Powered by Blogger.
RSS

Kode Etik Jurnalistik dan Public Relations

Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama. 

Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat. 



Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:


Pasal 1

Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.


Penafsiran

a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.

b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.

c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.

d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.


Pasal 2

Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.


Penafsiran
Cara-cara yang profesional adalah:

a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;

b. menghormati hak privasi;

c. tidak menyuap;

e. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya; rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;

f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;

g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;

h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.


Pasal 3

Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.


Penafsiran

a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu.

b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.

c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.

d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.


Pasal 4

Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.


Penafsiran

a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.

b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk.

c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.

d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.

e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.


Pasal 5

Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.



a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.

b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.




Pasal 6

Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.


a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.

b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.


Pasal 7

Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Penafsiran

a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.

b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber.

c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.

d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.


Pasal 8

Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.


a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.

b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.



Pasal 9

Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.


a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.

b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.


Pasal 10

Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.


Penafsiran

a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada teguran dari pihak luar.

b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.

Pasal 11

Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Penafsiran

a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.

b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.

c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.



Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers.
Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh organisasi wartawan dan atau perusahaan pers.



KODE ETIK PROFESI PUBLIC RELATIONS


PASAL 1
Norma norma Perilaku Profesional
Dalam menjalankan kegiatan profesionalnya, seorang anggota wajib menghargai kepentingan umum dan menjaga harga diri setiap anggota masyarakat. Menjadi tanggung jawab pribadinya untuk bersikap adil dan jujur terhadap klien, baik yang mantan maupun yang sekarang, dan terhadap sesama anggota Asosiasi, anggota media komunikasi serta masyarakat luas.

PASAL 2
Penyebarluasan Informasi
Seorang anggota tidak akan menyebarluaskan, secara sengaja dan tidak bertanggung jawab, informasi yang paIsu atau yang menyesatkan, dan sebaliknya justru akan berusaha sekeras mungkin untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Ia berkewajiban untuk menjaga integritas dan ketepatan informasi.

PASAL 3
Media Komunikasi
Seorang anggota tidak akan melaksanakan kegiatan yang dapat merugikan integritas media komunikasi.

PASAL 4
Kepentingan yang Tersembunyi
Seorang anggota tidak akan melibatkan dirinya dalam kegiatan apa pun yang secara sengaja bermaksud memecah belah atau menyesatkan, dengan cara seolah olah ingin memajukan suatu kepentingan tertentu, padahal sebaliknya justru ingin memajukan kepentingan lain yang tersembunyi. Seorang anggota berkewajiban untuk menjaga agar kepentingan sejati organisasi yang menjadi mitra kerjanya benar-benar terlaksana secara baik.

PASAL 5
Informasi Rahasia
Seorang anggota (kecuali apabila diperintahkan oleh aparat hukum yang berwenang) tidak akan menyampaikan atau memanfaatkan informasi yang diberikan kepadanya, atau yang diperolehnya, secara pribadi dan atas dasar kepercayaan, atau yang bersifat rahasia, dari kliennya, baik di masa Ialu, kini atau di masa depan, demi untuk memperoleh keuntungan pribadi atau untuk keuntungan lain tanpa persetujuan jelas dari yang bersangkutan.



PASAL 6
Pertentangan Kepentingan
Seorang anggota tidak akan mewakili kepentingan kepentingan yang saling bertentangan atau yang saling bersaing, tanpa persetujuan jelas dari pihak-pihak yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu mengemukakan fakta fakta yang terkait.

PASAL 7
Sumber sumber Pembayaran
Dalam memberikan jasa pelayanan kepada kliennya, seorang anggota tidak akan menerima pembayaran, baik tunai atau pun dalam bentuk lain, yang diberikan sehubungan dengan jasa jasa tersebut, dari sumber manapun, tanpa persetujuan jelas dari kliennya.

PASAL8
Memberitahukan Kepentingan Kuangan
Seorang anggota, yang mempunyai kepentingan keuangan dalam suatu organisasi, tidak akan menyarankan klien atau majikannya untuk memakai organisasi tersebut atau pun memanfaatkan jasa jasa organisasi tersebut, tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepentingan keuangan pribadinya yang terdapat dalam organisasi tersebut.

PASAL 9
Pembayaran Berdasarkan Hasil Kerja
Seorang anggota tidak akan mengadakan negosiasi atau menyetujui persyaratan dengan calon majikan atau calon klien, berdasarkan pembayaran yang tergantung pada hasil pekerjaan PR tertentu di masa depan.

PASAL 10
Menumpang tindih Pekerjaan Anggota Lain
Seorang anggota yang mencari pekerjaan atau kegiatan baru dengan cara mendekati langsung atau secara pribadi, calon majikan atau calon langganan yang potensial, akan mengambil langkah langkah yang diperlukan untuk mengetahui apakah pekerjaan atau kegiatan tersebut sudah dilaksanakan oleh anggota lain. Apabila demikian, maka menjadi kewajibannya untuk memberitahukan anggota tersebut mengenai usaha dan pendekatan yang akan dilakukannya terhadap klien tersebut. (Sebagian atau seluruh pasal ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menghalangi anggota mengiklankan jasa jasanya secara umum).

PASAL 11
Imbalan kepada Karyawan Kantor kantor Umum
Seorang anggota tidak akan menawarkan atau memberikan imbalan apa pun, dengan tujuan untuk memajukan kepentingan pribadinya (atau kepentingan klien), kepada orang yang menduduki suatu jabatan umum, apabila hal tersebut tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat luas.


PASAL 12
Mengkaryakan Anggota Parlemen
Seorang anggota yang mempekerjakan seorang anggota Parlemen, baik sebagai konsultan ataupun pelaksana, akan memberitahukan kepada Ketua Asosiasi tentang hal tersebut maupun tentang jenis pekerjaan yang bersangkutan. Ketua Asosiasi akan mencatat hal tersebut dalam suatu buku catatan yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Seorang anggota Asosiasi yang kebetulan juga menjadi anggota Parlemen, wajib memberitahukan atau memberi peluang agar terungkap, kepada Ketua, semua keterangan apa pun mengenai dirinya.

PASAL 13
Mencemarkan Anggota anggota Lain
Seorang anggota tidak akan dengan itikad buruk mencemarkan nama baik atau praktek profesional anggota lain.

PASAL 14
Instruksi/Perintah Pihak pihak Lain
Seorang anggota yang secara sadar mengakibatkan atau memperbolehkan orang atau organisasi lain untuk bertindak sedemikian rupa sehingga berlawanan dengan kode etik ini, atau turut secara pribadi ambil bagian dalam kegiatan semacam itu, akan dianggap telah melanggar Kode ini.

PASAL 15
Nama Baik Profesi
Seorang anggota tidak akan berperilaku sedemikian rupa sehingga merugikan nama baik Asosiasi, atau profesi Public Relations.

PASAL 16
Menjunjung Tinggi Kode Etik
Seorang anggota wajib menjunjung tinggi Kode Etik ini, dan wajib bekerja sama dengan anggota lain dalam menjunjung tinggi Kode Etik, serta dalam melaksanakan keputusan keputusan tentang hal apa pun yang timbul sebagai akibat dari diterapkannya keputusan tersebut. Apabila seorang anggota, mempunyai alasan untuk berprasangka bahwa seorang anggota lain terlibat dalam kegiatan kegiatan yang dapat merusak Kode Etik ini, maka ia berkewajiban untuk memberitahukan hal tersebut kepada Asosiasi. Semua anggota wajib mendukung Asosiasi dalam menerapkan dan melaksanakan Kode Etik ini, dan Asosiasi wajib mendukung setiap anggota yang menerapkan dan melaksakan Kode Etik ini.

PASAL 17
Profesi Lain
Dalam bertindak untuk seorang klien atau majikan yang tergabung dalam suatu profesi, seorang anggota akan menghargai Kode Etik dari profesi tersebut dan secara sadar tidak akan turut dalam kegiatan apa pun yang dapat mencemarkan Kode Etik tersebut.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

HUMAS ADALAH SEGALANYA BAGI PERUSAHAAN

Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur suatu individu atau sebuah organisasi dengan kepentingan publik, dan nmerencanakan serta melaksanakan program aksi untuk memeroleh pengertian dan dukungan public.

Dalam suatu perusahaan, humas (Hubugan Masyarakat) adalah profesi yang memegang kendali agar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Humas dianggap menjadikan perusahaan menjadi lebih baik karena dalam kinerjanya, ia harus bisa membangun citra perusahaan tersebut agar penilaian orang terhadap perusahaan tersebut positif. 


