Powered by Blogger.
RSS

Feature di Media Massa I


MATA KULIAH DASAR-DASAR 
PENULISAN NASKAH PUBLIC RELATIONS
Feature di Media Massa I

Feature adalah tulisan yang memiliki sifat “menjelaskan” peristiwa/masalah yang sering kita temukan di dalam media massa (Koran/majalah). Feature bukan “memberitakan segera sebuah peristiwa/masalah yang baru terjadi” sebagaimana halnya berita. Oleh karena itu pendekatan masalah melalui feature sangat berbeda dengan pendekatan melalui berita. Jika berita mengutamakan “kecepatan” dalam mengabarkan sesuatu, feature menyampaikan uraiannya tanpa harus terburu-buru walau ia tak boleh bertutur dalam tempo yang lamban.

Segi itu antara lain yang membedakan news dengan feature (di samping segi-segi lainnya, seperti kedalaman fakta dan warna dalam penulisan). Ia juga melahirkan perbedaan yang tegas antara pendekatan news lead dengan pendekatan feature lead. News lead lebih mengutamakan kecepatan dalam melaporkan secara jelas fakta yang paling penting ataupun fakta paling menarik untuk diketahui khalayak. Feature lead mengutamakan uraian yang aktraktif dalam membujuk pembaca untuk memberikan perhatian.

Banyak segi yang membedakan feature dengan news, walau dalam banyak hal ada persamaan antara satu dengan yang lain. Memahami segi-segi yang membedakan feature dengan berita ini masih menjadi kendala bagi banyak wartawan yang sangat terbiasa dengan penulisan hard news.

Sebagaimana fungsi media massa, feature disajikan kepada khalayak untuk tiga tujuan: memberikan informasi; menghibur; dan mendidik. Ketiga fungsi itu kadang-kadang hadir secara bersama-sama dalam satu feature, tapi seringkali pula salah satu di antaranya tidak terpenuhi.

Pada mulangnya feature dikategorikan sebagai tulisan yang lebih mengutamakan hiburan bagai pembaca. Tapi dalam perkembangannya kemudian dikenal feature yang berbicara untuk hal-hal yang serius )tapi tetap tersaji dalam uraian yang mudah dimengerti khalayak luas dengan bahasa yang ringan). Feature dengan tema serius seperti itu umumnya berupa artikel ilmiah popular dan news feature.

Kalian akan menemukan banyak pendapat tentang batasan yang dibuat jurnalistik untuk tulisan yang namanaya feature. Ada yang menyebut feature sebagai sebuah tulisan yang menyuguhkan fakta dan ide yang berkaitan dengan fakta itu secara jeli, menyorot hal-hal yang dipandang punya arti penting, tapi tidak tampak oleh masyarakat banyak. Pendapat lain menempatkan feature sebagai sebuah tulisan yang mencoba menolong pembaca meliaht atau menyadari hal-hal yang oleh awam tidak dilihat. Dengan kata lain, dari seorang penulis feature dituntut adanya kepekaan menangkap hal-hal yang berada di belakang suatu kenyataan.

Feature juga disebut sebagai tulisan ringan yang ditulis dengan mempertimbangkan kejelasan dan kelancaran uraian tentang sesuatu yang factual dan mencoba menelusuri jawaban why dan how lebih dari sekedar yang dilakukan berita (baik hard news maupun soft news). Tidak jarang pula ia menceritakan/melukiskan sesuatu yang berada di belakang berita. Dalam mencari bahan untuk ditulis jadi feature kita tidak selalu berputar-putar di sekitar sumber konvensional, tetapi juga memanfaatkan sumber inkonvensional.

