Semarang – Selama ini posisi public relation (PR) atau hubungan masyarakat (humas)di perusahaan masih banyak yang mengabaikan. Industri, instansi dan sektor lainnya belum bisa membuka mata mengenai pentingnya tugas ini. Hal tersebut disampaikan Silih Agung Wasesa dalam bedah bukunya yang berjudul “Strategi Public Relation” di Gedung Pascasarjana Undip, baru-baru ini. Dia mengatakan, sebenarnya ilmu hubungan masyarakat memiliki fungsi yang strategis, terutama dalam program pencitraan objek, baik perseorangan, lembaga, atau perusahaan yang bergerak di berbagai bidang.
“PR memang bukan sosok yang bisa berdiri sendiri, mereka harus dapat berkolaborasi dengan pihak lain. Sehingga dari kerjasama tersebut hal sederhana dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa,” tuturnya yang juga Managing Partner Asia PR.
Silih melanjutkan, maka dari itu di era keterbukaan informasi seperti sekarang dan dimana masyarakat mulai bersikap kritis, peran humas harus mampu menjawab tantangan tersebut. Misalnya saja dapat dilihat dari yang terjadi belakanngan ini, saat kasus Prita-RS Omni mengemuka dan membuat takut rumah sakit lainnya. Dengan demikian pihak RS tidak lagi memperlakukan pasien seperti ‘robot’, namun mulai membangun hubungan kedekatan dengan pasien secara lebih baik.
“Kini kecenderungan kesadaran pentingnya peran hubungan masyarakat itu juga sudah mulai terjadi di berbagai perusahaan di bidang lain. Meskipun di sejumlah bidang seperti manufaktur dan pertambangan masih tetap kurang,” imbuhnya.
Dalam diskusi sekaligus launching buku tersebut juga dihadiri pembicara lainnya yaitu Djoko Setiabudi, pengajar Magister Ilmu Komunikasi Undip dan Agus Widyanto, Asisten Direksi Suara Merdeka.
Agus mengatakan, ilmu hubungan masyarakat dalam pemahaman kondisi lapangan dan pengalaman praktis sebenarnya mereka sudah memakai strategi public relation untuk menutupi kebobrokan dan tindak kejahatan.
“Bahkan tindak kejahatan pun dapat dibungkus menjadi sosok yang teraniaya dan patut mendapat simpati, semua itu bisa dilakukan dengan keahlian dan penguasaan ilmu hubungan masyarakat,” kata Agus.(K3, J14-90)
Suara Merdeka, Senin 31 Mei 2010
0 comments:
Post a Comment