Pekerjaaan humas perusahaan bukan saja mengumpulkan artikel, dan terkesan ‘omong doang’, namun dalam pekerjaannya kita harus melakukan hal-hal penting seperti survey tempat, dan melakukan evaluasi tentang apa yang kita lakukan. Jika memang terdapat suatu kesalahan pahaman masyarakat tentang perusahaan tempat dimana humas itu bekerja, maka ia harus bisa mengakali dengan cara apapun untuk mengembalikan citra perusahaan tersebut.


Pekerjaan humas sangat erat kaitannya dengan pers. Apalagi humas perusahaan. Humas perusahaan harus bisa mencari penyebab terjadi kesalah pahaman dengan media massa. Media massa yang hanya ‘asal mencari berita’ biasanya akan menuliskan apapun yang ia ketahui secara sepihak tentang hal yang terjadi pada suatu perusahaan. Memang itu melanggar kode etik jurnalistik, namun biasanya untuk mendapatkan uang, wartawan menulis berita yang seharusnya tidak di tulis. Peran humas disini sangat penting, karena dengan adanya humas kita bisa mengklarifikasi berita yang dianggap salah.


Humas perusahaan harus bisa secerdik mungkin dalam menyusun strategi untuk meningkatkan citra dan reputasi perusahaan, apalagi di zaman yang semakin banyak persaingan ini. Dunia humas saat ini sudah memasuki era yang disebut era kompetisi, di mana pembentukan, pemeliharan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial (penting).


Dengan banyaknya perusahaan, maka persaingan makin ketat. Peran humas, bukan hanya menyebarkan informasi kepada khalayak agar mendapatkan opini dan penangkapan kesan mereka terhadap perusahaan. Humas juga harus bisa membangun kepercayaan khalayak tentang perusahaan. Maka dari itu pekerjaan humas tidak terlepas dari two way communication (Komunikasi dua arah).


Pekerjaan humas tentu saja tidak terlepas dari prinsip komunikasi, yaitu menciptakan suatu komunikasi yang efektif. Keefektifan suatu komunikasi baru akan tercapai bila timbulnya saling pengertian antara komunikasi dan komunikator, atau bisa dikatakan timbulnya persepsi yang sama tentang memaknai suatu hal.


Humas perusahaan adalah tulang punggung perusahaan, jika perusahaan itu ingin mendapatkan reputasi yang baik di mata masyarakat, maka perusahaan itu harus mempunyai humas yang bisa meningkatkan citra perusahaan tersebut, karena perusahaan akan mempunyai citra yang baik, jika humasnya pun baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Definisi Public Relations

Ø Two American PR professionals Scott M. Cutlips and Allen H. Center, “PR is a planned effort to influence opinion through good character and responsible performance based upon mutual satisfactory two-way communication“.

Yang artinya : “PR adalah usaha perencanaan untuk memengaruhi pendapat menjadi karakter yang baik dan tanggung jawab pelaksanaan berdasarkan kepuasan komunikasi dua arah antar sesama.

Jadi, dalam memengaruhi seseorang akan sesuatu, kita harus mempunyai karakter yang baik dan harus mempunyai suatu tanggung jawab dalam pelaksaannya, agar mencakupi kebutuhan komunikan. Jika kita sudah bisa memengaruhi komunikan, maka akan tercapai kepuasan antara kedua belah pihak.

Ø Diane Ackerman : The definition of Public Relations is ‘Public Relations practice is the planned and sustained effort to establish and maintain goodwill and mutual understanding between an organization and its publics


Yang artinya : “Definisi dari PR adalah, Pelatihan PR direncanakan dan dilakukan usaha yang berkelanjutan dan tetap mendirikan dan memertahankan kemauan yang baik dan pengertian satu sama lain diantara organisasi dan publiknya.

Jadi, dalam PR harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu, lalu harus dilakukan suatu usaha yang kontinyu dalam arti berlarut-larut, agar bisa memengaruhi komunikan, maka Diane Ackerman juga menjelaskan tentang perbedaan PR dengan Advertising. Menurutnya “Public relations is the more difficult “free” version of advertising. It turns out it’s not free after all, however paying for advertising allows you to say what ever you want, public relations is different, this is when others say what they want about you.” Artinya, “PR adalah versi dari kata “bebas” yang lebih kompleks dari pengiklanan. Sebenarnya tidak bebas sepenuhnya, bagaimanapun membayar untuk pengiklanan membolehkan kamu untuk mengatakan apapun yang kamu mau, PR berbeda, berbeda karena orang akan mengatakan apa yang dia inginkan tentang kamu.” PR juga harus menciptakan pengertian satu sama lain antar komunikator dan komunikan.


Ø Joye C.Gordon, “Public Relations is Self Assessment and a Symbolic Interacrionism-Based Alternative.”

Yang Artinya, “PR adalah Taksiran diri dan Simbol dalam Interaksi berdasarkan pilihan yang lain.”


Ø Public Relations News, mendeskripsikan PR dalam lingkungan organisasi,“Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap public, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan public, serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan public.”


Ø Rex.F.Harlow(1900-1976), mengumpulkan 500 definisi dan menyingkatnya, mencakup elemen konseptual dan operasional :“Public Relations adalah fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan krja sama antara organisasi dan publiknya.”

• PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu

• PR membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini tentang opini public

• PR mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan public

• PR membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif.(dalam hal ini, PR sebagai system peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan (trends))

• PR menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 FAKTOR DALAM MERANCANG JURNAL INTERNAL (HOUSE JURNAL)

Cakupan Pembaca

Dalam hal ini, sebuah jurnal harus menyediakan berita/informasi/pesan yang bisa diterima oleh berbagai macam kalangan dengan jurnal yang berbeda-beda. Pembaca akan tertarik untuk membaca hal yang ia minati yang tentu saja sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya, para pengusaha tidak akan tertarik membaca majalan Gadis, ia lebih tertarik membaca suratkabar Kompas, atau Bisnis.

Kuantitas

Besar kecilnya suatu jurnal yang diterbitkan akan mempengaruhi kualitas yang ada dalam jurnal tesebut, baik metode-metode produksi, atau pun kandungan materi yang ada di dalamnya.

Frekuensi

Berapa seringnya jurnal diterbitkan? Tentu saja jurnal mempunyai tanggal, hari, bulan tersendiri dalam menerbitkan hariannya. Ada jurnal yang diterbitkan secara harian, mingguan, bahkan bulanan. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan dalam merancang sebuah jurnal


Kebijakan

Kebijakan dalam hal ini, menyangkut tujuan diterbitkannya jurnal tersebut. Hal ini tidak akan lepas dari sesuatu yang sudah terjadi. Maka dari itu, dalam membuat jurnal, seorang PR tentu saja punya tujuan tertentu untuk mencapai tujuan khalayak dalam memperoleh pesan yang dikemas.

Judul

Dalam pemilihan judul, kita benar-benar harus membuat sesuatu yang berbeda dan mencolok. Tentu saja, judul tersebut tidak boleh lepas dari tujuan yang kita paparkan sebelumnya. Pemilihan judul harus menjadi suatu yang konsisten, karena untuk memopulerkan jurnal tersebut, maka judul dari jurnal tidak boleh berubah-ubah. Pemilihan judul yang tepat dan sesuai akan lebih menarik perhatian khalayak dan bertahan lama.


Proses Percetakan

Dalam proses percetakan harus diperhatikan beberapa hal, bagaimana jurnal itu dicetak, memakai mesin seperti apa? dan harus menentukan pilihan berdasarkan beberapa faktor penting seperti : format jurnal, jumlah halaman, pemakaian warna, jumlah gambar atau foto, kualitas percetakan yang dibutuhkan, perlu tidaknya teknik topografi digunakan.

Gaya dan Format

Disini juga kita perlu memilih secara benar tentang format yang akan ditampilkan dalam jurnal tesebut. Apakah hitam putih atau berwarna? Bagaimana dengan tulisannya? Tentu saja dengan gaya dan format yang telah dirancang sedemikian rupa harus menarik khalayak untuk membaca apa yang sudah kita kemas dalam jurnal. Maka dari itu, tampilan yang menarik menjadi perhitungan yang paling utama untuk mengundang khalayak menggunakan sensasinya dalam pemilihan jurnal.


Dijual atau dibagikan secara Cuma-cuma

Jika jurnal tesebut sudah menjadi suatu media yang besar dan dibutuhkan serta dicari oleh khalayak, maka jurnal tesebut pasti mempunyai harga. Jika jurnal tesebut hanya berupa poster kecil yang ditempel dimana-mana, maka nilai jualnya tidak ada atau bisa dibagikan secara Cuma-cuma, namun yang terkandung di dalamnya adalah nilai pesan.

Iklan

Jika jurnal tesebut sudah terkenal, biasanya banyak sekali iklan yang menampilkan produknya dalam jurnal tesebut. Iklan juga bisa menambah penampilan jurnal menjadi semakin menarik. Dengan iklan-iklan pribadi dan gratis juga menjadi cara ampuh untuk meningkatkan minat baca pada jurnal tesebut.

Distribusi

Dalam mendistribusikan jurnal tesebut, maka ada beberapa alternatif, misalnya dengan pos, dari tangan ke tangan, di jual di toko buku/tukang koran, tempat-tempat tertentu, dan lain-lain. Biasanya dengan cara pos menjadikan hal yang paling praktis dalam distribusi jurnal. Namun membutuhkan uang tambahan untuk menggaji para loker koran tersebut.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PR Online dan Strategi Marketing Online


Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, Public Relations (PR) Online telah menjadi bagian dari strategi PR. Dimana dalam prakteknya, PR juga mempunyai metode sendiri dalam membuat mengaktualisasikan metode PR online itu sendiri. PR online dan strategi marketing diantaranya adalah Press Release, Expert Articles, Email Newsletter, Blog, web seminars, dan Podcasts.

Dalam prakteknya, PR online juga tetap pada tugas yang sama dalam penulisan berita, yaitu Press Release. Namun, perbedaannya, dalam dunia online, PR lebih dimudahkan untuk mempublikasikan press release itu sendiri. Dalam PR online, disebutnya Internet newswire, seperti PR Newswire dan Business NewsWire.Pendistribusiannya juga dapat langsung di tentukan sesuai dengan kebutuhan baik itu lokal, regional, nasional, maupun internasional. Newswire ini juga mempunyai range harga yang berbeda-beda. Biasanya berkisar antara $80 sampai lebih dari $600, tergantung dari fungsi yang di tawarkan.

Pada umumnya press release suatu perusahaan akan di cari oleh publik sesuai dengan brand atau nama perusahaanya. Padahal, release dapat di temukan dengan hanya mencari pada search engine istilah dari insdutrinya, maka dari itu PR harus dapat mengoptimalkan strategi marketingnya itu sendiri.

Expert articles juga termasuk Stragegi Comperhensive online marketing. Dimana di dalamnya terdapat bylined articles, studi kasus, dan white papers. Biasanya strategi ini terdapat di dalam website dari perusahaan yang bersangkutan. Namun perusahaan juga dapat mempromosikan perushaan ini dalam third party sites.

Third party sites adalah suatu website yang memberikan layanan untuk memudahkan publik menemukan artikel perusahaan. Beberapa layanan web third-party dapat membantu mengurus dan mengcustom feed. Menggunakan layanan feed dapat menjadi cara mudah meghitung jumlah pembaca setia yg membaca feed kita.

White papers yang mendiskusikan suatu topic secara objektif (tanpa pengenalan perusaan dan branding) adalah yang paling mudah untukdi publikasikan. Kebanyakan dari web third party, mengenakan biaya pada saat iklan kita ditampilkan. Kita dapat melihat contoh white papers di http://www.infoworld.com/.

PR online memperoleh keuntungan dari dengan memasukan greater measurability dan synergy dengan mengoptimalkan search engine.

Greater Measurability adalah ketika artikel kita di publish, dan ada pengunjung yang datang ke website kita, maka kita dapat memonitor dan bisa melihat darimana pengunjung itu datang. Biasanya pengunjung yang datang ke website perusahaan lebih banyak melakukan kegiatan seperti melihat artikel dan mengisi form (sign up untuk email newsletter).

Jika ingin mengefektifkan search engine, maka sangat baik untuk praktisi PR mencantumkan link perusahaan di akhir artikel. Ini adalah cara yang tepat untuk menoptimalisasikan lebig sering keluarnya nama perusahaan kita di pada search engine. Hal ini berhubungan dengan rating website perusahaan kita.

Email newsletter adalah strategi PR Online yang paling populer digunakan oleh kalangan PR karena hanya dengan mengisi formulir subscribe pada website, maka pengunjung dapat memperoleh email dari perushaan, dan tentu saja PR juga harus senatiasa mengupdate newsletter tersebut sehingga pengunujung dapat tetap mengupdate berita tentang perusahaan. Email Newsletters sama halnya dengan newsletters cetak. Newsletter ini dibuat dengan HTML dan menggunakan warna, dan bisa memasukan berbagai informasi di dalamnya seperti iklan, promosi, news alerts, dan survey. Tentu saja newsletter juga lebih menghemat pengeluaran publikasi perusahaan.

Untuk menciptakan email newsletter, PR harus mempunyai keterampilan HTML, coding, dan desain grafis. Namun, sekarang sudah terdapat perusahaan yang bernama “email service provider” atau ESPs. Mereka dapat membantu untuk hal-hal pemrograman seperti ini. Biayanya pun bervariasi. Biasanya range-nya kurang dari $100 sampai lebih dari ratusan dolar perbulannya. ESP juga dapat melihat siapa saja yang membuka email dari perusahaan ini, sehingga bisa mendapatkan survey tentang respon publik.

Blogs dinamakan juga ”Web blogs” yang dapat dipunyai oleh suatu executive perusahaan atau pimpinan dalam bentuk informal. Gaya bahasanya pun bisa berupa opini penulis tentang suatu event yang di adakan oleh suatu perusahaan.

Keuntungan dari web blog ini adalah pembaca akan merasa lebih enjoy membaca berita dengan gaya bahasa ”friendly”. Sehingga web blog sangat ampuh untuk menciptakan image, baik bagi kredibilitas penulis maupun reputasi perusahaan. Feedback yang didapat pun biasanya langsung bisa terlihat dalam comment, walaupun tetap feedback nya bersifat asynchronus (komunikasi melalui media internet dengan pengirim dan penyampai pesan dalam berinteraksi tidak berada pada kedudukan tempat dan waktu yang sama, namun pesan tetap sampai pada tujuan/sasaran (penerima).

Webminars atau ”web seminars” adalah perkembangan baru bagi Teknlogi PR online. Dimana sudah berkembang di Amerika yaitu seminar melalui videorecord (youtube), audiorecord (i-tunes), maupun persentasi powerpoint (slideshare).

Podcasts juga termasuk teknologi yang baru. Podcasts adalah audio recording yang dapat kita download pada iPods, MP3 Players, dll. Sekarang masih belum banyak yang menggunakannya, namun suatu saat ini bisa menjadi perkembangan PR marketing oline yang sangat mutakhir.

Strategi marketing PR online menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai. Hal ini berhubungan dengan banyaknya perusahaan yang sudah menggunakan internet sebagai media untuk promosi.

Pentingnya mengetahui strategi marketing PR online adalah bagaimana cara website perusahaan kita tetap berada di posisi halaman 1, 2, 3 pada Google. Tentu saja, pemahaman ini juga tidak lepas dari teori perencanaan PR.

Intinya, sebagai praktisi PR, kita harus dapat mengoptimalkan media internet sebagai media baru PR.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Manfaat Public Relations


Dalam bukunya yang berjudul “Public Relations”, Frank Jeffkins menyebutkan manfaat khusus PR yang meliputi kegunaan PR dalam pengelolaan atau pelaksanaan, antara lain :

1.Manajemen krisis
    Tidak ada satu pun perusahaan yang bebas krisis. Minimal mempunyai resiko mengalami krisis. Maka tim PR yang ada di dalam struktur perusahaan bertugas untuk menyelesaikan krisis yang terjadi dengan serangkaian persiapan dan kesiapan tersendiri.

    2. Penerbitan Desk-top
      PR bertanggung jawab atas jurnal internal komputer perusahaan. Oleh karena itu, biasanya perusahaan memiliki bagian internal relations untuk mengurusi hal tersebut.

      3. Identitas perusahaan
        Identitas perusahaan merupakan sebuah wahana komunikasi bagi segenap karyawan perusahaan, para pemilik saham, para agen atau dealer, konsumen, lembaga-lembaga keuangan dan berbagai pihak lainnya yang punya kepentingan dan kaitan dengan organisasi. Tim PR adalah bagian yang bertanggung jawab untuk menciptakan dan memelihara identitas sebuah perusahaan.

        4. Hubungan parlementer
          PR wajib menjalin hubungan parlementer yang baik. Hubungan parlementer dalam konteks ini adalah hubungan-hubungan antara berbagai organisasi dengan pihak pemerintah, para anggota parlemen, serta para birokrat dari berbagai departemen dan instansi pemerintah. Legistator atau regulator adalah publik yang sangat penting dalam keberlangsungan usaha suatu perusahaan.

          5. PR financial
            Sebagai sebuah perusahaan yang telah go public, maka perusahaan memerlukan tim PR yang melakukan kegiatan-kegiatan PR di seputar peristiwa keuangan atau bisnis dalam rangka mendukung rencana perusahaan kliennya untuk memasuki bursa saham atau dalam rangka mendukung peluncuran laporan keuangan tahunan.

            • Digg
            • Del.icio.us
            • StumbleUpon
            • Reddit
            • RSS

            Tujuan dan Fungsi Public Relations


            * Adapun tujuan Public Relations secara umum adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian, maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang berkepentingan. Dengan adanya kata ‘saling’ maka organisasi pun harus dapat memahami publiknya.
            * Menurut Charles S. Steinberg tujuan PR adalah menciptakan opini publik yang favourable tentang kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan (Abdurachman,II001:II6).
            * Tujuan PR untuk mengembangkan pengertian dan kemauan baik (goodwill) publiknya serta untuk memperoleh opini publik yang menguntungkan atau untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan publik (Soemirat dan ardianto,II00II:89).


            Frank Jeffkins, dalam bukunya Public Relations mengemukakan bahwa ruang lingkup tujuan PR itu ternyata sangat luas. Melalui serangkaian pembahasan yang mendalam, maka beberapa di antaranya yang pokok adalah sebagai berikut :

            1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan perusahaan;
            2. Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan;
            3. Untuk meningkatkan bobot kualitas calon pegawai;
            4. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan;
            5. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan;
            6. Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyelengaraan suatu acara;
            7. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas,serta membuka pasar-pasar ekspor baru;
            8. Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang go public;
            9. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit setelah krisis;\
            10. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahananperusahaan dalam rangka menghadapi risiko pengambil alihan;
            11. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru;
            12. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari;
            13. Untuk memastikan para politisi bener-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan;
            14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan.

            Cutlip & Center and Canfield merumuskan fungsi Public Relations sebagai berikut:

            1. Menjunjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi)
            2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya sebagai khalayak sasaran.
            3. Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
            4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.
            5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya ata terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak (Ruslan,1998:3II)

            Menurut Onong Uchjana Effendy dirumuskan fungsi PR sebagai berikut :

            1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
            2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik eksternal maupun internal.
            3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.
            4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.

            • Digg
            • Del.icio.us
            • StumbleUpon
            • Reddit
            • RSS

            Apa Yang Dibutuhkan Public Relations Di Era Social Media?


            Public Relations (PR) adalah sebuah profesi yang sudah terbangun berpuluh-puluh tahun lalu. Ilmu ke-PR-an sudah tertata begitu bagus dan mapan, serta diajarkan di berbagai Perguruan Tinggi, baik di Jurusan Komunikasi, maupun di sekolah-sekolah khusus ke-PR-an seperti London School of Public Relations. Namun, ilmu-ilmu yang sudah mapan itu kini harus diperbarui lantaran munculnya fenomena social media seperti Facebook, Twitter, Plurk, dan sebagainya.


            Internet membuat kerja praktisi PR masa kini mengalami perubahan yang sangat luar biasa. PR masa kini bukan hanya harus lihai berhubungan dengan influencer, termasuk media, tetapi juga dituntut untuk fasih berhubungan langsung dengan konsumen. Dan kita semua paham, karakter konsumen maya sudah pasti tidak sama dengan karakter jurnalis, media atau industri media, atau karakter medium dan influencer lain.

            Konsumen yang bergabung di social media tidak butuh bahasa yang manis dan formal ala siaran pers. Yang mereka butuhkan adalah juru bicara perusahaan yang mengerti kebutuhan mereka dan sekaligus merespon keluhan mereka secepat mungkin. Konsumen juga butuh seorang praktisi PR yang bisa berinteraksi langsung dengan mereka dan melakukan percakapan. Tentu saja, ini bukan pekerjaan mudah. Apalagi praktisi PR itu wajib “berbicara” sesuai brand personality yang diwakilinya.

            Mengapa harus demikian? Sebab konsumen bebas berteriak di Internet. Produk yang mengecewakan atau cacat tak mudah ditutupi dengan taktik-taktik PR tradisional. Kita tidak bisa begitu saja mengancam dan membungkam mereka. Bahkan upaya membungkam akan menimbulkan gerakan melawan yang lebih kencang, bahkan mendapat dukungan dari konsumen lain yang merasa mendapat pengalaman yang serupa.

            Bukan hanya perilaku konsumen yang berubah dengan adanya social media. Yang juga juga berpotensi memusingkan banyak praktisi PR adalah kecepatan perubahan medium di social media. Tiga tahun lalu Friendster merajalela di Indonesia. Namun sejak setahun Facebooklah yang menjadi fenomena. Jika sebelumnya Plurk mendominasi microblogging di Indonesia,kini giliran Twitter yang lagi dipuja-puja.

            Nah, yang memusingkan para praktisi PR, perilaku konsumen di setiap media baru ini juga berbeda-beda, tergantung pada fitur yang menjadi andalannya. Apa boleh buat, praktisi PR juga harus berpacu melawan kencangnya laju perkembangan media online di soial media ini.

            Tidak mengherankan bila sekarang sedang tren lowongan pekerjaan untuk posisi PR, terutama di konsultan dan agency, ditambahi dengan kualifikasi “familiar dengan social media, dan media online”.

            Jika anda ingin tetap mengkilap di dunia ke-PR-an masa kini, saya rekomendasikan untuk segera memiliki kompetensi di tiga bidang di bawah ini:

            Komunikasi

            Ini kemampuan wajib tentunya. Tapi perlu ditekankan bahwa kompetensi komunikasi yang dimiliki buka hanya sekedar kemampuan untuk membuat siaran pers dan berhubungan dengan media. Komunikasi disini adalah kemampuan untuk menulis ala internet dengan bahasa yang kasual, sebuah revolusi komunikasi lisan yang ditulis. Sebuah kemampuan komunikasi bukan hanya mampu menulis yang baik, tapi mampu berinteraksi dengan konsumen.

            Pemasaran

            Para praktisi PR pada akhirnya juga harus mengerti konsep-konsep pemasaran. Ketika PR harus berhubungan langsung dengan konsumen, maka ilmunya harus diperluas dengan ilmu pemasaran. Konsep 4P (kalau bisa malah sampai 7P) sebaiknya semakin dipahami, sehingga lebih mudah berkomunikasi dengan konsumen. Di era social media, apa boleh buat, batas antara peran PR dan Marketing semakin kabur.

            Praktisi PR kini juga harus bisa menganalisis, medium mana di internet dimana mereka harus terjuni. Mereka mau tak mau harus belajar mengenai tren perilaku konsumen di Online, dan bagaimana mendekati mereka.

            Teknologi

            Praktisi PR pada akhirnya harus update dengan teknologi terbaru. Mereka harus terus mengikuti perkembangan teknologi. Bila sekarang sedang tren Twitter, maka mereka harus terjun ke dalamnya biar mengerti bagaimana sebenarnya Twitter itu. Apa yang bisa dilakukan, aplikasi apa saja yang ada di Twitter yang bisa mendukung pekerjaan mereka.

            Praktisi PR juga wajib mempelajari Facebook. PR harus mengerti apa beda Profile Page, Fans Page, Groups, dan Causes di Facebook, termasuk memantau perkembangan yang sangat pesat. Fans Page Facebook misalnya, terus menerus mengalami perubahan dan perbaikan yang bermanaaf untuk komunikasi merek. Pada saat yang sama praktisi PR juga perlu memahami aplikasi Facebook yang juga berkembang sangat cepat. Dengan memahami teknologi ini, praktisi PR diharapkan memahami implikasi aplikasi baru tersebut terhadap perusahaan dan merek yang ditangani.

            Ketiga kemampuan itu, saya yakin, harus menyatu dalam diri praktisi PR masa kini dan masa depan.