Membaca defenisi tidak selamanya mengantarkan kita pada pengertian yang jelas tentang feature. Kantor berita Antara misalnya, menyebut feature sebagai karangan khas (hanya itu dan tidak jelas, khas dalam hal apa, atau kenapa ia disebut khas). Di kaalngan wartawan Indonesia sendiri terdapat kesimpangsiuran pemahaman tentang ini. Ada yang sekadar menyebutkan bahwa feature adalah tulisan ringan yang menghibur, berisikan unsur human interest. Dalam kenyataannya, feature bukan sekadar itu. Ada feature yang samasekali tak berisikan human interest (misalnya, news feature tentang persaingan antara dua produsen minyak goreng). Karena itu --- agar lebih jelas – nerikut ini feature diperkenalkan dengan membicarakan sifat-sifat yang ada pada jeanis tulisan ini, sebagai berikut.

Karakteristik Feature
1. Faktual – Feature adalah tulisan yang dibuat berdasarkan fakta. Yang ia ceritakan adalah kenyataan. Ia bukan karya fiktif yang berangkat dari rekaan penulisnya. Tema-tema feature adalah kenyataan yang ada di dalam masyarakat.
2. Menerangkan masalah, bukan melaporkan dengan segera – Feature bukan memberitakan (mengabarkan) kejadian/masalah kelada khalayak, tapi menerangkan kejadian/masalah itu dengan mengungkapkan jawaban unsure why dan how secara lebih rinci. Dalam menerangkan masalah – terutama untuk jenis yang disebut sebagai news feature – ia lebih mengutamakan pemaparan background masalah untuk mengantar orang pada pemahaman tentang suatu persoalan. Boleh jadi pula, ia mengajak pembaca masuk pada uraian yang mencoba melihat prospek.

3. Tidak memaksakan opini – Pada mulanya feature sama halnya dengan berita, tidak boleh dimasuki oleh opini penulis. Tapi dalam perkembangannya, walau masuknya opini penulis tetap harus dicegah, subyektifitas dan interpretasi penulis tak mungkin dibendung. Dalam mengungkapkan interpretasi tersebut, seorang penulis tidaklah pada tempatnya megnhadirkan penafsiran semata-mata. Penafsiran itu harus disertai dengan fakta yang mendukung penafsiran tersebut. Artinya, suatu interpretasi yang ditawarkan kepada pembaca harus didukung argumen yang jelas. Argumen tersebut boleh saja bersifat teoritik, tapi akan lebih berarti jika di dalam argumen itu diperlihatkan fakta yang memberikan dukungan secara kuat terhadap gagasan yang diajukan.
4. Penulisan tidak dikekang pola piramida terbalik – Dalam penulisan berita, jurnalistik mengenal pola penulisan top heavy (berat di atas). Feature tidak demikian halnya. Karena feature tidak dibebani tugas “mengabarkan” maka ia tidak perlu ditulis dengan mendahulukan fakta paling penting atau fakta paling menarik seperti penulisan berita. Oleh karena itu pula, struktur artikel pyramid terbalik, tidaklah bentuk mutlak yang harus dipakai pada feature. Feature dapat ditulis dengan struktur yang lebih bebas, asalkan alur cerita, pengelompokan masalah, dan bahasa yang mengantarkan masalah itu dibuat dengan jernih.

5. Tidak selalu harus menjawab 5W + 1H dengan lengkap – Perbedaan lain antara berita dengan feature adalah dalam hal memberikan porsi untuk jawaban 5W + 1H (what, who, when, where, why, dan how). Berita yang baik harus lengkap menjawab keenam unsure pokok itu, walau dengan “fakta kulit” (tidak mendalam). Ferature untuk jenis-jenis tertentu dapat mengabaikan jawaban salah satgu dari enam unsure itu (misalnya: feature yang megnajarkan cara memelihara anggrek, tidak perlu menjawab unsure who, karena who itu adalah siapa saja yang ingin atau sudah memelihara anggrek).

