A. TRADISI-TRADISI
DALAM ILMU KOMUNIKASI
Dalam ilmu
komunikasi, penelitian terhadap gejala-gejala atau realitas komunikasi telah
berkembang sejak lama sehingga dalam ilmu komunikasi dikenal tradisi-tradisi
yang unik. Seorang Profesor komunikasi Universitas Colorado, Robert Craig,
telah memetakan tujuh (7) bidang tradisi dalam teori komunikasi yang disebut
sebagai 7 tradisi dalam Griffin(2000:22-35) , yakni :
1. Tradisi
Sosio-Psikologi (komunikasi merupakan pengaruh antarpribadi)
Tradisi ini mewakili
perspektif objektif/scientific. Penganut tradisi ini percaya bahwa kebenaran
komunikasi bisa ditemukan melalui pengamatan yang teliti dan sistematis.
Tradisi ini mencari hubungan sebab-akibat yang dapat memprediksi kapan sebuah
perilaku komunikasi akan berhasil dan kapan akan gagal. Adapun indikator
keberhasilan dan kegagalan komunikasi terletak pada ada tidaknya perubahan yang
terjadi pada pelaku komunikasi. Semua itu dapat diketahui melalui serangkaian
eksperimen.
Salah satu tokoh
tradisi ini adalah Carl I Hovland, seorang ahli psikologi yang sekaligus
peletak dasar-dasar penelitian eksperimen yang berkaitan dengan efek-efek
komunikasi. Penelitiannya berupaya:
a. Menjadi peletak
dasar proposisi empirik yang berkaitan dengan hubungan antara stimulus
komunikasi, kecenderungan audiens dan perubahan opini.
b. Memberikan
kerangka awal untuk membangun teori berikutnya.
Menurut Ilmuwan Yale
ini dalam formula who says what to whom with what effect, ada tiga variabel
yang memiliki sifat persuasive, yakni:
a. Who---sumber
pesan.
b. What---isi pesan.
c.
Whom---karakteristik audiens.
Efek utama yang
diukur adalah perubahan pendapat yang dinyatakan melalui skala sikap yang
diberikan sebelum dan pesan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
Jadi perhatian
penting dalam tradisi ini antara lain perihal pernyataan, pendapat(opini), sikap,
persepsi, kognisi, interaksi dan efek (pengaruh).
2. Tradisi Cybernetic
(komunikasi sebagai pemrosesan informasi)
Ide komunikasi
sebagai pemrosesan informasi pertama kali dikemukakan oleh ahli matematik,
Claude Shannon. Karyanya, Mathematical Theory Communication diterima secara
luas sebagai salah satu benih yang keluar dari studi komunikasi. Teori ini
memandang komunikasi sebagai transmisi pesan. Karyanya berkembang selama Perang
Dunia kedua di Bell Telephone Laboratories di AS. Eksperimennya dilakukan pada
saluran kabel telepon dan gelombang radio bekerja dalam menyampaikan pesan.
Meski eksperimennya
sangat berkaitan dengan masalah eksakta, tapi Warren Weaver mengklaim bahwa
teori tersebut bisa diterapkan secara luas terhadap semua pertanyaan tentang
komunikasi insani (human communication).
Jadi dalam tradisi
ini konsep-konsep penting yang dikaji antara lain pengirim, penerima,
informasi, umpan balik, redudancy, dan sistem. Walaupun dalam tradisi ini
seringkali mendapat kritik terutama berkenaan dengan pandangan asumtif yang
cenderung menyamakan antara manusia dengan mesin dan menganggap bahwa suatu
realitas atau gejala timbul karena hubungan sebab akibat yang linier.
3. Tradisi Retorika
(komunikasi sebagai ilmu bicara yang sarat seni)
Ada enam keistimewaan
yang mencirikan tradisi ini:
a. Keyakinan bahwa
berbicara membedakan manusia dari binatang.
b. Ada kepercayaan
bahwa pidato publik yang disampaikan dalam forum demokrasi adalah cara yang
lebih efektif untuk memecahkan masalah politik.
c. Retorika merupakan
sebuah strategi di mana seorang pembicara mencoba mempengaruhi seorang audiens
dari sekian banyak audiens melalui pidato yang jelas-jelas bersifat persuasive.
