DASAR-DASAR PENULISAN NASKAH PUBLIC RELATIONS
Tema: Jelas dalam Rumusan Kalimat
Kalimat harus disiapkan sebagai susunan kata yang mudah dimengerti khalayak pembaca. Namun tidak ada batasan yang pasti tentang rumusan yang dimengerti itu.
Yang dapat disarankan hanyalah, susunlah kata-kata dalam struktur yang memenuhi tuntutan tata bahasa, dan bagian-bagian kalimat tersebut hendaknya dirangkai dalam untaian yang membawa pokok pikiran yang jernih serta logis. Jangan sampai pembaca harus membaca-ulang sebuah kalimat untuk dapat menangkap maknanya dengan jelas.
Kejernihan susunan itu sangat banyak ditentukan oleh jumlah ide (gagasan) yang disampaikan dalam kalimat.
1. Jumlah gagasan di dalam kalimat
Harold Evans, editor suratkabar The Sunday Times, London, membedakan kalimat – secara kasar – menjadi empat jenis, yaitu: simple sentence; compound sentence; complex sentence; compound-complex sentence. Untuk bahasa Indonesia, kalimat yang muncul dalam suratkabar dan majalah kita juga dapat dipecah menjadi empat jenis, seperti itu yaitu: kalimat sederhana; kalimat berinduk-beranak; kalimat yang agak rumit; dan kalimat yang rumit.
Untuk membuat kalimat sederhana, batasilah ide yang disampaikan lewat kalimat tersebut. Penulisan kalimat-kalimat pendek akan menghindarkan orang (si penulis) dari perumusan kalimat yang tidak jernih, yang jika dibaca sulit dipahami artinya. Kalimat-kalimat seperti itu selalu mendatangkan kesukaran pada pembaca. Itu berarti menciptakan gangguan dalam komunikasi.
Kalimat sederhana – yang hanya memiliki satu pokok, satu sebutan, atau satu pokok, satu sebutan dan satu keterangan – adalah bentuk yang mudah dipahami. Ia tidak perlu dibaca-ulang untuk memahmi apa yang ia maksud. Berikut ini dapat dilihat perbedaan jumlah ide yang disampaikan lewat empat jenis kalimat.
…..sederhana
Oplet-oplet tua masih beroperasi di Jakarta.
….berinduk-beranak.
Oplet-oplet tua yang dibuat dari mobil bikinan 1950-an, hingga kini masih banyak beroperasi di Jakarta.
…..agak rumit
Oplet-oplet tua yang dibuat dari mobil bikinan tahun-tahun 1950-an, dan ada yang terseok-seok jika lari di jalan, hingga kini, masih banyak beroperasi di Jakarta, dan tetap vital sebagai sarana angkutan.
…..rumit
Oplet-oplet tua yang dibuat dari mobil bikinan tahun-tahun 1950-an, dan malah ada yang terseok-seok jika lari di jalan, hingga kini, walau Jakarta sudah dijuluki kota metropolitas masih memegang peranan penting untuk angkutan dalam kota terutama bagi penduduk dari golongan menangah ke bawah.
Sesungghnya, kalimat panjang yang rumit dapat dipecah menjadi beberapa kalimat pendek. Tetapi harus diingat bahwa ketika memecah satu kalimat yang terlalu panjang menjadi beberapa kalimat pendek, ada dua jebakan yang megnhadang.
Pertama, adalah untuk menyampaikan ide yang sama, kita terpaksa menggunakan kata dalam jumlah yang lebih banyak. Itu berarti terjadi pemborosan kata yang juga harus dihindari dalam jurnalistik. Contoh:
….satu kalimat amat rumit yang terdiri dari 44 kata.
Oplet-oplet tua yang dibuat dari mobil bikinan 1950-an, dan malah ada yang terseok-seok jika lari di jalan, hingga kini, walau Jakarta sudah dijuluki sebagai kota metropolitan, masih memegang peranan penting untuk angkutan dalam kota, terutama bagi penduduk dari golongan menangah ke bawah.
….lima kalimat amat rumit, terdiri dari 57 kata
Oplet-oplet tua yang dibuat dari mobil bikinan 1950-an (1). Ada diantaranya yang bagaikan terseok-seok jika lari di jalan (2). Tetapi hingga kini ia masih banyak beroperasi di Jakarta, padahal Ibukota sudah dijuluki sebagai kota metropolitan (3). Untuk angkutan dalam kota oplet-oplet itu masih memegang peranan penting (4), Ia sangat berarti, terutama bagi penduduk dari golongan menengah ke bawah (5).
2. Kalimat Inversi (Kalimat Terbalik)
Kalimat inversi adalah kalimat yang dalam menyampaikan gagasan terasa kurang lancar. Oleh karena itu hindarilah kalimat inversi. Bentuk pertama adalah inversi dan bentuk kedua tidak inversi.
….Timor Timur situasi keamanannya amat mencemaskan.
….Situasi keamanan Timor Timur amat mencemasakan.
…..Amat mencemaskan situasi keamanan Timor Timur
…..Situasi keamanan Timor Timur amat mencemaskan.
