Powered by Blogger.
RSS

News Value - Bernilai Berita

DASAR-DASAR PENULISAN NASKAH PUBLIC RELATIONS
News Value - Bernilai Berita

Untuk mempertimbangkan apakah suatu peristiwa/masalah merupakan berita atau bukan (memiliki news value atau tidak) dan untuk mempertimbangkan tinggi rendahnya news value yang terkandung di dalamnya, yang perlu diukur ialah nilai penting dan sifat menarik peristiwa/masalah itu. Nilai “penting” dan menarik ini dapat ditakar dengan beberapa faktor, yang oleh jurnalistik disebut sebagai faktor penentu news value. Adakalanya, dalam sebuah peristiwa/masalah hanya terdapat satu factor penentu. Adakalanya pula beberapa faktor bergabung dalam satu peristiwa/masalah. Faktor-faktor tersebut ialah sbb:
1. Akibat. Tinggi rendahnya nilai penting suatu kejadian/masalah bagi publik dapat ditentukan dengan mempertimbangkan seperti apa, dan dirasakan siapa saja akibat yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa atau akibat yang muncul dari suatu masalah. Kian luas publik yang terkena oleh akibat suatu kejadian/masalah. Kian tinggi news value peristiwa/masalah itu, dan kian kuat akibat tersebut dirasakan kian tinggi news value peristiwa/masalah itu. Contoh: Bencana alam Tsunami di Aceh atau Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
2. Jarak. Jarak dapat diterjemahkan dalam pengertian geografis dan jarak dalam pengertian psikologis. Kian pendek jarak --- geografis maupun psikologis --- kian tinggi nilai penting atau menarik berita tersebut.
Terbakar dan ditutupnya perkulakan Goro di Jl. Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dirasakan sebagai kejadian yang nilai beritanya lebih tinggi oleh masyarakat di sekitarnya dibandingkan oleh warga Yogyakarta. Kisah tentang warga keturunan Jawa di Suriname, bagi masyarakat Indonesia (terutama masyarakat Jawa) dirasakan bernilai lebih tinggi dibandingkan dengan yang dirasakan masyarakat Singapura (karena jarak psikologis yang berbeda walau secara geografis jaraknya hampir sama).

3. Prominence. Kejadian/masalah layak jadi berita jika di dalamnya terlibat tokoh terkemuka atau terkenal, benda ataupun tempat yang dikenal orang secara luas. Tokoh, benda ataupun tempat seperti itu selalu popular. Segala sesuatu yang popular selalu menarik bagi publik secara luas dan karena itu pula ikhwal apa pun tentang tokoh, benda ataupun tempat tersebut senantiasa mengundang perhatian orang banyak. Contoh: Peristiwa Bom Bali atau Terbunuhnya DR Azhari (teroris asal Malaysia) di Batu Malang, Jawa Timur.

4. Drama. Kejadian-kejadian yang dramatik memiliki nilai berita karena ia mengandung daya tarik yang cukup tinggi. Boleh jadi suatu peristiwa tidak bersifat penting bagi publik, tetap ia menjadi menarik karena berlangsung secara dramatis. Contoh: Si A seorang pemuda pengangguran, bunuh diri dengan meminum racun serangga di kamarnya di Kemayoran. Si B, juga seorang pemuda pengangguran bunh diri dengan melompat dari lantai delapan sebuah gedung bertingkat di Jakarta Pusat. Kisah si B lebih dramatis daripada kisah si A oleh karena itu kisah si B akan lebih menarik untuk ditulis jadi berita.

5. Konflik. Konflik selalu menarik untuk didengar, diketahui dan dilihat wau untuk sebagian kadang-kadang ia menakutkan. Jika ada tetangga Anda perang mulut dengan tetangga lainnya, Anda pasti tergugah untuk melihat. Karena konflik selalu memiliki daya tarik, peristiwa yang mengandung konflik atau peristiwa yang berupa konflik mengandung news value dan dapat jadi berita. Lebih dari itu, konflik pada suatu ketika tidak hanya sekadar menarik, tetapi dapat mengandung kepentingan publik (misalnya perang, kasus Aceh, atau pun peristiwa kerusuhan di Ambon)

6. Keanehan atau Tidak Sebagaimana Biasa. Keanehan selalu menarik perhatian orang. Karena itulah kejadian atau segala sesuatu yang tidak wajar di sekitar kita layak jadi berita. Misalnya tentang Bayi kembar siam atau pisang berbuah mangga?. 

7. Kebaruan. Peristiwa ataupun masalah yang mengandung sesuatu yang baru (gagasan, penemuan, perkembangan) layak jadi berita. Misalnya, penemuan alat pembangkit listrik hemat bahan bakar.

8. Keselamatan Pribadi atau Nasib Manusia. Manusia senantiasa peduli akan nasib dan peristiwa yang dialami manusia lainnya. Oleh karena itu, manusia selalu memberi perhatian pada nasib dan keselamatan manusia lainnya. Apabila keselamatan itu terancam, manusia lainnya akan terundang untuk mendengar atau mengetahui kisahnya. Keterancaman keselamatan manusia, seringkali tidak lagi sekadar bersifat menarik. Misalnya kasus lumpur panas Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Ia bahkan sudah menjadi peristiwa/masalah penting. Sebaliknya, nasib baik pun dapat menjadi bahan cerita. Media massa menulis kisah nasib mujur yang dialami seorang juru parkir di sebuah bank yang memenangkan undian – sebuah sedan – untuk para penabung di bank.

Siapapun dan institusi PR/hubungan masyarakat manapun yang ingin memanfaatkan jasa pers sebagai “partner” dalam menyampaikan informasi kepada khalayak sewajarnyalah memahami betul cara pandang jurnalistik sepereti yang dijelaskan diatas. Bertolak dari situ pulalah press conference dapat direncanakan dan diselenggarakan. Dan dari situ pulalah press release dapat disusun dengan baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

ada said...

Agen Sbobet
Agen Slot Terbaru
Nonton Movie Sub Indo

Post a Comment