Public speaking pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah.
d. Pelatihan kecakapan
pidato adalah dasar pendidikan kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu
menciptakan argumen-argumen yang kuat lalu dengan lantang menyuarakannya.
e. Menekankan pada
kekuatan dan keindahan bahasa untuk menggerakkan orang banyak secara emosional
dan menggerakkan mereka untuk beraksi/bertindak. Pengertian Retorika lebih
merujuk kepada seni bicara daripada ilmu berbicara.
f. Sampai tahun
1800-an, perempuan tidak memiliki kesempatan untuk menyuarakan haknya. Jadi
retorika merupakan sebuah keistimewaan bagi pergerakan wanita di Amerika yang
memperjuangkan haknya untuk bisa berbicara di depan publik.
4. Tradisi semiotic
(komunikasi sebagai proses membagi makna melalui tanda)
Semiotika adalah ilmu
tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja. Sebuah tanda adalah sesuatu
yang menunjukkan sesuatu yang lain. Contohnya asap menandai adanya api. sebagai
suatu hubungan antara lima istilah berikut ini:
Lebih lanjut
Pawito(2007:23) menyatakan dalam tradisi lebih memusatkan pada perhatian
lambang-lambang dan simbol-simbol, dan memandang komunikasi sebagai suatu
jembatan antara dunia pribadi individu-individu dengan ruang di mana
lambang-lambang digunakan oleh individu-individu untuk membawa makna-makna
tertentu kepada khalayak.
Sehingga dalam
tradisi ini memungkinkan bahwa individu-individu akan memaknai tanda-tanda
secara beragam.
5. Tradisi Socio
Kultural (Komunikasi sebagai penciptaan dan pembuatan realitas sosial)
Premis tradisi ini
adalah ketika orang berbicara, mereka sesungguhnya sedang memproduksi dan
memproduksi kembali budaya. Sebagian besar dari kita beranggapan bahwa
kata-kata mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi. Pandangan kita tentang
realitas dibentuk oleh bahasa yang telah kita gunakan sejak lahir. Ahli bahasa
Universitas Chicago, Edwar Sapir dan Benyamin Lee Whorf adalah pelopor tradisi
sosio cultural. Hipotesis yang diusungnya adalah struktur bahasa suatu budaya
menentukan apa yang orang pikirkan dan lakukan. Dapat dibayangkan bagaimana
seseorang menyesuaikan dirinya dengan realitas tanpa menggunakan bahasa, dan
bahwa bahasa hanya semata-mata digunakan untuk mengatasi persoalan komunikasi
atau refleksi tertentu. Hipotesis ini menunjukkan bahwa proses berpikir kita
dan cara kita memandang dunia dibentuk oleh struktur gramatika dari bahasa yang
kita gunakan.
Secara fungsional,
bahasa adalah alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan (socially
shared), karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara
anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Bahasa diungkapkan dengan
kata-kata dan kata-kata tersebut sering diberi arti arbiter (semaunya). Contoh;
terhadap buah pisang, orang sunda menyebutnya cau dan orang jawa menyebutnya
gedang.
Secara formal, bahasa
adalah semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan
bahasa. Setiap bahasa dapat dikatakan mempunyai tata bahasa/ grammarnya
tersendiri. Contoh: sebuah kalimat dalam bahasa Indonesia yang berbunyi “dimana
saya dapat menukar uang ini?”, maka akan ditulis dalam bhasa Inggris “where can
I Change some money?”
6. Tradisi Kritis
(komunikasi adalah refleksi penolakan terhadap wacana yang tidak adil).
Tiga asumsi dasar
tradisi kritis:
a. Menggunakan
prinsip-prinsip dasar ilmu sosial interpretif. Ilmuwan kritis menganggap perlu
untuk memahami pengalaman orang dalam konteks.
b. Mengkaji
kondisi-kondisi sosial dalam usahanya mengungkap struktur-struktur yang
seringkali tersembunyi
Istilah teori kritis
berasal dari kelompok ilmuwan Jerman yang dikenal dengan sebutan “Frankfurt
School”. Para teoritisinya mengadopsi pemikiran Marxis. Kelompok ini telah
mengembangkan suatu kritik sosial umum, di mana komunikasi menjadi titik
sentral dalam prinsip-prinsipnya. Sistem komunikasi massa merupakan focus yang
sangat penting di dalamnya. Tokoh-tokoh pelopornya adalah Max Horkheimer,
Theodore Adorno serta Herbert Marcuse. Pemikirannya disebut dengan teori
kritis. Ketika bangkitnya Nazi di Jerman, mereka berimigrasi ke Amerika. Di sana
mereka menaruh perhatian besar pada komunikasi massa dan media sebagai struktur
penindas dalam masyarakat kapitalistik, khususnya struktur di Amerika.
