Powered by Blogger.
RSS

TEORI KOGNITIF

          Teori kognitif yang dikemukakan oleh Greenwald (1968) dan Petty, Ostrom & Brack (1981) dalam Baron & Byme (1991) memusatkan perhatiannya pada analisis respons kognitif, yaitu:
“Suatu usaha untuk memahami apa yang difikirkan orang sewaktu mereka dihadapkan pada stimulus persuasive, dan bagaimana fikiran serta proses kognitif menetukan apakah mereka mengalami perubahan sikap & sejauhmana perubahan itu terjadi” (Azwar, 1997:18).

          Teori kognitif meliputi kegiatan-kegiatan mental yang sadar seperti berfikir, mengetahui, memahami, dan dan kegiatan konsepsi mental seperti: sikap, kepercayaan, dan pengharapan, yang kemudian itu merupakan factor yang menentukan di dalam perilaku. Di dalam teori kognitif ini terdapat suatu interes yang kuat dalam jawaban (response) atas akibat dari perilaku yang tertutup. Sebab di dalam hal ini sulit mengamati secara langsung proses berfikir dan pemahaman , dan juga sulit menyentuh dan melihat sikap, nilai, dan kepercayaan.
          Ada tiga hal yang umum terdapat di dalam pembicaraan teori kognitif, antara lain:
a) Elemen kognitif
          Teori kognitif percaya bahwa perilaku seseorang itu disebabkan adanya satu rangsangan (stimulus), yakni suatu objek fisik yang mempengaruhi seseorang dalam banyak cara. Teori ini mencoba melihat apa yang terjadi diantara stimulus dan jawaban seseorang terhadap rangsangan tersebut. Atau dengan kata lain, bagaimana rangsangan tersebut diproses dalam diri seseorang.
          Menurut teori kignitif, semua perilaku itu tersusun secara teratur. Individu mengatur pengalamannya ke dalam aktivitas untuk mengetahui (cognition) yang kemudian mamacaknya ke dalam susunan kognitifnya (cognitive structure). Susunan ini menentukan jawaban (response) seseorang.
          Cognition menurut Neisser adalah:
“Aktivitas untuk mengetahui, misalnya kegiatan untuk mencapai yang dikehendaki pengaturannya, dan penggunaan pengetahuan. Hal ini adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan baik oleh organisme atau pun oleh orang perorang”(Thoha,1993:49).
Kognisi adalah dasar dari unit teori kognitif ia merupakan representasi internal yang terjadi antara suatu jawaban (response), dan yang bias menyebabkan terjadinya jawaban. Hubungan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Stimulus----------Cognition----------Response
          Seseorang mengetahui adanya stimulus kemudian memprosesnya ke dalam kognisi, yang pada akhirnya kognisi ini menghasilkan dan menyebabkan jawabannya.
b) Struktur Kognitif
          Menurut teori kognitif, aktivitas mengetahui dan memahami sesuatu (cognition) itu tidaklah berdiri sendiri. Aktivitas ini selalu dihubungkan dengan rencana disempurnakan oleh kognisi yang lain. Proses penjalinan dan tata hubungan diantara kognisi-kognisi ini membangun suatu struktur dan system. Struktur dan system ini dinamakan struktur kognitif. Sifat yang pasti dari system kognitif ini tergantung akan (1) karakteristik dari stimuli yang doproses kedalam kognisi, (2) pengalaman dari masing-masing individu.
c) Fungsi Kognitif
          Sistem kognitif mempunyai beberapa fungsi. Diantara fungsi-fungsi, antara lain:
1. Memberikan pengertian
Pada kognitif baru menurut teori kognitif, pengertian terjadi jika suatu kognitif baru dihubungkan dengan system kognitif yang telah ada. Kognisi membentuk atribut-atribut tertentu, tergantung pada bagaimana ia berinteraksi dengan satu atau lebih system kognitif.
2. Menghasilkan emosi
Interaksi antara kognisi dan system kognitif tidak hanya memberikan pengertian pada kognisi saja, tetapi dapat pula memberikan pengertian pada kognisi saja, tetapi dapat pula memberikan konsekuensi-konsekuensi yang berypa perasaan, misalnya perasaan senang dan tidak senang, baik atau buruk, dan lain sebagainya.
3. Membentuk Sikap
Menurut teori kognitif jika suatu system kognitif dari sesuatu memerlukan komponen-komponen yang mengandung efektif emosi, maka sikap untuk mencapai suatu tujuan atau objek itu telah terbentuk. Bersatunya system kognitif dan komponen afektif menghasilkan tendensi perilaku untuk mencapai suatu objek sikap seseorang itu mempunyai kognitif (pengetahuan), afektif (emosi), dan tindakan (tendensi perilaku).
4. Memberikan motivasi terhadap konsekuensi perilaku
Relevansi teori kognitif untuk menganalisa dan memahami perilaku manusia yang mudah diamati adalah terletak pada motivasi dari perilaku seseorang. Hal ini disebabkan karena:
a. Perilaku tidak hanya terdiri dari tindakan-tindakan yang terbuka saja, melainkan juga termasuk faktor-faktor internal, seperti: berfikir, emosi, persepsi, dan kebutuhan
b. Perilaku itu dihasilakn oleh ketidakselarasan yang timbul dalam struktur kognitif.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment