Komunikasi intrapribadi atau
Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di
dalam diri komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan
internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan.
Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan
balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.
Komunikasi intrapersonal dapat
menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri
pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran
(awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh
komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi,
maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena
pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak
persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan
ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi
intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi
diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau
perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan
berimajinasi secara kreatif.
Pemahaman diri pribadi ini
berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita.
Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita
selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri
pribadi ini.
Kesadaran pribadi (self
awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari
individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri,
proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang
berbeda beda (multiple selves).
Elemen-elemen konsep diri
Konsep diri
Konsep diri adalah bagaimana kita
memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan
karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial.
Karakteristik pribadi adalah
sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam persepsi kita mengenai diri
kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fisik (laki-laiki, perempuan,
tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb) atau dapat juga mengacu pada
kemampuan tertentu (pandai, pendiam, cakap, dungu, terpelajar, dsb.) konsep
diri sangat erat kaitannya dengan pengetahuan. Apabila pengetahuan seseorang
itu baik/tinggi maka, konsep diri seseorang itu baik pula. Sebaliknya apabila
pengetahuan seseorang itu rendah maka, konsep diri seseorang itu tidak baik
pula.
Karakteristik sosial
Karakteristik sosial adalah
sifat-sifat yang kita tamplikan dalam hubungan kita dengan orang lain (ramah
atau ketus, ekstrovert atau introvert, banyak bicara atau pendiam, penuh
perhatian atau tidak pedulian, dsb). Hal hal ini mempengaruhi peran sosial
kita, yaitu segala sesuatu yang mencakup hubungan dengan orang lain dan dalam
masyarakat tertentu.
Peran sosial
Ketika peran sosial merupakan
bagian dari konsep diri, maka kita mendefinisikan hubungan sosial kita dengan
orang lain, seperti: ayah, istri, atau guru. Peran sosial ini juga dapat
terkait dengan budaya, etnik, atau agama. Meskipun pembahasan kita mengenai
'diri' sejauh ini mengacu pada diri sebagai identitas tunggal, namun sebenarnya
masing-masing dari kita memiliki berbagai identitas diri yang berbeda (mutiple
selves).
Identitas diri yang berbeda
Identitas berbeda atatu multiple
selves adalah seseorang kala ia melakukan berbagai aktivitas, kepentingan, dan
hubungan sosial. Ketika kita terlibat dalam komunikasi antar pribadi, kita
memiliki dua diri dalam konsep diri kita.
•Pertama persepsi mengenai diri
kita, dan persepsi kita tentang persepsi orang lain terhadap kita (meta
persepsi).
•Identitas berbeda juga bisa
dilihat kala kita memandang 'diri ideal' kita, yaitu saat bagian kala konsep
diri memperlihatkan siapa diri kita 'sebenarnya' dan bagian lain memperlihatkan
kita ingin 'menjadi apa' (idealisasi diri)
Contohnya saat orang gemuk
berusaha untuk menjadi langsing untuk mencapai gambaran tentang dirinya yang ia
idealkan.
Proses pengembangan kesadaran
diri
Proses pengembangan kesadaran
diri ini diperoleh melalui tiga cara, yaitu;
•Cermin diri (reflective self)
terjadi saat kita menjadi subyek dan obyek diwaktu yang bersamaan, sebagai
contoh orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi biasanya lebih mandiri.
•Pribadi sosial (social self)
adalah saat kita menggunakan orang lain sebagai kriteria untuk menilai konsep
diri kita, hal ini terjadi saat kita berinteraksi. Dalam interaksi, reakasi
orang lain merupakan informasi mengenai diri kita, dan kemudian kita
menggunakan informasi tersebut untuk menyimpulkan, mengartikan, dan
mengevaluasi konsep diri kita. Menurut pakar psikologi Jane Piaglet, konstruksi
pribadi sosial terjadi saat seseorang beraktivitas pada lingkungannya dan
menyadari apa yang bisa dan apa yang tidak bisa ia lakukan/
Contoh: Seseorang yang optimis
tidak melihat kekalahan sebagai salahnya, bila ia mengalami kekalahan, ia akan
berpikir bahwa ia mengalami nasib sial saja saat itu, atau kekalahan itu adalah
kesalahan orang lain. Sementara seseorang yang pesimis akan melihat sebuah
kekalahan itu sebagai salahnya, menyalahkan diri sendiri dalam waktu yang lama
dan akan mempengaruhi apapun yang mereka lakukan selanjutnya, karena itulah
seseorang yang pesimis akan menyerah lebih mudah.
•Perwujudan diri (becoming self).
Dalam perwujudan diri (becoming self) perubahan konsep diri tidak terjadi
secara mendadak atau drastis, melainkan terjadi tahap demi tahap melalui
aktivitas serhari hari kita. Walaupun hidup kita senantiasa mengalami
perubahan, tetapi begitu konsep diri kita terbentuk, teori akan siapa kita akan
menjadi lebih stabil dan sulit untuk dirubah secara drastis.
Contoh, bila kita mencoba merubah
pendapat orang tua kita dengan memberi tahu bahwa penilaian mereka itu harus dirubah
- biasanya ini merupakan usaha yang sulit. Pendapat pribadi kita akan 'siapa
saya' tumbuh menjadi lebih kuat dan lebih sulit untuk diubah sejalan dengan
waktu dengan anggapan bertambahnya umur maka bertambah bijak pula kita.Konsep
diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita
lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat pribadi,
karakteristik sifat sosial, dan
peran sosial.
Catatan kaki
1.Hardjana, Agus M. Komunikasi
Intrapersonal dan Interpersonal. Penerbit Kanisius
2.S. Djuarsa Sendjaja, P.D dkk.
Teori Komunikasi-ikom4230/3SKS/ Modul 1-9. Universtas Terbuka 1998.
3.Piglet, Jean. Konstruksi
realitas melalui mata anak kecil. Penerbit: Free Press, New York.
Referensi
•Communication Works. Seventh
Edition, by Teri Kwak Gamble dan Michael Gamble.
•Psikologi Sosial, Jilid 1. Edisi
ke-10. Oleh Roberta A. Baron dan Donn Byrne. Penerbit Erlangga
•Psikologi Komunikasi. Edisi
Revisi. Oleh Drs. Jalaluddin rakhmat M.sc. Penerbit PT Remaja Rosdakarya -
Bandung.
0 comments:
Post a Comment