Teori kritis
menganggap tugasnya adalah mengungkap kekuatan-kekuatan penindas dalam
masyarakat melalui analisis dialektika. Teori kritis juga memberikan perhatian
yang sangat besar pada alat-alat komunikasi dalam masyarakat. Komunikasi
merupakan suatu hasil dari tekanan antara kreativitas individu dalam memberi
kerangka pesan dan kendala-kendala sosial terhadap kreativitas tersebut. Salah
satu kendala utama pada ekspresi individu adalah bahasa itu sendiri.
Kelas-kelas dominan dalam masyarakat menciptakan suatu bahasaa penindasan dan
pengekangan, yang membuat kelas pekerja menjadi sangat sulit untuk memahami
situasi mereka dan untuk keluar dari situasi tersebut. Kewajiban dari teori
kritis adalah menciptakan bentuk-bentuk bahasa baru yang memungkinkan
diruntuhkannya paradigma dominan. Hal itulah yang diungkapkan oleh Jurgen
Habermas, tokoh terkemuka kelompok Franfurt School di era berikutnya.
Habermas menaruh
perhatian khusus pada dominasi kepentingan teknis dalam masyarakat kapitalis
kontemporer. Dalam masyarakat seperti itu, public dan swasta terjalin sampai
pada tingkat di mana sector public tidak mampu mempertahankan diri terhadap
penindasan kepentingan teknis swasta. Idealnya, public dan swasta seimbang, dan
sector public harus cukup kuat untuk memberikan suatu iklim bagi kebebasan
gagasan dan debat. Dari bahasan tersebut, jelaslah bahwa Habermas menilai
komunikasi sangat penting bagi pembebasan. Bahasa sendiri merupakan hal pokok
bagi kehidupan manusia, dan bahasa menjadi alat di mana kepentingan pembebesan
dapat dipenuhi. Karenanya, kompetensi komunikasi diperlukan untuk partisipasi
yang efektif dalam pengambilan keputusan.
7. Tradisi Fenomenologi
(Komunikasi sebagai pengalaman diri dan orang lain melalui dialog)
Meski fenomenologi
adalah sebuah filosofi yang mengagumkan, pada dasarnya menunjukkan analisis
terhadap kehidupan sehari-hari. Titik berat tradisi fenomenologi adalah pada
bagaimana individu mempersepsi serta memberikan interpretasi pada pengalaman
subyektifnya. Bagi seorang fenomenologis, cerita kehidupan seseorang lebih
penting daripada axioma-axioma komunikasi. Seorang psikologis, Carl Rogers
percaya bahwa kesehatan kliennya akan pulih ketika komunikasinya menciptakan
lingkungan yang nyaman baginya untuk berbincang. Dia menggambarkan tiga kondisi
yang penting dan kondusif bagi perubahan suatu hubungan dan kepribadian, yakni:
a.
Kecocokan/kesesuaian, adalah kecocokan antara perasaan dalam hati individu
dengan tampilan luar . Orang yang tidak memiliki kecocokan akan mencoba
mempengaruhi, bermain peranan, sembunyi di balik suatu tedeng aling-aling.
b. Hal positif yang
tidak bersyarat, adalah sebuah sikap penerimaan yang bukan merupakan kesatuan
dalam penampilan.
c. Pemahaman empatik.
B. PERKEMBANGAN ILMU
KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan
satu dari disiplin-disiplin yang paling tua tetapi yang paling baru. Orang
Yunani kuno melihat teori dan praktek komunikasi sebagai sesuatu yang kritis.
Popularitas komunikasi merupakan suatu berkah (a mixed blessing).Teori-teori
resistant untuk berubah bahkan dalam berhadapan dengan temuan-temuan yang
kontradiktif. Komunikasi merupakan sebuah aktifitas, sebuah ilmu social, sebuah
seni liberal dan sebuah profesi. Menurut Ruben&Steward (1998:18-37)
perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. STUDI KOMUNIKASI
AWAL
Sebenarnya sangat
sulit untuk mendeteksi kapan dan bagaimana pertama kali dipandang sebagai
faktor yang penting dalam kehidupan manusia. Berdasarkan sejarah, komunikasi
diekspresikan dan berperan dalam kehidupan manusia yaitu pada abad 5 SM dalam
tulisan klasik bangsa Mesir dan Babilonia dan essay dari Hommer yang berjudul
Iliad pada abad 3000 SM. Pada tahun 2675 SM melalui ‘The Precepts” adalah
berisi panduan komunikasi efektif. Dan juga tampak pada kitab perjajnjian lama
(Bible) ketika Tuhan bersabda :Let there be light:and there was light. Dan juga
pada masayarakat Yunani yang melakukan kehidupan demokratis dengan komunikasi
oral.
2. RETORIKA DAN
PIDATO
Ada beberapa tokoh
dalam perkembangan studi awal komunikasi antara lain:
a. CORAX DAN TISIAS
Teori komunikasi
pertama yang dikembangkan di Greece adalah oleh Corax dan kemudian disusun
kembali oleh muridnya Tisias. Teori ini berkaitan dengan berbicara di ruang
pengadilan sebagai ketrampilan persuasi.tisias meyakini bahwa persuasi adalah
suatu seni yang kemudian disebut retorika. Corax dan Tisias mengembangkan
konsep organisasi pesan, yaitu terdiri dari introduction, body, dan kesimpulan.
b.PROTAGORAS
Dia mengembangkan
tentang debat. Dia mengajarkan bagaimana seharusnya mennajdi seorang pembicara yang
baik.
c. GORGIAS DARI
LEONTINI
Dia mengajarkan
tentang penggunaan emosional dalam pidato persuasif, penggunaan gaya dan
figur-figur yang tepat untuk suatu pidato.
d.ISOCRATES
Dia mengajarkan
bagaimana seorang orator seharusnya dilatih dengan seni liberal dan bagaimana
menjadi seorang yang baik.
e. ARISTOTELES
Aristoteles dan
gurunya Plato adalah tokoh sentral dalam studi komunikasi awal ini. Keduanya
yang mengibarkan bahwa komunikasi adalah sebuah seni untuk dipraktekkan dan
sebagai area studi. Dia mendeskripsikan komunikasi menjadi suatu orator atau
speaker yang memberikan suatu argument untuk dipresentasikan dalam suatu pidato
untuk pendengar atau audience. Karya klasiknya adalah The Rhetoric, yang berisi
3 buku yang menekankan pada the speaker, the audience dan speech. Dalam bukunya
yang pertama yang memfokuskan pada persuasi yang mengenalkan ethos (sifat
sumber), pathos ( emosi dari audience) dan logos ( sifat dari pesan yang
disampaikan sumber kepada audience). Buku kedua menekankan pada sifat audience
dan bagaimana pembicara dapat membangun emosi audience. Menurut dia faktor
demografi mempengaruhi audience (termasuk usia dan kelas sosial) dalam menerima
pesan.Dan buku ketiga menekankan pada gaya dan bagaimana suatu pesan
dikonstuksikan dan diterima.
f. AUGUSTINE
Dia mengapliksikan
komunikasi dalam melakukan interpretasi dari Bible dan tulisan religious
lainnya. Dia menyatukan aspek praktis dan teoritis dari studi komunikasi.
g. SIR FRANCIS BACON
Dia mengenalkan
pembuatan pidato dan penulisannya yang di susun untuk tujuan praktis.
h. PLATO
Dalam tulisannya
Plato menggarisbawahi pentingnya mempelajari retorika yang memberikan
kontribusi untuk dapat menjelaskan perilaku manusia. Bidang ini mempelajari
sifat kata-kata, sifat manusia, cara mereka hidup, dan segala yang dapat
mempengaruhi manusia dalam kehidupannya.
i. CICERO
Dia mengembangkan
teori retorika dan melihat komunikasi sebagai persoalan akademik dan praktis.