3. Kalimat aktif dan kalimat pasif
Untuk laporan jurnalistik, disarankan agar lebih mengutamakan pemakaian kalimat aktif diabandingkan dengan kalimat pasif. Contoh:
….pasif
Pengurangan produksi trsebut diputuskan manajemen dalam rapat tahunan akhir November yang lalu.
….aktif
Manajemen memutuskan pengurangan produksi tersebut dalam rapat tahunan akhir November yang lalu.
4. Kalimat positif dan kalimat negatif
Jurnalistik juga menyarankan agar sedapat mungkin kita menghindari pemakaian kalimat negatif (kalimat menidakkan), dan mengutamakan kalimat positif (kalimat berita). Contoh:
……negatif
Anggota satpam itu tidak ingat bahwa pintu gudang belum dikunci.
……positif
Anggota satpam itu lupa bahwa pintu gudang belum dikunci.
5. Hindari irama yang monoton
Jika beberapa kata yang sama bunyinya berada dalam satu kalimat akan timbul gangguan terhadao irana tulisan. Gangguan itu memang tidak mencolok. Akan tetapi kalau gangguan seperti itu ditiadakan, kalimat yang ditulis akan lebih hidup. Contoh:
…..Karena dia memang suka sekali dengan gudeg, kali ini gudeg itulah yang dipesannya untuk makan siang.
Diubah menjadi:
…..Karena dia memang suka sekali dengan gudeg, kali ini makanan khas Yogyakarta itulah yang dipesannya untuk makan siang.
6. Kutipan dan paraphase
Dalam menulis untuk media massa, kita hanya mempergunakan dua macam kalimat. Pertama adalah paraphase yaitu kalimat-kalimat yang isinya ada;lah cerita si penulis sendiri berdasarkan fakta yang dia ketahui. Yang kedua adalah kalimat kutipan, yaitu kalimat yang sebetulnya dinyatakan oleh narasumber atau sumber, dan ditulis ulang oleh sipenulis dengan menyebutkan secara jelas siapa yang menjadi sumber kalimat terebut.
Contoh:
Umpamakan Anda mewawancarai si X dan Tanya-jawab pun berlangsung.
A. Sejak kapan anda mengoleksi radio kuno ini?
X. Sudah delapan tahun yang lalu
A. Jumlah koleksi anda berapa banyak?
X. Semuanya ada 47 radio
A. Yang paling tua?
X. Yang paling tua radio buatan tahun 1938.
Hasil wawancara tersebut kemudian diolah menjadi sebuah cerita. Kira-kira akan menjadi sbb:
Bapak X mulai menjadi kolektor radio kuno delapan tahun lalu. Kini dia memiliki 47 radio tua. “Yang paling tua adalah radio buatan tahun 1938”, katanya dengan suara berat dan aksen Jawa Timur yang kental.
7 Jangan dipakai kata berbunga-bunga.
Kendati dewasa ini dikenal istilah “jurnalistik sastra”. Tidaklah berarti penggunaan bahasa dalam jurnalistik harus seperti pemakaian bahasa untuk novel. Bahasa yang terlalu berbunga-bunga tidak menjadi kebutuhan jurnalistik, apalagi untuk news. Sungguhpun begitu, bahasa yang kaku, arus cerita yang tersendat-sendat dan monoton harus dihindari.
Contoh berikut ini memperliohatkan bagaimana fakta dipakai untuk melukiskan keadaan (deskripsi), dan bagaimana pemilihan kata-kata untuk itu.
…..Satu hektar sawah di Cileban hanya mampu membuahkan delapan kuintal padi yang dipanen sekali dalam setahun dan 12 kuintal jagung untuk dua kali panen. Tahun 1977 yang lalu, 80% padi penduduk digulung wereng. Waktu itu hama sudah terlihat tiga minggu setelah bertanam. Untuk membasminya diperlukan uang Rp. 4.000 per hektar sawah dan warga Cileban yang tak pernah menikmati kredit macam apa pun sama sekali tak memerangi hama itu. Wereng yang sudah tampak pada bibit yang mereka semai tahun ini. Juga tidak disingkirkan. Awal April yang lalu, musim bertanam, bibit itu diangkut ke sawah bersama hamanya. Wereng pun “ditanam” bersama bibitnya…….
8 Jangan sampai ada istilah yang keliru, tidak tepat dan “tidak kena”.
Sering kita temukan di dalam media cetak maupun elektronik penggunaan istilah yang keliru. Boleh jadi itu disebabkan oleh ketidfakpahamaman penulis tentang makna kata yang dipakainya.
Contoh:
….Keluarga Kusnadi bertempat tinggal di Jl. Pecenongan 48, Rabu dinihari sekitar jam 01.00 pagi dibunuh oleh tiga orang lelaki pegawainya sendiri. Dalam peristiwa itu Kusnadi meninggal, sedangkan istrinya dan anaknya selamat….
Istilah “keluarga dibunuh” tidak masuk akal sehat sebab yang mati hanya 1 orang dari keluarga tersebut. Jadi tidak logis. Yang betul adalah “keluarga Kusnadi dianiaya”, Kusnadi tewas sedangkan isteri dan anaknya selamat.
0 comments:
Post a Comment