Media internal adalah publikasi
menggunakan media yang secara khusus dibuat oleh organisasi untuk kalangan
lingkungan dalam (internal). Media ini biasanya memiliki format sebagai
majalah, tabloid, dan lainnya. Bentuk yang digunakan untuk media internal
tergantung dari besar-kecilnya organisasi dan anggaran yang tersedia.
Manfaat media internal
1.Sebagai media penyebarluasan
informasi tentang operasional perusahaan, mensosialisasikan kebijakan
perusahaan dan mengangkat isyu umum masalah-masalah perusahaan.
2.Saat dimanfaatkan dengan baik,
media internal mampu mendekatkan karyawan dan perusahaan. Pengukuran
keberhasilan media internal adalah saat karyawan merasa menjadi bagian dari
organisasi melalui media internal.
3.Dapat membantu saling pengertian
antar karyawan.
4.Menanamkan budaya organisasi,
mempertahankan dan mensosialisasikan perubahan.
Bentuk-bentuk media internal
Menurut Frank Jenkins ada lima
bentuk media internal:
1.Buletin - biasanya digunakan
sebagai komunikasi reguler antara karyawan dan atasannya.
2.Nawala - berisi pokok-pokok
berita untuk pembaca yang sibuk. Formatnya biasanya memiliki 2-8 halaman,
berukuran A4, dengan tulisan-tulisan ringkas tanpa gambar.
3.Majalah - berisi karangan khas,
tulisan artikel, gambar atau foto, dan biasanya terbit secara berkala.
Formatnya biasanya berukuran A4.
4.Tabloid atau koran tabloid -
mirip surat kabar umum dengan pokok-pokok penting, artikel pendek, dan
ilustrasi.
5.Majalah dinding - media
komunikasi yang ada di titik-titik tertentu lokasi suatu organisasi. Formatnya
biasanya berisi poster-poster kecil.
Aspek-aspek penyusunan media
internal
1.Informasi: menambah pengetahuan
(baru) bagi pembacanya, seperti berita tentang perkawinan, kelahiran,
kesejahteraan karyawan, pertemuan, dan lain sebagainya.
2.Pendidikan: memperkenalkan pada
pembacanya tentang cara baru melakukan kegiatan atau cara-cara mengatasi
masalah.
3.Rekreasi: Informasi yang
dikandung memiliki ganjaran psikologis, seperti anekdot, sentilan, cerita
bersambung.
Hal-hal terkait dalam memilih
media internal
1.Seberapa sering media internal
dapat dibuat sesuai dengan jumlah dana. Termasuk menimbang perlu/ tidaknya
menggali sumber pendanaan dari majalah internal seperti penempatan iklan,
kemungkinan harus membeli hak cipta untuk pemuatan foto-foto.
2.Sejauh mana relevansinya dengan
pencapaian tujuan dan target sasaran yang dituju.
3.Sumber daya yang diperlukan
dalam membuat media internal.
4.Kebijakan redaksi, gaya penulisan
terkait dengan target sasaran, dan proses percetakan.
Media massa atau Pers adalah
suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan
jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat
luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi
media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi
rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih
tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka
yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih
banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada
sumber/ ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media
massa tertentu.
Jenis-jenis media massa
Media massa tradisional
Media massa tradisional adalah
media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media
massa dimana terdapat ciri-ciri seperti:
1.Informasi dari lingkungan
diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan
2.Media massa menjadi perantara
dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu.
3.Penerima pesan tidak pasif dan
merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima.
4.Interaksi antara sumber berita
dan penerima sedikit.
Macam-macam media massa
tradisional
•surat kabar
•majalah
•radio
•televisi
•film (layar lebar).
Media massa modern
Seiring dengan perkembangan
teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian
dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular.
Media massa yang lebih modern ini
memiliki ciri-ciri seperti:
1.Sumber dapat mentransmisikan
pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya)
2.Isi pesan tidak hanya
disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual
3.Tidak ada perantara, interaksi
terjadi pada individu
4.Komunikasi mengalir (berlangsung)
ke dalam
5.Penerima yang menentukan waktu
interaksi
Pengaruh media massa pada budaya
Menurut Karl Erik Rosengren
pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa dilihat dari:
1.skala kecil (individu) dan luas
(masyarakat)
2.kecepatannya, yaitu cepat
(dalam hitungan jam dan hari) dan lambat (puluhan tahun/ abad) dampak itu
terjadi.
Pengaruh media bisa ditelusuri
dari fungsi komunikasi massa, Harold Laswell pada artikel klasiknya tahun 1948
mengemukakan model sederhana yang sering dikutip untuk model komunikasi hingga
sekarang, yaitu :
1.Siapa (who)
2.Pesannya apa (says what)
3.Saluran yang digunakan (in what
channel)
4.Kepada siapa (to whom)
5.Apa dampaknya (with what
effect)
Model ini adalah garis besar dari
elemen-elemen dasar komunikasi. Dari model tersebut, Laswell mengidentifikasi
tiga dari keempat fungsi media.
Fungsi-fungsi media massa pada
budaya
1.Fungsi pengawasan
(surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
2.Fungsi penghubungan
(correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah.
3.Fungsi pentransferan budaya
(transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan.
4.Fungsi hiburan (entertainment)
yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan
memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini
Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi
positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).
Pengaruh media massa pada pribadi
Secara perlahan-lahan namun
efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana seseorang
melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia
sehari-hari.
•Pertama, media memperlihatkan
pada pemirsanya bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, dari sini
pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah layak, atau apakah ia telah
memenuhi standar itu - dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang
pemirsa lihat dari media.
•Kedua, penawaran-penawaran yang
dilakukan oleh media bisa jadi mempengaruhi apa yang pemirsanya inginkan,
sebagai contoh media mengilustrasikan kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya
mulai membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut, dimana
kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu sempurna sehingga kesalahan
mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari pemirsanya, atau mereka mulai
menertawakan prilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil yang terjadi pada tokoh
tersebut.
•Ketiga, media visual dapat memenuhi
kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan,
dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka
sebagai penyihir seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney.
Bagi pemirsa dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi dengan lebih halus,
mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka
berpakaian. Sementara untuk orang dewasa mereka mengkomunikasikan gambar yang
mereka lihat dengan gambaran yang mereka inginkan untuk mereka secara lebih
halus. Mungkin saat kita menyisir rambut kita dengan cara tertentu kita melihat
diri kita mirip "gaya rambut lupus", atau menggunakan kacamata a'la
"Catatan si Boy".
•Keempat, bagi remaja dan kaum
muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka juga
menjadi "penentu", dimana mereka menentukan arah media populer saat
mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya.
Penawaran yang dilakukan oleh
media bisa jadi mendukung pemirsanya menjadi lebih baik atau mengempiskan
kepercayaan dirinya. Media bisa membuat pemirsanya merasa senang akan diri
mereka, merasa cukup, atau merasa rendah dari yang lain .
Referensi
1.Gamble, Teri and Michael.
Communication works. Seventh edition.
C.Wright Mills, The Mass Society,
Chapter in the Power Elite,1956
0 comments:
Post a Comment