Media Equation Theory atau teori persamaan media ini
ingin menjawab persoalan mengapa orang-orang secara tidak sadar dan bahkan
secara otomatis merespon apa yang dikomunikasikan media seolah-olah (media itu)
manusia? Dengan demikian, menurut asumsi teori ini, media diibaratkan manusia.
Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media bisa
menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang
melibatkan dua orang dalam situasi face to face.
Contohnya adalah ketika kita melihat televisi. Jika
televisi yang kita lihat itu ukurannya kecil dan suaranya kecil, ada
kemungkinan kita menontonnya lebih dekat jika dibanding dengan televisi yang
besar. Kita bisa meniru berbagai adegan dalam televisi sama persis seperti yang
disajikannya. Perilaku semacam itu, sama seperti yang dilakukan pada individu
yang lain. Ketika yang kita ajak bicara suaranya kecil, kita cenderung mendekat.
Dalam hal ini televise diberlakukan sebagai aktor
sosial. Artinya, aturan yang mempengaruhi perilaku setiap hari
individu-individu dalam interaksi dengan orang lain relatif sama seperti ketika
orang-orang berinteraksi dengan televisi. Kalau orang berinteraksi dengan
memakai aturan tertentu, televisi juga punya aturan tertentu juga seperti dalam
situasi lingkungan sosial.
Dalam proses interaksi sosial dikatakan bahwa
orang-orang cenderung dekat dan menyukai satu sama lain karena terjadinya
kesamaan satu sama lain, misalnya kesamaan kebutuhan, kepercayaan, status
sosial, senasib dan lain-lain. Para penonton televisi pun punya kecenderungan
melihat acara-acara televisi yang bisa memenuhi kebutuhannya atau bahkan mereka
menonton televisi dengan alasan kurang kuat karena ada persamaan kepercayaan.
Sekedar contoh misalnya, penonton dari kalangan Islam tentunya akan enggan
menonton acara masak-memasak di televisi dengan bahan utamanya daging babi.
Alasannya, daging babi dianggap haram (tidak boleh
dimakan) oleh umat ini. Hal demikian akan berbeda dengan penganut agama lain
yang tidak mengharamkan daging babi. Itu artinya, orang-orang menggunakan
televisi atau komputer tidak sekedar peralatan saja, tetapi aktor sosial.
0 comments:
Post a Comment