            • Digg
            • Del.icio.us
            • StumbleUpon
            • Reddit
            • RSS

            AUDIT Public Relation : Part 2

            Artikel ini adalah lanjutan dari pembahasan mengenai audit humas yang pertama. Disini, kita akan membahaas mengenai mengapa dilakukan AUDIT PR, dan bagaimana PROSES AUDIT PR itu sendiri? ALASAN DILAKUKAN AUDIT PR : (diambil dari handout perkuliahan audit humas universitas padjadjaran Oleh : Evie Ariadne) Masih bingung, mengapa suatu perusahaan membutuhkan audit PR? Audit PR dilakukan disaat PRO (Public Relations Officer) baru menjabat dalam pekerjaannya. Audit akan memberi informasi kekuatan, dan kelemahan PR, menjelaskan tujuan PR, menentukan fungsi PR, dan menunjukan nilai potensian dari program PR. Disaat PRO merencanakan program-program kegiatan, audit dapat membantu PRO mengenali manajemen melalui persepsi dari luar dan mendorong ke arah suatu PERUBAHAN. Ketika CEO baru, audit membantu mengetahui prioritas program-program baru yang akan dilaksanakan dan sikap publik terhadap lembaga Terjadi perubahan dalam kondisi keungan dan ingin menyusun anggaran belanja untuk kegiatan kegiatan lemabga umumnya dan PR khususnya. Seperti terjadi turun naik penghasilan yang drastis, perubahan deviden, perubahan anggaran untuk bagian atau kegiatan PR. Ketika lembaga melakukan perubahan arah, audit akan memberi pentunjuk apakah harus melakukan GO PUBLIC, MERGER, AKUSISI, dan PENEKANAN PRODUK atau JASA Terjadi perubahan besar dalam struktur lembaga, seperti keberhasilan yang diraih, pengaturan manajemen baru, dan penata ulang bagian biro. Audit akan menyiagakan pimpinan dalam menghadapi perubahan yan diterima dari publik dalam dan luar Ketika diperlukan peninjauan ulang identitas atau kampanye uklan yang dilakukan PR, audit membantu dalam menentukan arah baru disaat PRO memerlukan kejelasan mandat dari pimpinan, audit memberikan objektivitas yang diperlukan. ketika perlu ditetapkan sebuat patok branding/brenchmark untuk tolak ukur itu sendi dan untuk mengukur kemajuan tahunan/berkalan untuk menyusun kembali prioritas perencanaan Disaat perlu membangun landasan dan latar belakang guna pengembangan kebijakan dan perencanaan program baru AUDIT PUBLIC RELATIONS = PROSES PUBLIC RELATIONS. Masih ingat, model proses PR yang dibuat oleh Cutlip&Center, pada bukunya Effective PR. Ini adalah model yang paling sering digunakan oleh praktisi PR, untuk merencanakan suatu PR Plan. Pada model ini terdapat 4 tahap penting yaitu; Defining Public Relations Problem (Situation Analysis: What is Happening Now), Planning and Programming (Strategy: What Should we do and say and WHY?), Taking action and Communicatiing (Implementation : How and when do we do and say it?), terakhir Evaluation the Program (Assessment : How did we do?) Mendefinisikan masalah : dilakukan melalui penelitian dengan menganalissi situasi berupa pemahaman, opini, sikap, dan perilaku public terhadap lembaga. PERTANYAANNYA: agar yang terjadi sekarang bertolak dari hasil. Fact Finding ini dapat dirumuskan permasalahan secara akurat Planning Programming : Dari rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang disesuaikan juga dengan kepentingan public. PERTANYAANNYA, apa yang harus dilakukan? Dan apa yang akan dikatakan? Dan mengapa melakukan ini? Tahap pelaksanaan/implementasi dan komunikasi : ditahap ini PRO harus mengkomunikasikan pelaksanaan program secara menarik sehingga mampu mempengaruhi sikap publiknya yang mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. PERTANYAAN : bagaimana dan kapan akan dikerjakan dan bagaimana menjelaskannya Tahap ini melakukan penilaian terhadap hasil pelaksanaan program dari perencanaan, pelaksanaan program, pengkomunikasian samapai keberhasilan akan kegagalan yang terjadi dari program tersebut. PERTANYAAN : bagaimana kita mengerjakannya? Selain 4 tahap PR diatas, kita juga bisa memakai tahap lainnya : Joyce F Jones Said : FINDING OUT WHAT WE THINK Ini adalah sebuah wawancara dengan manajemen puncak dan dalam beberapa hal juga manajemen menengah untuk melihat kekuatan dan kelemahan dalam perusahaan, pulik relevan dan amsalah2 yang relevan dieksplorasi FINDING OUT WHAT THEY THINK Penelitian dilakukan untuk menentukan kedekatan pandangan public dengan pandangan perusahaan EVALUATING THE DISPARITY Sebuah neraca kehumasan yang menggambarkan asset, kemampuan, kekuatan, dan kelemahan dirancang berdasarkan analisis perbedaan yang didapat dari langkah pertama dan kedua RECOMMENDING Sebuah program kehumasan yang lengkap dirancang untuk mengurangi perbedaan yang didapat dalam langkah pertama da kedua

            • Digg
            • Del.icio.us
            • StumbleUpon
            • Reddit
            • RSS

            AUDIT Public Relation : Part 1

            Alhamdulillah, akhirnya setelah sekian lama tidak menulis, saya memutuskan untuk menulis tentang dunia komunikasi kembali. Hi, teman-teman pelajar komunikasi (khusunya Public Relations), Kali ini saya ingin membahas tentang Audit Public Relations. WHY ORGANIZATION NEED AUDIT PUBLIC RELATIONS? Mari kita mulai dari asal katanya terlebih dahulu, dimana Audit adalah pemeriksaan dan pengujian laporan keuangan. Lalu mengapa, kalau ditujukan untuk masalah financial, kita sebagai orang PR juga butuh audit? Menurut Webster’s New World Dictionary, audit itu meliputi 5 Aspek : Pengujian&Pemeriksaan atas rekenin Koran/laporan kengan untuk memastikan kebenarannya. Pemberesan atau penyesuaian rekening rekening yang diuji dan disesuaikan pernyataan akhir dari para auditor tentang suatu rekening setiap pengujian & evaluasi seksama atas sebuah persoalan Nah, financial things berhubungan dari butir 1 sampai butir 4, sedangkan sebagai orang PR, mari kita lihat BUTIR KE 5. Pengertian butir ke 5, mengandung makna semua aspek yang dianggap penting dalam suatu sistem kerja yang dapat di audit. ARTINYA, sistem komunikasi pun sebagai salah satu aspek dalam suatu sistem kerja, juga bisa di audit seperti halnya sistem pemasaran, sistem organisasi, dan lainnya. BACK TO DEFINITION OF PUBLIC RELATIONS. Suatu proses audit, memiliki hubungan yang erat dengan komunikasi khusunya PR. Kalau kita lihat dari salah satu definisi yang diutarakan oleh bapak J.C Seidel, yaitu ”PUBLIC RELATIONS ADALAH USAHA MANAJEMEN UNTUK MEMPEROLEH PENGERTIAN DAN GOODWILL DARI PARA PELANGGAN, PEGAWAI, DAN PUBLIK PADA UMUMNYA. KEDALAM DENGAN MENGADAKAN ANALISIS DAN PERBAIKAN-PERBAIKAN TERHADAP DIRI SENDIRI, DAN KELUAR MENGADAKAN PERNYATAAN-PERNYATAAN” Mengapa mengambil definisi dari J.C Seidel? Dalam Audit PR, kita melakukan suatu riset komperhensif mengenai suatu perusahaan. Tidak selalu ada masalah dalam perusahaan tersebut, namun pasti ada saja yang sesuatu yang harus diseldiki, baik itu CEO, Karyawan, event, customer, dan lain lain. Hey, we look like Communication Intellegent Agency, huh? (CIA ) Kembali lagi pada pengertian J.C Seidel, dimana kita sebagai PR, tentu saja tujuan utamannya adalah menciptakan GOODWILL dan pengertian public (baik internal mau pun eksternal). -> DENGAN MENGADAKAN ANALISIS. Nah, analisis disini yang mau saya BOLD. Karena, AUDIT PR memang membutuhkan analisis terhadap diri sendiri (COMPANY), dan mengemukakan pernyataan-pernyataan pada public, tentunya dengan solusi atas suatu masalah yang terjadi pada perusahaan tersebut Jadi, apakah suatu perusahaan butuh Audit Public Relations? Jawabannya YA. Tentu saja, untuk menjaga keseimbangan, keselarasan, dan kenyamanan komunikasi dalam perusahaan, suatu perusahaan butuh Audit PR. WHAT THE PURPOSE OF AUDIT PUBLIC RELATIONS? Tujuan Audit PR adalah untuk mengetahui POSISI PR dalam suatu organisasi secara komperhensif sehingga dapat diancang kegiatan humas selanjutnya Apa hanya sebatas itu saja? Jawabannya adalah TIDAK. Tujuan khusus audit PR : Untuk meningkatkan KINERJA PR melalui peningkatan efektivitas program-programnya. Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman organisasi (SWOT)

            • Digg
            • Del.icio.us
            • StumbleUpon
            • Reddit
            • RSS

            Model-Model Komunikasi

            TEORI – TEORI KOMUNIKASI PADA TAHAP AWAL
            Menurut Effendy (2003) teori dan model komunikasi yang tampil pada tahun awal sekitar dekade 1940-an dan 1950-an adalah sebagi berikut :
            1. Lasswell’s Model (Model Lasswell)
            Teori komunikasi yang dianggap paling awal (1948). Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who says in which channel to whom with what effect (Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik : Lasswell itu merupakan unsur-unsur proses komunikasi yaitu Communicator (komunikator), Message (pesan), Media (media), Receiver (komunikan/penerima), dan Effeck (efek).
            Adapun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut :
            The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan)
            The correlation of the parts of society in responding to the environment (korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi lingkungan).
            The transmission of the social heritage from one generation to the next (transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain).