6. Kebanyakan lebih tahan waktu – Untuk sebagian, feature lebih “tahan waktu”. Jika ia ditulis hari ini tapi tidak dapat disiarkan besok, lusa atau tiga hari kemudian, mingu yang akan dating pun tema yang disajikan feature itu belum akan tergolong basi. Tidak semua jenis feature yang memiliki ketahanan waktu seperti itu. News feature misalnya, adalah jenis yang harus tersiar segera, dei saat aktualnya berita yang dijadikan tema news feature itu.

7. Feature lead ditulis atraktif – Feature lead, sebagaimana tadi dikemukakan, lebih megnandalkan uraian yang atraktif untuk merebut perhatian pembaca. Pola penulisan feature lead tidak setegas pola penulisan news lead yang selalu berisikan inti cerita – berupa fakta paling penting atau fakta paling menarik – dan mendahulukan unsur what ataupun who (untuk hard news; dan mengutamakan unsur who, when, where, why ataupun how (untuk soft news). Bagaimana sebetulnya uraianyang atraktif? Itu sangat tergantung pada kemahiran penulis. Begitu banyak pilihan yang dapat dibuat asalakan pilihan itu dianggap kuat untuk mrebut perhatian pembaca atau membangkitkan minat orang untuk membaca. Walau begitu, ada beberapa jenis feature lead yang kerap dipergunakan wartawan dan dipandang cukup efektif dalam me bujuk khalayak untuk membaca sebagai berikut.

a. News summary lead
News summary lead berisikan rangkuman inti masalah yang akan diceritakan. Contohnya sebagai berikut:

….Kelanjutan restrukturisasi perbankan belum jelas, demikian pula dengan hutang-hutang perusahaan besar. Pasar modal yang masih lesu, dibarengi oleh nilai US$ yang masih bertahan di atas Rp. 7.000. Dalam pada itu sebagian besar sector riil tetap teertidur. Para investor hingga kini masih menunggu kelanjutan pemulihan ekonomi Indonesia yang belum kunjung jelas arahnya……

(Puncak-puncak persoalan dirangkum jadi satu untuk menunjukkan potret keadaan yang lebih menyeluruh).

b. Picture lead
Picture lead menyodorkan deskripsi kepada pembaca. Deskripsi tersebut dihadirkan dalam pikiran pembaca dengan harapan si pembaca membayangkan dirinya berada dalam suasana yang dideskripsikan itu, dan merasa ngeri.

…Sunaryo bergntung erat-erat di tepi jendela dan tangan kanannya memeluk anaknya, Reni (4 tahun). Api sudah mulai menjilat kamarnya di lantai tiga. Ketika menunggu tangga pemadam kebakaran yang akan menolongnya dia lihat di bawah pagar besi yang ujungnya runcing-runcing siap menyambutynya jika pegangannya terlepas.

(Yang digambarkan selalu berupa situasi yang menegangkan, dan itulah yang diharapkan membangkitkan minat orang untuk membaca).

c. Descriptive lead
Sama dengan picture lead, descriptive lead juga menyajikan deskripsi kepada pembaca. Tapi deskripsi yang disajikan tidak untuk membuat pembaca merasakan “takanan keadaan” yang digambarkan. Deskripsi itu hanya sekadar untuk mengantar imajinasi pembaca dalam membayangkan obyek (manusia, benda, alam, suasana) yang diceritakan.

Dia termasuk orang pendiam. Pembawaannya tenang, dan senyumnya pun tergolong “mahal”. Tetapi pemuda berusia 25 tahun yang dikenal sebagai pekerja teliti dan kini menjadi manajer keuangan ini, bias akrab jika diajak berbicara.

(Obyek yang diceritakan itu “dipotret/dilukiskan” dengan kata-kata sehingga mudah dibayangkan atau dikenali pembaca).

d. Analogy Lead
Analogy lead menampilkan dua --- watak, suasana, dan sebagainya --- yang analog, atau setidak-tidaknya mirip.

…..Enam tahun yang lalu dia memulai usahanya, berdagang alat-alat elektronik di tempat itu dengan modal seadanya. Setelah semuanya musnah dalam kerusahan Mei tahun lalu, kini dia awali lagi usahanya itu dari nol.

(Kemiripan “modal seadanya” enam tahun yang lalu, dengan keadaan hari ini “dari nol”).

Tetapi keadaan yang mirip itu tidak selalu harus dilihat dalam dimensi waktu, Analogi juga dapat diperlihatkan dalam cara lain, seperti contoh berikut ini.

…..Semua pemain kesebelasan X merayakan kemenangan itu dengan pesta semalam suntuk di hotel. Di kota Y kemenangan tersebut disambut para suporternya dengan berpawai keliling kota hingga pukul satu dinihari.

e. Contrast lead
Contrast lead adalah kebalikan dari analogy lead. Ia menampilkan dua hal (boleh jadi siaft, keadaan, nasib, profil manusia, dan sebagainya) yang bertentangan.

….Mereka yang anam dan nomornya tercantum di daftar peserta yang lulus, tertawa, melonjak kegirangan, dan memberikan ucapan selamat satu sama lain. Sebagian besar lainnya, para remaja yang kemarin pagi tahu bahwa dirinya tidak lulus UMPTN meninggalkan tempat-tempat penumuman dengan wajah dingin. Beberapa diantaranya menitikkan air mata.

(Keadaan yang kontras diperlihatkan untuk memikat perhatian pembaca).

f. Lead kutipan
Ada beberapa feature lead yang dibuat dengan menyajikan kutipan. Tapi harus diingat bahwa kutipan yangdijadikan lead itu tidaklah kalimat sembarangan. Kutipan ersebut harus mengandung kekuatan )daya tarik).

1. Kutipan dari tokoh cerita.
Kutipan yang diambil untuk menjadi lead berasal dari ucapan tokoh yang ada dalam feature yang ditulis. Tapi biasanya tidak banyak keterangan tokoh cerita itu yang layak dan cukup kuat untuk diangkat menjadi lead. Pad umumnya, ucapan yang memiliki “kekuatan” itu adalah ucapan yang mengundang kontroversi, demikian pula dengan ucapan yang mencerminkan emosi sang tokoh ketika berbicara, dan ucapan yang mencerminkan kepribadian si tokoh.

….”Kalau kwik gagal, semua WNI keturunan dipersalahkan, akan dimaki”, kata Sofjan Wanandi yang menyatakan Menko Ekuin Kwik Kian Gie harus didukung oleh semua WNI keturunan.
(Mengundang kontroversi)

“Teten Masduki itu manusia atau binatang”, kata Andi M. Ghalib menanggapi laporan Indonesia Corruption Watch yang menyebut dirinya terlibat KKN.
(Menunjukkan emosi si pembaca)

“Saya dikasih Rudy”, kata Lim Swie King beberapa saat setelah dia keluar sebagai juara tunggal putera turnamen All England tahun ini, semalam.
(Mencerminkan kepribadian Swie King, low profile. Dia mengalahkan Rudy Hartono dalam partai final tunggal putera turnamen bulutangkis AllEngland dan kemenangan itu dia nyatakan sebagai pemberian Rudy kepada dirinya).

2. Kutipan dan pribahasa
Peribahasa memiliki daya tarik, baik kalau ia dikutip sebagaimana aslinya maupun jika ia “dipelesetkan”.

…Air dari cucuran atas jatuhnya ke pelimbahan juga. Bing Slamet adalah tokoh panggung serba bias semasa hidupnya. Anak-anaknya, Uci, Adi dan Iyut, kini mengikuti jejak orang tuanya itu. 
(Peribahasa dikutip secara utuh)

Setinggi-tinggi burung terbang, kembalinya ke katimin juga.

(Peribahasa yang asli berbunyi: “Setinggi-tinggi bangau terbang, kembalinya ke kubangan juga”. Feature lead pada contoh ini dipergunakan sebagai pembuka cerita tentang Katimin, seorang petani tambak di pantai utara Jawa Timur yang hidup “berkawan” dengan ribuan burung, dengan memelihara lingkungan tambak miliknya itu sebagai habitat uanggas tersebut. Karena usahanya ini, Katimin dinominasikan sebagai penerima Kalpataru, 1984). 

3. Kutipan dari ungkapan tokoh terkenal (filosof, pujnagga, penyair, negarawan, rasul).
Isteri adalah gundik di masa muda, sahabat pada usia setengah baya, dan perawat di hari tua, begitu kata Francis Bacon. Dapatkah pengalaman Eny Kusrini membenarkan pendapat itu?) 
(Ungkapan Francis Bacon tentang bagaimana pada umumnya pria – suami – memnadang perempuan --- isteri --- dijadikan pembuka cerita tentang Eny Kusrini, penyanyi keroncong yang beberapa kali menikah).

g. Lead menggoda
Lead menggoda biasanya berupa uraian yang tidak jelas maknanya (membingungkan, mengundang tanda Tanya, memancing rasa ingin tahu. Itulah yang menjadi daya tarik lead tersebut. Tetapi harap berhati-hati, rasa ingin tahu pembaca tidak boleh terlalu lama dipermainkan. Artinya, pada paragraph kedua (di bawah lead) harus segera ada penjelasan, apa yang dimaksud oleh pragraf pertama yang maknanya menimbulkan tanda Tanya tersebut. Jika jawaban untuk tanda Tanya itu terlalu lama diulur, pembaca bias kehilangan selera untuk membaca. 

Hidungnya ada seratus. Dia memiliki 300 kaki, 80 genderang, 25 seruling dan 25 terompet.

(Lead untuk cerita tentang sebuah regu dreum band yang beranggotakan 100 orang).

Rupanya seperti getuk, tapi membuatnya tidak ditumbuk, jika didekati baunya menusuk.

(Lead ini adalah paragraph pertama feature yang bercerita tentang crumbrubber, getah latek yang dibekukan, bahan pembuat karet. Getah latek yang dibekukan itu mirip getuk tapi baunya “minta ampun”. Daya tarik lead ini diperkuat pula oleh efek bunyi “uk” yang berulang tiga kali di dalam kalimat).

h. Lead kalimat pendek
Lead dari jenis ini ditulis betul-betul berupa satu kalimat pendek. Kalimat itu hendaknya menyatakan sesuatu dengan menonjolkan kata sifat. Kata sifat yang ditonjolkan secara tanggung itulah yang diharapkan mengundang orang untuk membaca paragraph selanjutnya.

Serba merah
Gordin di pintu dan jendela rumahnya merah. Di dinding ruang tamu tergantung sebuah lukisan abstrak cukup besar yang didominasi warna merah tua. VW Golf yang siang itu diparkir di depan garasi juga mengambil warna yang sama. “Merah bagi saya berarti semangat dan keberanian”, kata penyanyi dangdut yang namanya tengah melambung.

(Pada contoh ini, yang disebut lead hanyalah kata-kata “serba merah”. Uraian berikutnya adalah paragraph kedua yang menjelaskan maksud pernyataan kalimat pendek yang menjadi pembuka cerita tersebut).

i. Lead menuding
Lead menuding adalah lead yang isi pernyataannya seperti menuduh pembaca. “Tuduhan” itulah yang diharapkan merangsang minat orang untuk membaca.

Anda pikir anda sehat? Belum tentu. Setiap saat jika berada di jalan anda megnhirup udara beracun yang pada suatu saat bias jadi pembunuh.

(Lead ini adalah pembuka feature yang akan bercerita tentang parahnya polusi udara, terutama oleh asap kendaraan bermotor yang membahayakan kesehatan).


Update: Lanjutannya Feature di Media Massa II

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment