A. Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi sudah
banyak didefinisikan oleh banyak orang, jumlahnya sebanyak orang yang
mendifinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada
prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu
orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh
gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh
tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Gambar berikut menggambarkan apa
yang dapat kita namakan model universal komunikasi. Ini mengandung
elemen-elemen yang ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu
bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau
komunikasi masa.
Lingkungan (konteks) komunikasi
setidak-tidaknya memiliki tiga dimensi:
1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi
berlangsung yang nyata atau berwujud.
2. Sosial-psikoilogis, meliputi,
misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang
dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi.
Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan,
formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau,
3. Temporal (waktu), mencakup
waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi
berlangsung.
Ketiga dimensi lingkungan ini
saling berinteraksi; masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain.
Sebagai contoh, terlambat memenuhi janji dengan seseorang (dimensi temporal),
dapat mengakibatkan berubahnya suasana persahabatan-permusuhan (dimensi
sosial-psikologis), yang kemudian dapat menyebabkan perubahan kedekatan fisik
dan pemilihan rumah makan untuk makan malam (dimensi fisik). Perubahan-perubahan
tersebut dapat menimbulkan banyak perubahan lain. Proses komunikasi tidak
pernah statis.
Proses komunikasi itu sendiri
adalah penyampaian isi pernyataan (pesan) dari komunikator kepada komunikannya
melalui saluran informasi (Hoeta Soehoet, 2003). Pesan yang disampaikan tidak
serta merta diterima oleh khalayak/komunikan. Ada rangkaian proses, mulai dari
diterimanya pesan oleh mata, bila pesan visual, diolah dengan membandingkannya
dengan opini penerima pesan dan opini publik, baru kemudian dimaknai dan
menjadi persepsi. Pesan dapat disampaikan secara visual, verbal, dan prilaku
(Fomburn, 1996, Dowling, 2002, schifman & Kanuk, 2004).
Pesan visual, pada organisasi,
biasanya dikenalkan melalui logo organisasi. Logo organisasi ini harus mampu
secara mandiri menyampaikan visi misi organisasi. Untuk memperkuat pesan, logo
dapat diikuti dengan pesan verbal yaitu dengan menambahkan slogan/credo.
Perilaku, merupakan unsure pembentuk persepsi yang paling efektif; dapat
membangun persepsi yang baik, maupun persepsi yang buruk. Unsur perilaku ini
lebih sulit dikelola karena menyangkut perilaku seluruh anggota organisasi,
bukan hanya pimpinan organisasi saja. Persepsi yang dibentuk dalam benak
khalayak akan menjadi gambaran / citra mengenai organisasi tersebut yang
melekat pada benak khalayak.
B. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi menurut Harol
D. Lasswell adalah sebagai berikut :
The surveillance of the
environment, fungsi komunikasi adalah untuk mengumpulkan dan menyebarkan
informasi mengenai kejadian dalam suatu lingkungan (kalau dalam media massa hal
ini sebagai penggarapan berita).
Onong Uchjana Effendi dalam buku
Dimensi-dimensi fungsi Komunikasi mempunyai pendapat sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat.
Karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat.
Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman tentram.
Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam
pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan
teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi
disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang
lebih banyak melalui kegiatan mass communication.
2. Mendidik masyarakat. Kegiatan komunikasi
pada masyarakat dengan memberiakan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat
menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan
mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai informasi yang
dapat menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan komunikasi massa. Sedangkan
kegiatan mendidik masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai
informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai tatanan
komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas, dan sebagainya.
Tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang paling efektif adalah melalui kegiatan
Komunikasi Interpersonal antara penyuluh dengan anggota masyarakat, antara guru
dengan murid, antara pimpinan dengan bawahan, dan antara orang tua dengan
anak-anaknya.
3. Mempengaruhi masyarakat. Kegiatan
memberikan berbagai informasi pada masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk
mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah perubahan sikap dan perilaku yang
diharapkan. Misalnya mempengaruhi masyarakat untuk mendukung suatu pilihan
dalam pemilu dapat dilakukan melalui komunikasi massa dalam bentuk kampanye,
propaganda, selebaran-selebaran, spanduk dan sebagainya.
4. Menghibur masyarakat. Perilaku masyarakat
menerima informasi selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan
masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui
sarana seni hiburan.
C. Tujuan Komunikasi
Selanjutnya tujuan dari
komunikasi adalah seperti yang dikemukakan oleh Dan B. Curtis dalam buku
Komunikasi Bisnis Profesional sebagai berikut :
Memberikan informasi, kepada para
klien, kolega, bawahan dan penyelia (supervisor)
Diberi informasi, karena perilaku
diberi informasi merupakan bentuk interaksi komunikasi. Orang atau masyarakat
cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang diperlukannya atau yang akan
diberi jalan masuk menuju informasi tersebut yang merupakan bagian dari keadaan
percaya dan rasa aman. Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang
lain, ataupun berusaha memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan.
Menyelesaikan masalah dan membuat
keputusan, karena semakin tinggi kedudukan/status seseorang maka semakin
penting meminta orang lain untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan
masalah/membuat keputusan tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data
sebagai bahan pertimbangan. Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu
penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah menerima
massege.
Sementara itu menurut Onong
Uchjana Effendi dalam buku Dimensi – dimensi Komunikasi tujuan komunikasi
adalah sebagai berikut :
1. Perubahan Sosial dan partisipasi sosial.
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat
mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan.
Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada pemilu atau ikut
serta dalam berperilaku sehat, dan sebagainya.
2. Perubahan Sikap. Kegiatan memberikan
berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah
sikapnya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya
adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan
positif terhadap pola hidup sehat.
3. Perubahan pendapat. Memberikan berbagai
informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah
pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan, misalnya
dalam informasi mengenai pemilu. Terutama informasi mengenai kebijakan
pemerinatah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus
disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat
terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.
4. Perubahan perilaku. Kegiatan memberikan
berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah
perilakunya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat
tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan perilaku
masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat atau mengikuti perilaku hidup
sehat.
0 comments:
Post a Comment