Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuhan pada
tahun 1962. Cukup lama memang, namun masih bisa kita renungkan aplikasinya di
dunia yang semakin canggih dewasa ini. Pada saat artikel ini disusun, komputer
belum semaju sekarang, internet pun belum kita kenal, namun sekarang jauh
diluar model teori ini. Teori ini menegaskan bahwa teknologi media membentuk
kita sebagai individu dalam masyarakat dalam hal bagaimana kita berpikir,
merasa, dan bertindak berkaitan dengan fungsi-fungsi teknologi media.
Kita belajar, kita mendapatkan informasi, hiburan,
atau berita lain dari media teknologi seperti radio, film, surat kabar,
televisi, atau bahkan internet. Dengan hanya mendengarkan radio siaran, kita
bisa berpikir, merasa, atau mengembangkan imajinasi kita sesuai atau setidaknya
terilhami oleh informasi yang disampaikan oleh radio tersebut. Demikian pula
kita belajar, merasa atau bertindak atas dasar informasi yang kita peroleh dari
surat kabar, televisi, atau internet. Pesan-pesan yang disampaikan oleh media
teknologi tadi, sekarang sudah tak terbatas jumlahnya, baik yang menurut kita
dianggap sampah sampai kepada informasi yang benar-benar kita butuhkan.
Sebenarnya kita sebagai pustakawan atau peminat bidang ilmu informasi dan perpustakaan,
tidak selayaknya mengatakan informasi sebagai sampah. Kita harus meyakini bahwa
informasi, sekecil apapun dan mungkin sejelek apapun maknanya, tentu ada yang
membutuhkan. Kita mungkin tidak membutuhkan informasi yang kita anggap sampah
tadi, akan tetapi mungkin orang lain membutuhkan. Pekerjaan pustakawan,
utamanya adalah menyampaikan informasi yang (mungkin) dibutuhkan orang lain
(masyarakat luas).
Dari beragam informasi yang serba memungkinkan untuk
kita buang atau kita manfaatkan tadi, maka muncullah berbagai teori tentang
penggunaannya. Pertemuan antara informasi dengan media juga ada teorinya, atau
setidaknya ada ahli yang membicarakannya, termasuk kita di sini yang sedang
membicarakannya. Kami yakin, Anda pun sekarang tentu sedang berpikir tentang
teknologi media yang semakin canggih dan bervariasi, baik dalam fungsi, peran,
kekuatan, hiburan, atau apapun pendapat Anda tentang media tersebut. Yang
penting, asal pandangan, dugaan, paparan, dan penjelasan Anda disertai dengan
aturan-aturan tertentu seperti sistematis, teratur, didukung data baik teoretis
maupun empiris, dan dilakukan secara logis dan runtut, maka itu sudah dianggap
sebagai teori. Kita masih ingat bahwa teori pada hakekatnya adalah suatu
penjelasan yang benar. (Lihat modul 1, 2, dan 3).
0 comments:
Post a Comment