            2. S-O-R Theory (Teori S-O-R)
            Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi.
            Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;
            Pesan (stimulus, S)
            Komunikan (organism, O)
            Efek (Response, R)
            Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : (a) perhatian, (b) pengertian, dan (c) penerimaan.
            Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
            Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
            3. S-M-C-R model (Model S-M-C-R)
            Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari Source yang berarti sumber atau komunikator ; M singkatan dari Message yang berarti pesan ; C singkatan dari Channel yang berarti saluran atau media, sedangkan R singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau komunikan.
            Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu yang berarti saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah lambang, misalnya bahasa, kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang dieprgunakan khusus dalam komunikasi tatap muka face-to-face communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media nir-massa, misalnya, surat, telepon atau poster. Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media saja, misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bemedia seorang komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media primer dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan.
            4. The Mathematical Theory of Communication (Teori Matematika Komuikasi)
            Teori matematikal ini acapkali disebut model Shannon dan Weaver, oleh karena teori komunikasi manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari gagasan Claude E. Shannon dan Warren Eaver. Shannon pada tahun 1948 mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi permesinan (engineering communication), yang kemudian bersama Warren pada tahun 1949 diterapkan pada proses komunikasi manusia (human communication).
            Sumber informasi (information source) memproduksi sebuah (message) untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain-lain. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancara kepada penerima (receiver). Dalam percakapan sumber informasi adalah benak (brain) pemancar adalah mekanisme suara yang menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara.
            5. The Osgood and Schramm Circular Model (Model sirkular Osgood dan Schramm)
            Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses linier, model Osggod dan Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan lainnya adalah apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan perkataan lain komunikator dan komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pad perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi.
            Shannon dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmiting) dan pada sisi pemnerimaan (receiving ) dari proses.
            Pada Schramm dan Osgood ditunjukkan fungsinya yang hampir sama. Digambarkannya dua pihak berperilaku sama, yaitu encoding atau menajdi, decoding atau menjadi balik, dan interpreting atau menafsirkan.
            6. Dance’Helical Model (Model Helical Dance)
            Model komunkasi helical ini dapat dikaji sebagai pengembangan dari model sirkular dari Osggod dan Schramm. Ketika membandingkan model komunikasi linier dan sirkular, Dance mengatakan bahwa dewasa ini kebanyakan orang menganggap bahwa pendekatan sirkular adalah paling tepat dalam menjelaskan proses komunikasi.
            Heliks (helix), yakni suatu bentuk melingkar yang semakin membesar menunjukkan perhatian kepada suatu fakta bahwa proses komunikasi bergerak maju dan apa yang dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi komunikasi yang datang menyusul. Dance menggarisbawahi sifat dinamik dari komunikasi
            Proses kounikasi, seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur-unsur, hubungan-hubungan dan lingkungan-lingkungan yang terus menerus berubah. Heliks menggambarkan bagaimana aspek-aspek dri proses berubah dari waktu ke waktu.
            Dalam percakapan ,misalnya bidang kognitif secara tetap membesar pada mereka yang terlibat. Para aktor komunikasi secara sinambung memperoleh informasi mengenai topik termasa tentang pandangan orang lain, pengetahuan dan sebagainya.
            7. Newcomb’ABX Model (Model ABX Newcomb)
            Pendekatan komunikasi yang berdasarkan pada pendekatan seorang pakar psikolog sosial berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk yang paling sederhana dari kegiatan komunikasi seseorang A menyampaikan informasi kepada orang lain B mengenai sesuatu X. Model ini menyatakan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya membentuk sistem yang meliputi empat orientasi.
            Seperti dikutip Effendy (2003) menurut Severin dan Tankard (1992) pada model newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif dimana orang-orang mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya.
            8. The Theory of Cognitive Dissonance (Teori Disonansi Kognitif)
            Istilah disonansi kognitif dari teori yang ditampilkan Festinger ini berarti ketidaksesuain antara kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Orang yang mengalami disonansi akan beruapaya mencari dalih untuk mengurangi disonansinya. Pada umunya orang berperilaku ajeg atau konsisten dengan apa yang diketahuinya. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sering pula seseorang berperilaku tidak konsisten seperti itu. Jika seseorang mempunyai informasi atau opini yang tidak menuju ke arah menjadi perilaku, maka informasi atau opini itu akan menimbulkan disonansi dengan perilaku.
            9. Innoculation Theory (Teori Inokulasi)
            Teori inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh Mcguire ini mengambil analogi dari peristiwa medis. Orang yang terserang penyakit cacar, polio disuntik. Diberi vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya. Demikian pula halnya dengan orang yang tidak memiliki informasi mengenai suatu hal atau tidak menyadari posisi mengenai hal tersebut, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasi atau dibujuk. Suatu cara untuk membuatnya agar tidak mudah kena pengaruh adalah ”menyuntiknya” dengan argumentasi balasan (counterarguments).
            10. The Bullet Theory of Communication (Teori Peluru)
            Teori peluru ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi massa yang oleh para teoritis komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory yang dapat diterjemahkan sebagai teori jarum suntik.

            • Digg
            • Del.icio.us
            • StumbleUpon
            • Reddit
            • RSS

            Model Komunikasi menurut para ahli


            Sebelumnya udah ada ne tentang model- model komunikasi..tapi knapa yakk gw masii post lagi ne model..tap gpp dah biar temen2 tambah pinta dan juga nambah referensi juga kali ajah berguna untuk tugas2 dari dosen hee...nah yaudah ane mulai ye..!!

            Menurut Om Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam “dunia nyata”.

            B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari fenomena yang dijadikan model.

            Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. mengatakan bahwa model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori

            FUNGSI DAN MANFAAT MODEL

            Gordon Wiseman dan Larry Barker, mengemukakan bahwa model kamunikasi mempunyai tiga fungsi :

            1. Melukiskan proses komunikasi,

            2. Menunjukkan hubungan visual,

            3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.

            Deutsch menyebutkan bahwa model itu mempunyai empat fungsi :

            1. Mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati,

            2. Heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui),

            3. Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan seberapa banyak,

            4. Pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi,

            MODEL-MODEL KOMUNIKASI : SUATU PERKENALAN

            Sejauh ini terdapat anyak sekali model komunikasi yang telah dibuat pakar komunikasi. Maka disini kita “hanya” akan membahas sebagian kecil saja dari sekian banyak model komunikasi tersebut :

            v Model S – R

            Model stimulus – respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi behavioristik.

            Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat nonverbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi.

            Contoh : Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil senyum-senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah teriak “apa liat-liat, nantang ya?” lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda merasa cintanya bertepuk sebelah tangan dan anda ingin bunuh dia.

            v Model Aristoteles

            Model ini adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Model ini sering disebut sebagai seni berpidato.

            Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda (etos-kererpercayaan anda), argumen anda (logos-logika dalam emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persuatif suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampainnya.

            Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis.

            v Model Lasswell

            Model ini berupa ungkapan verbal, yaitu :

            Who

            Says What

            In Which Channel

            To Whom

            With What Effect

            Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu :

            1. Pengawasan Lingkungan – yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan.

            2. Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan,

            3. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

            Akan tetapi model ini dikritik karena model ini mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan. Model ini juga terlalu menyederhanakan masalah.

            v Model Shannon dan Weaver

            Model yang sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menyiptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima.

            Konsep penting Shannon dan Weaver adalah :

            Gangguan (noise), Setiap rangsangan tambahan dan tidak dikendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.

