkan pesan.
Demikian juga, ketika Anda ingin menyampaikan cerita Alkitab pada anak-anak
Sekolah Minggu, Anda pun sebenarnya mengambil inisiatif untuk menyampaikan
pesan kepada orang lain.
Supaya bisa menyampaikan pesan, komunikator
itu membutuhkan media atau saluran. Ibarat kantor Perusahaan Air Minum (PAM),
mereka membutuhkan saluran untuk meneruskan air yang mereka olah supaya sampai
kepada pelanggan. Mereka bisa memakai pipa, selang plastik, selokan, atau truk
tangki. Demikian juga dalam proses komunikasi, ada berbagai pilihan saluran
komunikasi: lewat kabel (telepon, TV kabel, internet), gelombang elektronik (handphone, televisi, radio),
cetakan (surat kabar, surat, majalah, buku).
Lalu bagaimana dengan pembawa cerita? Mereka
memakai saluran komunikasi apa? Di dalam ranah komunikasi lisan, saluran
komunikasi yang digunakan adalah melalui panca indera manusia. Kita dapat menerima pesan itu
menggunakan satu atau lebih indera kita. Ketika melihat langit yang mendung, kita menangkap pesan bahwa
sebentar lagi akan turun hujan. Ketika kita mendengar suara bergemuruh di stasiun, kita mendapat pesan
bahwa kereta api sebentar lagi akan lewat. Ketika kita merasa pahit ketika mencicipi
makanan, kita memperoleh informasi bahwa makanan tersebut tidak enak.
Di dalam komunikasi lisan, indera yang
paling sering digunakan untuk menerima pesan adalah penglihatan dan pendengaran
kita. Itu sebabnya kalau Anda berkomunikasi dengan orang buta dan tuli,
maka Anda akan menemui hambatan. Mengapa demikian? Karena kedua saluran
komunikasi mereka yang paling utama telah tertutup. Banyak orang yang
menganggap bahwa dalam komunikasi lisan, yang paling penting adalah
berkomunikasi menggunakan kata-kata (suara). Pada kenyatannya, komunikan Anda,
yaitu anak-anak, tidak hanya mendengar cerita Anda, tapi juga melihat Anda.
Mereka mengamat-amati gerak-gerik Anda, ekspresi Anda, dandanan Anda, tekanan
suara Anda,dll. Semua yang mereka lihat ini dapat memperkuat pesan yang Anda
sampaikan; Tapi bisa juga berakibat sebaliknya, yaitu melemahkan pesan Anda.
Dalam penyampaian pesan melalui media,
komunikasi ini ada kemungkinan akan menemui gangguan. Ibarat saluran pipa
PAM, jika pipa ini yang mengalami kebocoran, maka akibatnya pelanggan menerima
air yang berkualitas buruk. Demikian juga di dalam komunikasi. Karena ada
gangguan (noise) dalam
saluran komunikasi, maka akibatnya pesan yang diterima oleh komunikan mengalami
gangguan.
Ada dua macam gangguan: gangguan eksternal
dan gangguan internal dan. Gangguan eksternal adalah berbagai gangguan yang
berasal dari luar komunikator dan komunikan. Gangguan ini dapat berupa
suara gaduh, suhu udara yang panas, ada hal lain yang lebih menarik perhatian
audiens, bau yang tidak sedap, udara yang terlalu dingin dll. Gangguan
dari luar biasanya tidak banyak mengganggu media atau saluran komunikasi,
sepanjang tingkat gangguan itu masih bisa ditoleransi. Akan tetapi gangguan
yang lebih sulit untuk dikendalikan adalah gangguan internal. Gangguan ini
berasal dari faktor-faktor psikologis. Misalnya rasa takut, kecewa, cemas,
grogi atau gejolak emosi lainnya. Sebagai contoh, anak yang baru saja
pindah ke kelompok Sekolah Minggu Anda, biasanya dia akan menemui kesulitan di
dalam menerima pesan yang Anda sampaikan. Penyebabnya, karena dia merasa
cemas sebagai anak baru. Dia merasa berada di dalam lingkungan yang masih
asing. Dia tidak merasa aman, karena belum memiliki kenalam. Akibatnya, dia
tidak bisa berkonsentrasi di dalam menyimak cerita Guru Sekolah Minggu.
Pesan yang disampaikan oleh komunikator ini
harus melewati berbagai gangguan (noise).
Pesan-pesan ini harus bisa lolos dari berbagai gangguan sebelum akhirnya bisa
mencapai komunikan. Komunikasi terjadi apabila komunikan bisa mengerti
pesan-pesan yang diterimanya.
Aspek berikutnya di dalam proses komunikasi
adalah umpan balik. Umpan balik adalah informasi yang diberikan oleh
komunikan kepada komunikator, yang menandakan bahwa pesan tersebut telah
diterima dan dipahami. Melalui umpan balik ini, komunikator dapat
memeriksa dan memastikan apakah penerima pesan atau komunikan sudah menerima
pesan, sesuai dengan keinginannya atau tidak. Ada kemungkinan, pesan yang
dipahami oleh komunikan itu berbeda dengan yang di yang dikehendaki. Hal ini
bisa terjadi karena pesan tersebut mengalami gangguan selama pengiriman.
Akibatnya, pesan tersebut tidak dapat diterima dengan utuh. Ilustrasi berikut
ini bisa menjelaskan:
Seorang Ibu baru saja melahirkan bayi kembar
empat. Dia segera meraih handphone-nya.
Dia ingin membagikan kabar gembira ini kepada redaksi suratkabar di
kotanya.Namun dia karena berada di dalam gedung rumah sakit, maka sinyal di
sana sangat lemah. Sambungan telepon itu buruk dan terputus-putus."Pak,
saya mengabarkan bahwa saya telah melahirkan kembar empat," kata Ibu
itu.Dari ujung telepon, terdengar suara redaksi suratkabar, "Apakah Ibu
bisa mengulanginya lagi?"Dengan kesal Ibu itu menjawab, "Tidak,Pak.
Punya anak empat saja sudah cukup banyak."
Di sini, ada kesalahan penerimaan pesan
antara Ibu dan Redaksi. Redaksi sebenarnya meminta Ibu itu supaya
mengulangi berita pertama karena dia tidak bisa mendengar dengan jelas. Akan
tetapi Ibu itu mengira Redaksi tadi menanyakan apakah dia mau melahirkan kembar
empat lagi!
Di dalam komunikasi lisan, umpan balik itu
bisa berupa kata-kata. Akan tetapi yang lebih sering muncul justru berupa pesan
nonverbal. Misalnya,
komunikasn tersenyum yang menandakan bahwa dia merasa senang, mengangguk
sebagai isyarat setuju, atau gelisah yang menunjukkan bahwa dia merasa bosan.
Pada tulisan berikutnya, kita akan membahas tentang berbagai jenis umpan balik,
cara mengenalinya dan bagaimana menghindari umpan balik yang negatif.
0 comments:
Post a Comment