Pandangannya bahwa komunikasi adalah komprehensif yang melibatkan seluruh
domain ilmu sosial.
j. QUINTILIAN
Dia mengajarkan bagaimana
cara menjadi seorang komunikator yang baik itu perlu dididik.
3. JURNALISME
Praktek jurnalistik
dimulai pada tahun 3700 tahun lalu di Mesir, ketika laporan peristiwa-peristiwa
pada waktu dituliskan pada makam raja Mesir. Julius Caesar, dan mempunyai
laporan resmi mengenai berita-berita sehari-hari yang ditempatkan di
tempat-tempat public. Berita itu diperbanyak dan dijual. Pada awalnya surat
kabar merupakan campuran dari newsletter, balada, proklamasi, brosur politik,
dan pamphlet yang menggambarkan berbagai kejadian. Pertengahan 1600 an muncul
surat kabar modern. Surat kabar AS pertama ’Public Occurences Both Foreign and
Domestic’ terbit tahun 1690 di Boston.
4. TAHUN
1900-AN-1930-AN PERKEMBANGAN PIDATO DAN JURNALISME
Awal abad 19 pidato
muncul sebagai sebuah disiplin tersendiri di AS:
a. Tahun 1909
dibentuk (Eastern States Speech Association).Tahun 1910 mengadakan konferensi
tahunan pertama.
b. Tahun 1914
terbentuk The National Association of Teachers of Public Speaking(sekarang
Speech Communication Association)
c. Tahun 1915 terbit
jurnal ‘Quaterly Journal of Public Speaking’diikuti journal Quaterly Journal of
Speech.
5. TAHUN 1940-1N DAN
1950-1N PERTUMBUHAN INTERDISIPLIN
Sejumlah sarjana dari
variasi disiplin ilmu sosial mulai mengembangkan teori-teori komunikasi yang
merupakan perluasan bidang-bidang komunikasi.Contohnya bidang antropologi yang
mengkaji dan gesture-gesture pada budaya-budaya tertentu berdasarkan pada kajian
komunikasi non verbal yang lebih luas.peneliti peneliti mulsai memberi
perhatian pada persuasi, termasuk bagaiamana propaganda dilakukan, bagaimana
opini publik dibentuk dn bagaimana perkembangan media yang memberi kontribusi
pada usaha persuasive. Kurt Lewin dan koleganya memimipin penelitian pada
kelompok dinamik. Carl Hovland dan Paul Lazarfeld melakukan riset awal pada
komunikasi massa.
Ilmuwan sosiologi dan
politik mempelajari sifat media massa dalam berbagai aktifitas social dan
politik misalnya voting behaviour.Dalam bidang zoology mengkaji mengenai
komunikasi diantara binatang-binatang.Demikian juga bidang linguistic , sematik
umum, dan semiotic yang memfokuskan pada sifat bahasa dan perannya dalam
kehidupan manusia yang mendorong studi ilmu komunikasi. Dalm retorika dan
pidato pada akhir tahun 1940an dan 1950an mengkaji mengenai interpretasi oral,
suara,dan diksi, debat, theater,fisiologi pidato,dan patologi pidato.Jurnalisme
dan studi media massa memberi perhatian pada sifat dan efek media massa dan
komunikasi massa.
Sampai akhir tahun
1950an mulai terbentuk The National Society for the Study of Communication
(sekarang The International Communication Association)dengan tujuan membuat
satu kesatuan hubungan antara pidato, bahasa, dan media.Perkembangan-perkembangan
ini mempercepat pertumbuhan komunikasi sebagai sebuah disiplin ilmu.
Pada masa ini banyak
muncul tokoh-tokoh antara lain Harold D Lasswell yang mengkaji tentang
propaganda politik pada tahun 1948. Satu tahun kemudian Claude Shannon mempublikasikan
hasil penelitiannya di Bell Telepon tentang soal mesin dari
pengiriman/trnasmisi signal.hasilnya adalah menjadi dasar uytama model Shannon
dan Weaver. Wirburr Schramm juga mengkaji bahwa komunikasi merupakan upaya
bertujuan untuk menciptakan suatu kesamaan makna diantara sumber dan
penerima.Pada tahun 1955 ilmuwan politik Elihu Katz dan Paul Lazarfeld
memperkenalkan two step flow model Mereka mengenalkan konsep opinion
leader(pemuka pendapat). Dan Bruce Westley dan Malcom S. Maclean,Jr. menyatakan
bahwa proses komunikasi adalah dimulai dari penerimaaan pesan bukan dari
pengiriman pesan.Hal ini merupakan gabungan antara komunikasi interpersonal dan
komunikasi dalam media massa.
6. TAHUN 1960-AN
INTEGRASI
Pada tahun 1960 an
para ilmuwan melakukan sintesa dari retorika dan pidato, jurnalisme dan media
massa, dan disiplin ilmu social lainnya.kontribusi pada integrasi ini ditandai
dengan berbagai buku antara lain The Process of Communication(1960), The Effect
s of Mass Communication(1960), On Human Communication(1961), Diffusion of
Innovations (1962), The Science of Human Commnunication (1963), Understanding
Media(1964), and Theories of Mass Communication(1966).
Komunikasi menarik
minat beberapa displin lain selama decade 1960an. Para ahli sosiologis
memfokuskan pada dinamika kelompok, relasi social, asal pengethuan social. Para
ilmuwan politik menulis tentang peran komunikasi dalam pemerintahan,opini
public, propaganda dan pembentukan citra politik merupakan bidang komunikasi
politik. Pada bidang administrasi memperlajari tentang organisasi, managemen,
kepemimpinan, dan jaringan informasi yang menjadi dasar pertumbuhan komunikasi
organisasi yang muncul pada tahun 1970an. Bidang antropologi dan linguistic
bersama-sama sehingga memunculkan are studi komunikasi antar budaya dan selama
tahun 1960an para ahli zoology mengkaji komunikasi binatang.
7. TAHUN 1970-AN DAN
AWAL 1980-AN PERTUMBUHAN DAN SPESIALISASI
Dalam periode ini
beberapa bidang kajian mulai popular. Perluasan dan spesialisasi bidang mencapai
tingkatan tinggi pada periode ini. Komunikasi interpersonal menjadi bidang yang
popular seperti mempelajari interaksi nonverbal, ilmu informasi, teori
informasi dam sistem informasi dan komunikasi merupakan topic lainnya yang juga
menarik. Dismaping itu pada tahun yang sama komunikasi kelompok, organisasi,
politik, internasional dan intercultural bermunculan sebagai area studi.
8. AKHIR TAHUN
1980-AN DAN 1990 ABAD INFORMASI
Sebuah masa dimana
komunikasi dan tehnologi informasi secara meningkat telah memainkan peran
penting di masyarakat kita. Informasi sebagai komoditas. Media baru dan media
penyatu. Pengaruh ekonomi dan pasar. Komunikasi sebagai proses. Memperkuat
hubungan antardisiplin:
a. Psikologi kognitif
( persepsi,interpretasi, penyimpanan dan penggunaan informasi).
b. Kajian kritis dan
budaya (pengaruh sejarah, social, dan budaya pada penciptaan, transmisi,
interpretasi, akibat dan penggunaan pesan)
c. Ekonomi (produksi
dan konsumsi informasi sebagai sumberdaya ekonomi)
d. Ilmu komputer dan
rekaya elektrik (penyimpanan, mendapatkan kembali, manipulasi dan transmisi
informasi
e. Ilmu
informasi(klasifikasi, managemen dan penyimpanan infromasi)
f. Jurnalisme (sumber
infromasi, isi, komunikasi public dan media massa)
g. Sastra (penciptaan
dan interpretasi pembaca pada materi teks)
h. Pemasaran
(kebutuhan dan pilihan pengguna untuk adopsi dan penggunaan pesan, produk dan
layanan)
i. Filsafat( dimensi
dari proses komunikasi individual dan media massa)
SUMBER:
Griffin, Em.(ed)
2003. A First Look at Communication Theory, 5 th edition, : New York McGraw
Hill
Littlejohn, Stephen
W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Publishing.
Ruben, Brent D,
Stewart, Lea P, 1998, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn and Bacon
Pawito,
2007,Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: ,LKIS.
0 comments:
Post a Comment