            Konsep lain yang ikut andil adalah entropi dan redundasi serta keseimbangan yang diperlukan diantara keduanya untuk menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat mengatasi gangguan dalam saluran.

            Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial, komunikasi dipandang sebagai fenomena satu arah.

            v Model Newcomb

            Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja.

            Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau simetri,karena ketidakkeseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.

            v Model Westley dan Maclean

            Menurut pakar ini, perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi antarpribadi, dalam komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda. Sumber dalam komunikasi antar pribadi dapat langsung memanfaatkan umpan balik dari penerima sedangkan dalam komunikasi massa sumber misalnya penceramah agama, calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik.

            Konsep pentingnya adalah Umpan balik, Perbedaan dan kemiripan komunikasi antarpribadidengan komunikasi massa. Pesan ini juga membedakan pesan yang bertujuan dan pesan yang tidak bertujuan.

            v Model Gerbner

            Model verbal Gerbner adalah :

            1. Seseorang ( sumber, komunikator )

            2. Mempersepsi suatu kejadian

            3. Dan bereaksi

            4. Dalam suatu situasi

            5. Melalui suatu alat

            6. Untuk menyediakan materi

            7. Dalam suatu bentuk

            8. Dan konteks

            9. Yang mengandung isi

            10. Yang mempunyai suatu konsekuensi

            v Model Berlo

            Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor :

            1. Keterampilan komunikasi

            2. Sikap

            3. Pengetahuan

            4. Sistem sosial

            5. Budaya

            Salah satu kelebihan model ini adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model ini bersifat heuristik (merangsang penelitian).

            v Model DeFleur

            Source dan Transmitter adalah dua fase yang berbeda yang dilakukan seseorang, fungsi receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan.

            Menurut DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons internal terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.

            v Model Tubbs

            Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal, juga non verbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan.

            Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.

            v Model Gudykunst dan Kim

            Merupakan model antar budaya, yakni komunikasi antara budaya yang berlainan, atau komunikasi dengan orang asing.

            Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan suatu proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategprikan menjadi faktor-faktor budaya, sosial budaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.

            v Model Interaksional

            Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut pengambilan peran orang lain. Diri berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan dan terus berlanjut hingga kelingkungan luas dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan.

            • Digg
            • Del.icio.us
            • StumbleUpon
            • Reddit
            • RSS

            Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

            FAKTOR-FAKTOR PERSONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA

            Ada dua macam psikologi sosial. 
            Psikologi sosial dengan huruf P besar
            psikologi sosial dengan huruf S besar

            Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial. Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal),dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).

            McDougall menekankan pentingnya faktor personal dalam menentukan interaksi sosial dalam membentuk perilaku individu. Menurutnya, faktor-faktor personallah yang menentukan perilaku manusia.


            Menurut Edward E. Sampson, terdapat perspektf yang berpusat pada persona dan perspektif yang berpusat pada situasi. Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor internal apakah, baik berupa instik, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar terdapat dua faktor.
            Faktor Biologis
            Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. Pentingnya kita memperhatikan pengaruh biologis terhadap perilaku manusia seperti tampak dalam dua hal berikut.
            Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan perngaruh lingkungan atau situasi.
            diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia, yang lazim disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting dari motif biologis adalah kebutuhan makan-minum dan istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya.



            Faktor Sosiopsikologis
            Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
            Komponen Afektif

            merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.
            Komponen Kognitif
            Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
            Komponen Konatif
            Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.


            PERTANYAAN!!

            Jelaskan tentang Perspektif yang berpusat pada situasi!

            MOTIF SOSIOGENESIS

            Motif sosiogenesis disebut juga dengan motif sekunder sebagai lawan motif primer (motif biologis). Berbagai klasifikasi motif sosiogenesis :


            W.I Thomas dan Florian Znanieckci :

            1. Keinginan memperoleh pengalaman baru
            2. Keinginan untuk mendapatkan respons
            3. Keinginan akan pengakuan
            4. Keinginan akan rasa aman

            David McClelland :
            Kebutuhann berprestasi (need for achievement)
            Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation)
            Kebutuhan berkuasa (neef for power)

            Abraham Maslow :
            Kebutuhan akan rasa aman (safety needs)
            Kebutuhan akan keterikatan dan cinta (belongingness and love needs)
            Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)
            Kebutuhan untuk pemenuhan diri (self-actualization)

            Melvin H.Marx :
            Kebuthan organismis :
            Motif ingin tahu (curiosity)
            Motif kompetensi (competence)
            Motif prestasi (achievement)
            Motif-motif sosial :
            Motif kasih sayang (affiliation)
            Motif kekuasaan (power)
            Motif kebebasan (independence)


            Motif sosiogenesis dapat dijelaskan dibawah ini :

            1. Motif ingin tahu : mengerti menata dan menduga. Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya.
            2. Motif kompetensi : setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu mengatasi persoalan kehidupan apapun
            3. Motif cinta : sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi pertumbuhan kepribadian.

            4. Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas : erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk menunjukan eksistensi di dunia ini.

            5. kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna hidup : Dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan atau memberikan makna pada kehidupannya.

            6. Kebutuhan akan pemenuhan diri : Kita bukan saja ingin mempertahankan hidup, kita juga ingin meningkatkan kualitas kehidupan diri kita; ingin memenuhi peotensi-potensi kita.


            PERTANYAAN!!

            Jika motif sosiogenesis mempunyai peranan yang penting dalam membentuk perilaku sosial, mengapa disebut motif sekunder?

            KONSEPSI MANUSIA DALAM PSIKOANALISIS


            Sigmund Freud, pendiri psikoanaliss adalah orang yang pertama berusaha merumuskan psiologi manusia. Ia memfokuskan perhatiannya kepada totalitas kepribadian manusia.

            Menurut Freud perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsitem dalam kepribadian manusia :
            Id
            Id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), ingin memenuhi kebutuhannya. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat manusia hewani.
            Ego
            Ego berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas dunia luar. Ego adalah mediator anatara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego dapat menundukan manusia terhadap hasrat hewaninya.
            Superego
            Superego adalah polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Superego adalah hati nurani (conscience) yang merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural masyarakatnya. Ia memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam bawah sadar.
            Dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (Id), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial (superego).

            PERTANYAAN!!

            Sebutkan contoh perilaku orang yang mencerminkan Id, Ego, dan Superego!


            TEORI BEHAVIORISME


            Teori Behaviorisme Adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan.Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus).

            Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

            Edward Edward Lee Thorndike (1874-(1874-1949))

            Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi anatara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori Trial dan Error. Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error Yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon terhadap berbagai situasi, adal eliminasai terhadap berbagai respon yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.

            Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936)
            Teori pelaziman klasik

            Adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respons terkondisikan.


            Skinner (1904-1990)
            Skinner menganggap reward(penghargaan) dan rierforcement(peneguhan) merupakan factor penting dalan belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. Operans conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.

            Albert Bandura (1925-sekarang)
            Ternyata tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan pelaziman. Bandura menambahkan konsep belajar sosial (social learning). Ia mempermasalahkan peranan ganjaran dan hukuman dalam proses belajar.

            Behaviorsime memang agak sukar menjelaskan motivasi. Motivasi terjadi dalam diri individu, sedang kaum behavioris hanya melihat pada peristiwa-peristiwa eksternal. Perasaan dan pikiran orang tidak menarik mereka. Behaviorisme muncul sebagai reaksi pada psikologi ”mentalistik”.



            (Tidak ada pertanyaan karena kelompok sendiri)

            Format Diskusi

            Psikologi Komunikasi

            Diskusi Meja Bundar :

            Kelebihan :

            - menyebabkan arus komunikasi yang bebeas di antara anggota-anggota kelompok

            - terjadi jaringan komunikasi semua saluran

            - memudahkan partisipasi spontan yang lebih demokratis daripada susunan meja segi empat yang lebih otokratis dan kaku

            - memungkinkan individu berbicara kapan saja tanpa ada agenda yang tetap.

            - Mengisyaratkan waktu yang tidak terbatas dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi.

            - Lebih informal


            Kekurangan:

            - Sifatnya terbatas

            - Tidak dapat digunakan dalam diskusi yang bersifat formal.


            Contoh : Diskusi dalam belajar kelompok


            Simposium :

            Kelebihan :

            - Simposium menyajikan informasi untuk dijadikan suber rujukan khalayak dalam mengambil keputusan pada waktu yang akan datang

            - Informasi diklasifikasikan berdasarkan urutan logis, perbedaan titik padang, atau pemecahan alternatif

            - Setiap bagian dari pokok bahasan diulas oleh seorang pembicara pada waktu yang sudah ditentukan

            - Hadirin dapat mendiskusikannya dalam forum yang diatur oleh moderator, sehingga proses diskusinya pun menjadi sangat teratur dan rapi.

            - Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.

            - Dapat mengemukakan informnasi banyak dalam waktu singkat.

            - Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi sidang lebih menarik.

            - Dapat direncanakan jauh sebelumnya.


            Kekurangan :

            - Kurang spontanitas dan kneatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.

            - Kurang interaksi kelompok.

            - Menekankan pokok pembicaraan.

            - Agak terasa formal.

            - Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.

            - Sulit mengadakan kontrol waktu.

            - Secara umum membatasi pendapat pembicara.

            - Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.

            - Cenderung dipakai secara berlebihan.


            Contoh : Konfrensi Pers


            Diskusi Panel :

            Kelebihan :

            - Membangkitkan pikiran.

            - Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.

            - Mendorong ke analisis lebih lanjut.

            - Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat membelajarkan orang lain.


            Kelemahan :

            - Mudah tersesat bila moderator tidak terampil.

            - Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.

            - Tidak memberi kesempatan peserta untuk berbicara.

            - Cenderung menjadi serial pidato pendek.

            - Membutuhkan persiapan yang cukup masak.


            Contoh : Diskusi panel, biasanya untuk membahas suatu hal yang membutuhkan banyak pembicara (panelis I, Panelis II, Panelis III). Misalnya ketika terdapat diskusi tentang “pengelolaan sampah di bandung”, maka panelis2nya adalah orang-orang yang berhubungan dengan masalah tersebut dengan jabatan yang berbeda.


            Kolokium :

            Kelebihan :

            - Memberian kesempatan kepada wakil-wakil khalayak untuk mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang atau beberapa orang ahli

            - Bersifat teratur dan formal


            Kekurangan :

            - Diskusi diatur secara ketat oleh moderator sehingga penanya tidak dapat bertanya dengan leluasa

            - Ahli biasanya hanya diizinkan menjawab pertanyaan, tidak boleh bertanya.


            Contoh : di amerika biasanya terdapat perdebatan terbuka antar calon presiden ”public debate”


            Forum (ceramah)

            Kelebihan :

            - Menambah pandangan dengan reaksi pengunjung.

            - Dapat dipakai terutama pada kelompok yang besar.

            - Dapat dipakai untuk menyajikan keterampilan yang banyak dalam waktu singkat.

            - Pergantian pembicara menambah vaniasi.

            - Reaksi pengunjung mendorong pengunjung untuk mendengarkan dengan lebih banyak perhatian.


            Kelemahan :

            - Membutuhkan banyak waktu.

            - Pribadi masing-masing pembicara dapat memaksakan pada materi yang kurang tepat.

            - Tanggapan dari kelompok tertunda.

            - Sulit mengendalikan waktu.

            - Periode forum mudah terulur.

            Contoh : Komunikator menggabungkan pertanyaannya sendiri, pertanyaan dari khalayak dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang digabungkan untuk menghasilkan suatu diskusi terbuka yang informatif dan menghibur.


            Prosedur Parlementer
            Kelebihan :

            - diskusi akan berjalan sangat teratur karena terdapat peraturan tata tertib selama mengadakan diskusinya.

            - secara ketat memaksa kelompok mendiskusikan hanya satu persoalan pada satu saat

            Kekurangan :

            - hanya dengan suara dua pertiga diskusi dapat dihentikan

            - yang boleh bicara diatur oleh ketua. Sehingga orang lain yang mempunyai ide-ide kreatif akan tersendat bila tidak ditunjuk oleh ketuanya.

            - Segala hal ditentukan dalam sidang sehingga, sudah dapat diramalkan waktu bicara seseorang.

            Contoh : Sidang di Parlemen

            Sensasi, Persepsi, Memori

            Psikologi Komunikasi

            1.1 Sensasi

            Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”


            Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor (misalnya, organ vestibular).


            1.2 Persepsi


            Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.


            Perhatian (Attention)

            Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth E. Andersen)


            Faktor Eksternal Penarik Perhatian

            Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter) dan sifat-sifat yang menonjol, seperti :
            Gerakan secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
            Intensitas Stimuli, kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain
            Kebauran (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian.
            Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian.


            Faktor Internal Penaruh Perhatian

            Apa yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari faktor-faktor yang ada dalam diri kita. Contoh-contoh faktor yang memengaruhi perhatian kita adalah :
            Faktor-faktor Biologis
            Faktor-faktor Sosiopsikologis.
            Motif Sosiogenis, sikap, kebiasaan , dan kemauan, memengaruhi apa yang kita perhatikan.

            Kenneth E. Andersen, menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.
            Perhatian itu merupakan proses aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
            Kita cenderung memerhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan kita.
            Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikat, nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita.
            Kebiasaan sangat penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
            Dalam situasi tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan
            Walaupun perhatian kepada stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan lebih hidup dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepi kita akan betul-betul cermat.
            Perhatian tergantung kepada kesiapan mental kita,
            Tenaga-tenaga motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian dan persepsi.
            Intesitas perhartian tidak konstan
            Dalam hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian juga tidak konstan.
            Usaha untuk mencurahkan perhatian sering tidak menguntungkan karena usaha itu sering menuntut perhatian
            Kita mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
            Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik dan memertahankan perhatian


            Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi

            Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk apa yang ingin kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memeberikan respons pada stimuli itu.


            Kerangka Rujukan (Frame of Reference)

            Sebagai kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang berkaitan dengan persepsi objek. Dalam eksperimen psikofisik, Wever dan Zener menunjukan bahwa penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergantung pada rangkaian objek yang dinilainya. Dalam kegiatan komunikasi kerangka rujukan memengaruhi bagaimana memberi makna pada pesan yang diterimanya.


            Faktor-faktor Struktural yang Menentukan Persepsi

            Faktor-faktor structural berasal semata-mara dari sifar stimuli fisik dan ekfek-efek saraf yang ditimbulkanny pada system saraf individu. Para psikolog Gestalat, seperti Kohler, Wartheimer, dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat structural. Prinsip-prinsip ini kemundian terkenal dengan nama teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Dengan kata lain, kita tidak melihat bagian-bagiannya. Jika kia ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan


            ***

            Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi, menjadi empat bagian :
            Dalil persepsi yang pertama : Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Berarti objek-objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi
            Dalil persepsi yang kedua : Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
            Dalil persepsi yang ketiga : Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan diperngaruhi oleh keanggotaan kelompolmua dengan efek berupa asimilasi atau kontras.
            Dalil persepsi yang keempat : Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.


            Pada persepsi sosial, pengelompokan tidak murni structural; sebab apa yang dianggap sama atau berdekatan oleh seorang individu, tidaklah dianggap sama atau berdekatan dengan individu yang lainnya. Dalam komunikasi, dalil kesamaan dan kedekatan ini sering dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan kredibilitasnya, atau mengakrabkan diri dengan orang-orang yang punya prestise tinggi. Jadi, kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan stimuli ditangapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Kecenderungan untuk mengelompokan stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan adalah hal yang universal.


            1.3 Memori


            Dalam komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam memengaruhi baik persepsi maupun berpikir. Memori adalah system yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves). Memori meleawai tiga proses:
            Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor inera dan sirkit saraf internal.
            Penyimpanan (strorage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada berserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Pe
            Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan


            Jenis-jenis Memori

            Pemanggilan diketahui dengan empat cara :
            Pengingatan (Recall), Proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
            Pengenalan (Recognition), Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta;lebih mudah mengenalnya.
            Belajar lagi (Relearning), Menguasai kembali pelajaran yang sudah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.
            Redintergrasi (Redintergration), Merekontruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.


            Mekanisme Memori

            Ada tiga teori yang menjelaskan memori :
            Teori Aus (Disuse Theory), memori hilang karena waktu. William James, juga Benton J. Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does, the poorer one’s ability to memorize” – makin sering mengingat, makin jelek kemampuan mengingat.
            Teori Interferensi (Interference Theory), Memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada menja lilin atau kanvas itu. Ada 5 hal yang menjadi hambatan terhapusnya rekaman : Interferensi, inhibisi retroaktif (hambatan kebelakang), inhibisi proaktif (hambatan kedepan), hambatan motivasional, dan amnesia.
            Teori Pengolahan Informasi ( Information Processing Theory), menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term memory (STM, memory jangka pendek; lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukan pada Long-Term Memory (LTM, memori jangka panjang)

            • Digg
            • Del.icio.us
            • StumbleUpon
            • Reddit
            • RSS